Jumat, 04 April 2014

MERAIH KEUNGGULAN UNTUK KEMAJUAN BANGSA



PENGAJIAN AKBAR PDM
SURAKARTA
MERAIH KEUNGGULAN UNTUK KEMAJUAN BANGSA
Prof. Dr.H.M. Din Syamsudin, M.A
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan

Pengampu: F. Yusuf Noor

Disusun Oleh:
Nama         : Zuli Isnawati
Kelas         : III E
NIM            : A 510120209
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013/2014

KATA PENGANTAR


             Assalamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Puji dan syukur bagi All`ah SWT Tuhan semesta alam yang melimpahkan rahmad dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul yang Menunjukkan jalan kebenaran sehingga makalah tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan dapat penulis selesaikan.
            Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata kuliah kemuhammadiyahan. Selain itu, penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengeni meraih keunggulan untuk kemajuan bangsa, pengajian yang saya hadiri pada tanggal 22 Desember 2013 lalu. Terima kasih kepada Bapak Yusuf Noor sebagai Dosen Kemuhammadiyahan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin belajar mengenai bagaimana cara memajukan bangsa, ciri-ciri bangsa yang unggul, dan lain sebagainya. Penulis sadar bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

                                               
Surakarta, 22 Januari 2014
`
                                                                                                                                    Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Muhammadiyah telah me­ma­suki usia ke-104 H / 101 M. Pada tanggal 22 Desember 2013 bertempat di Balai Muhammadiyah dalam rangka Milad Muhammadiyah yang ke 104, kurang lebih pukul 06.00 WIB saya sampai di Balai Muhammadiyah dengan teman-teman. Suasana di sana begitu sangat ramai sampai ruangan yang ada di lantai satu dan dua penuh dengan orang-orang yang menghadiri pengajian yang merupakan pengajian akbar dengan pembicara Prof. Dr.H.M. Din Syamsudin, M.A yang tak lain adalah ketua umum Muhammadiyah.
Banyak hal telah dirintis dan dikhidmatkan Muhammadiyah untuk umat dan bangsa melalui amal usaha dan amalan-amalan dakwahnya untuk kemajuan. Ada pula hal-hal yang belum tergarap dengan baik dan masih menjadi tantangan Muhammadiyah un­tuk dilaksanakan melalui misi dakwahnya. Berbagai rintangan pun telah banyak dilalui oleh Muhammadiyah dalam rentang usia yang panjang itu. Misi Muhammadiyah tersebut ditorehkan sebagai panggilan dakwah mengajak pada kebaikan, menyuruh pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar mengikuti jejak risalah Nabi Muhammad Saw sebagaimana firman Allah Sw t :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yong munkar; merekalah orang-orang yong beruntung.” (QS. Ali lmran: 04).
Namun de­mikian Muhammadiyah te­gak berdiri dan terus ber­ki­prah tak kenal lelah untuk men­ce­rahkan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan uni­versal. Meskipun kadang ha­rus menghadapi rintangan, ter­ma­suk pada sebagian hal di­abaikan atau disalah mengerti oleh semua kalangan, Mu­ham­madiyah tetap berjuang me­ng­emban misi dakwah dan tajdid, sehingga sejarah membuktikan betapa Muhammadiyah lahir dan berkiprah untuk membawa negara dan bangsa ini menuju baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur serta mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil-’alamin.
Muhammadiyah mengajak pemerintah di seluruh tingkatan untuk semakin meningkatkan komitmen dan kesungguhan dalam memajukan bangsa, disertai sikap mengedepankan keadilan dan kejujuran, berdiri di atas semua golongan, tidak partisan, bermitra dengan seluruh komponen bangsa termasuk Muhammadiyah, dan mampu menunjukkan jiwa kenegarawanan yang utama. Berdasarkan alasan yang dikemukaan diatas terutama tentang kemajuan bangsa, maka saya tertarik untuk membuat karya tulis yang berjudul “MERAIH KEUNGGULAN UNTUK KEMAJUAN BANGSA”.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa definisi bangsa?
2.      Ciri-ciri bangsa yang unggul?
3.      Bagaimana cara membangun bangsa yang baik menurut Muhmmadiyah?
4.      Apa saja kriteria bangsa yang unggul menurut Muhammadiyah dalam Al-Qur’an?
C.  Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui definisi dari bangsa.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri bangsa yang unggul.
3.      Untuk mengetahui cara membangun bangsa yang baik menurut Muhmmadiyah.
4.      Untuk mengetahui kriteria bangsa yang unggul menurut muhammadiyah.

D.  Manfaat
1.    Manfaat bagi Pendidik.
Untuk menambah informasi mengenai berbagai macam tentang meraih keunggulan untuk kemajuan bangsa agar menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang baik. Sebagai referensi untuk membuat karya tulis selanjutnya.
2.    Manfaat bagi Peserta Didik.
Menambah wawasan dan cakrawala tentang meraih keunggulan untuk kemajuan bangsa.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Bangsa.
Hubungan kerja sama manusia yang ada akan membentuk suatu masyarakat sehingga akhirnya terbentuk suatu bangsa. Oleh karena itu, semua manusia adalah bagian dari suatu bangsa. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita mengenal adanya istilah bangsa dan suku bangsa. Kita hidup di masyarakat dan menjadi bagian dari suatu bangsa ataupun suku bangsa.
Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata ”nation” (dalam bahasa Inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa. Seiring perkembangan zaman, maka pengertian bangsa juga mengalami perkembangan. Pada awalnya bangsa hanya diartikan sekelompok orang yang dilahirkan pada tempat yang sama. Nation dalam bahasa Indonesia, diistilahkan bangsa, yaitu orang-orang yang bersatu karena kesamaan keturunan.
Namun, istilah ini sering diperdebatkan dan dipertanyakan sehingga melahirkan berbagai teori tentang bangsa sebagai berikut.
1.      Teori Ernest Renan
Pengertian bangsa dikemukakan pertama kali oleh Ernest Renan pada tahun 1882, yang dimaksud dengan bangsa adalah jiwa, suatu asas kerohanian yang timbul dari :
a)         kemuliaan bersama di waktu lampau, yang merupakan aspek histories.
b)        keinginan untuk hidup bersama (le desir de vivre ensemble) di waktu sekarang yang merupakan aspek solidaritas, dalam bentuk dan besarnya tetap mempergunakan warisan masa lampau, baik untuk kini dan yang akan datang.
2. Otto Bauer (Jerman) Bangsa adalah kelompok manusia yag memiliki kesamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya persamaan nasib.
3.     F. Ratzel (Jerman) Bangsa terbetuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).
Jadi dari definisi diatas, bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakteristik dan ciri yang sama (nama, budaya, adat), yang bertempat tinggal di suatu wilayah yang telah dikuasainya atas sebuah persatuan yang timbul dari rasa nasionalisme serta rasa solidaritas dari sekumpulan manusia tersebut serta mengakui negaranya sebagai tanah airnya.

B.       Ciri-ciri Bangsa Yang Unggul Menurut Muhammadiyah.
Beberapa ciri khas bangsa unggul dimulai dari diri pribadinya yaitu :
1.    Disiplin diri.
Menjadi orang yang berdisiplin diri berarti mengendalikan hidup kita sendiri. Untuk menjadi seseorang yang unggul kita harus menjadikan disiplin diri sebagai sikap pertama yang harus kita kembangkan. Setiap orang dapat menjadi pribadi yang disiplin. Mulailah mendisiplinkan diri kita saat ini karena disiplin diri adalah pondasi dasar untuk menjadi pribadi yang unggul. Sulit rasanya membayangkan seseorang yang sukses tanpa disiplin diri yang baik.
2.    Percaya Diri.
Seseorang dengan keperyaan diri yang positif pasti bisa melakukan hal-hal yang besar. Untuk menjadi pribadi yang unggul kita harus memiliki rasa percaya diri. Karena kepercayaan diri akan menunjukan kesanggupan kita untuk meraih hasil yang terbaik. Kembangkanlah kepercayaan diri, ketahuilah kekuatan diri dan perbaikilah kelemahan-kelemahan. Mereka yang senantiasa percaya diri adalah mereka yang selalu orisinil, berani tampil sesuai karakter asli dan tanpa terpengaruh oleh intervensi luar yang merusak kepercayaan dirinya.
3.    Tekun
Untuk mengimplementasikan pribadi yang unggul kita harus memiliki sikap tekun. Ketekunan adalah suatu proses, usaha yang berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan meskipun banyak tantangan dan halanganan yang merintangi langkah-langkah kita. Karena orang-orang yang tekun selalu mampu menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi cepat atau lambat.
4.    Progresif.
Progresif adalah sikap lain yang menunjang seseorang untuk menjadi pribadi yang unggul. Dibutuhkan progresifitas untuk mengubah sesuatu hal yang sulit dan telah mengakar, kebiasaan-kebiasaan buruk dan kelemahan yang dimiliki, serta jadikan kelemahan itu sebagai motivasi untuk menjadi yang lebih baik.

5.    Tegas.
Mereka yang tegas adalah orang-orang yang fleksibel dan berani mengambil inisiatif. Mereka selalu berorientasi pada tindakan, proses dan hasil. Pribadi unggul harus memiliki kemampuan mengambil keputusan, tidak masalah keputusan seperti apa yang kita buat. Melihat ke dalam diri dan berusaha menjadi orang yang tegas akan membuat kita lebih mudah menemukan jawaban untuk mengatasi berbagai masalah yang kita hadapi. Atau untuk menentukan pilihan dari sekian banyak alternatif yang ada. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjadi seorang yang tegas.
6.    Fokus.
Dalam proses menjadi pribadi yang unggul banyak hal yang akan mengganggu usaha kita, sehingga kita perlu memiliki sikap untuk fokus terhadap setiap tujuan yang telah ditetapkan.
7.    Visioner.
Melihat kesempatan yang belum terjadi, dan berusaha merealisasikannya adalah seorang visioner. Pribadi unggul tentu memilki sifat demikian (visioner). Dalam merealisasikan kesempatan, akan berhadapan dengan banyak resiko sesuai keputusan yang telah kita ambil. Mengelola resiko tersebut memerlukan pemahaman yang utuh atas semua konsep, maka perlu menjadi seorang yang visioner, yang menghadirkan resiko untuk diantisipasi sedini mungkin. Para visioner selalu mengamati perubahan, dan selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dalam setiap perubahan tersebut.
8.    Memiliki persiapan untuk menyambut keberuntungan.
Keberuntungan adalah tentang cara kita melihat dunia. Apakah dunia yang kita hidup di dalamnya penuh tantangan dan kesempatan? Apabila iya, kita perlu sikap unggul untuk memaksimalkan tantangan dan kesempatan tersebut dengan kesiapan diri, karena persepsi sebagai orang yang beruntung akan sangat dipengaruhi oleh keyakinan kita. Ibarat permainan monopoli kesempatan dan keberuntungan selalu ada, maka persiapkanlah diri sebaik mungkin.
9.    Semangat.   
     Semangat mendorong setiap individu yang unggul untuk memiliki harapan yang tinggi dan bersedia kembali mengharapkannya meskipun ketika mengalami kegagalan. Semangat selalu mendorong orang untuk mencapai sukses.
10.     Amanah.
11.     Jujur.
12.     Berakhlaq Mulia.
13.     Mengutamakan kepentingan kelompok daripada kepentingan diri sendiri.

C.      Cara Membangun Bangsa yang Baik menurut Muhammadiyah.
Dalam hal ini Indonesia memiliki landasan pancasila sebagai dasar untuk melakukan pembangunan karakter bangsa Indonesia. Pembinaan karakter bangsa dapat di lakukan dengan Ketika suatu bangsa mulai membangun, maka yang pertama kali menjadi korban adalah kelembagaan keluarga berikut seluruh tatanan nilai kekeluargaan yang ada di dalamnya Maksud dari penyataan diatas adalah pembangunan yang dilakukan oleh suatu bangsa seringkali membutuhkan pengorbanan yang sangat besar termasuk mengorbankan keluarga atau bahkan kebersamaan dalam keluarga. Bukti nyata yang dapat dilihat terutama berada di negara - negara industri maju, dimana fenomena hilangnya kohesivitas keluarga terlihat sangat jelas sejalan dengan semakin meningkatnya modernisasi di negara-negara maju tersebut.
Aspek lain yang tidak kalah penting untuk diperhitungkan dalam melakukan pembinaan karakter bangsa adalah pengaruh dari kemajuan kapasitas berpikir manusia itu sendiri yang pada umumnya diartikulasikan dalam bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu teknologi informasi dan telekomunikasi.
Sebenarnya bangsa Indonesia telah memiliki karakter positif bangsa yang seharusnya terus ditumbuh kembangkan untuk menjadi bangsa yang unggul dalam  era globalisasi ini. Karakter positif yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia tersebut antara lain adalah karakter pejuang yang juga telah diakui oleh masyarakat internasional karena Indonesia mendaptkan kemerdekaan melalui perjuangan tumpah darah bangsa Indonesia.
Di Indonesia yang penuh dengan perjuangan ini Muhammadiyah mengajak seluruh elite bangsa untuk benar benar berkiprah optimal untuk memajukan kehidupan bangsa guna mewujudkan cita-cita nasional di seluruh bidang kehidupan. Kepada semua pihak lebih-lebih para pemimpin bangsa mari tunjukkan sikap konsisten antara kata dan tindakan, menjunjung tinggi moral yang utama, menunaikan amanat rakyat, serta memperjuangkan kepen­tingan rakyat di atas kepentingan diri, kelompok, dan golongan. Muhammadiyah mengajak pemerintah di seluruh tingkatan untuk semakin meningkatkan komitmen dan kesungguhan dalam memajukan bangsa, disertai sikap mengedepankan keadilan dan kejujuran, berdiri di atas semua golongan, seluruh komponen bang­sa termasuk Muhammadiyah, dan mampu menunjukkan jiwa kenegarawanan yang utama.
Muhammadiyah juga menyampaikan ajakan dan komit­men moral bahwa dalam membangun bangsa, tidak kalah pentingnya membangun kekuatan karakter atau akhlaq utama di tubuh bangsa ini yang mengedepankan kejujuran, keadilan, kedamaian, keterpercayaan, persaudaraan, keman­­dirian, dan nilai-nilai moral yang dibangun di atas kebe­naran dan kebaikan. Masa depan bangsa ini tergantung pada keutamaan akhlaq warga dan para pimpinannya, disertai sikap jujur dan amanah dalam menunaikan tugas bangsa dan negara.

D.      Kriteria Bangsa Yang Unggul Menurut Muhammadiyah dalam Al-Qur’an.
Muhammadiyah menyampaikan ajakan dan komitmen moral bahwa dalam membangun bangsa, tidak kalah pentingnya membangun kekuatan karakter atau akhlaq utama di tubuh bangsa ini yang mengedepankan kejujuran, keadilan, kedamaian, keterpercayaan, persaudaraan, kemandirian, dan nilai-nilai moral yang dibangun di atas kebenaran dan kebaikan. Masa depan bangsa ini tergantung pada keutamaan akhlaq warga dan para pimpinannya, disertai sikap jujur dan amanah dalam menunaikan tugas bangsa dan negara. Akhirnya segenap warga bangsa diajak untuk semakin meningkatkan iman dan taqwa sehingga Allah Swt melimpahkan berkah-Nya untuk bangsa ini sebagaimana janji-Nya: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS Al-A’raf: 96).
Berikut ini Beberapa Karakter Bangsa yang Unggul menurut Muhammadiyah dalam Al-Qur’an:
1.  Kemantapan persatuannya.
Al-Qur’an mengingatkan perlunya kesatuan dan persatuan antara lain dengan firman-Nya:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِين
Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Anfal [8]:46). Persatuan dan kesatuan tersebut tidak harus melebur perbedaan agama atau suku yang hidup di tengah satu bangsa. Ini dapat terlihat antara lain dalam naskah Perjanjian Nabi Muhammad saw dengan orang-orang Yahudi ketika beliau baru saja tiba di kota Madinah. Salah satu butir perjanjian itu berbunyi :
و إن يهود بني عوف أمة مع المؤمنبن لليهود دينهم وللمسلمين دينهم
Dan sesungguhnya orang-orang Yahudi dari Bany ‘Auf merupakan satu umat bersama orang-orang mukmin. Bagi orang-orang Yahudi agama mereka dan bagi orang-orang muslim agama mereka (juga).
2. Adanya nilai-nilai luhur yang disepakati.
Dalam konteks ini Al-Qur’an menegaskan bahwa
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. Al An’am [6]: 108)
Dari ayat di atas terlihat bahwa setiap ummat mempunyai nilai-nilai yang mereka anggap indah dan baik. Atas dasar nilai-nilai itulah mereka bersatu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa salah satu karakter bangsa yang unggul adalah bangsa yang memiliki pandangan hidup berdasar nilai-nilai luhur yang langgeng.
3. Kerja keras, displin dan penghargaan kepada waktu.
Perintah Al-Qur’an kepada umat manusia agar beramal shaleh serta pujian terhadap mereka yang aktif melakukannya demikian juga penghargaan kepada waktu bukanlah satu hal yang perlu dibuktikan. Ayat Al-Isra’ yang dikutip di atas dilanjutkan dengan menyatakan:
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usaha mereka disyukuri (Q.S. Al-Isra’ [17]: 19).
Yang usaha mereka disyukuri yakni yang terpuji adalah yang visinya jauh ke depan mencapai akhirat, percaya kepada Allah dan keniscayaan akhirat serta berusaha secara bersungguh-sungguh. Yang menghendaki kehidupan akhirat haruslah berusaha dengan penuh kesungguhan dan harus pula dibarengi dengan iman yang mantap, sambil memenuhi segala konsekwensinya, karena iman bukan sekedar ucapan, tetapi dia adalah sesuatu yang mantap dalam hati dan dibuktikan oleh pengamalan.
4. Kepedulian yang tinggi.
Firman Allah dalam Q.S. Ali Imran [3]: 110 menegaskan sebab keunggulan umat Nabi Muhammad saw dengan firman-Nya:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ( الآية(
Kamu adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah
Ayat di atas menggarisbawahi keunggulan umat Islam disebabkan oleh kepedulian mereka terhadap masyarakat secara umum, sehingga mereka tampil melakukan kontrol sosial, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran disertai keimanan kepada Allah. Kepedulian itu bukan saja berkaitan dengan pemahaman dan penerapan serta pembelaan terhadap nilai-nilai agama yang bersifat universal yang dijelaskan oleh ayat di atas dengan kata al-khair, tetapi nilai-nilai budaya masyarakat yang tidak bertentangang dengan nilai-nilai al-Khair. Kepedulian juga mencakup pemenuhan kebutuhan pokok anggota masyarakat lemah. Kepedulian ini tidak hanya terbatas pada orang-orang yang mampu, tetapi mencakup semua anggota masyarakat. Q.S. Al-Ma’un [107]: 1-2 menegaskan bahwa yang menghardik anak yatim dan yang tidak menganjurkan pemberian pangan kepada orang miskin adalah orang yang mendustakan agama atau hari kemudian.


5. Moderasi dan Keterbukaan.
Umat Islam dinamai Al-Qur’an sebagai ummat(an) wasathan. Allah berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Demikian itu Kami jadikan kamu ummatan Wasathan agar kamu menjadi saksi/disaksikan oleh manusia dan Rasul menjadi saksi atasmu /disaksikan olehmu. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 143).
Karakter umat yang terpilih dan unggul adalah moderasi Lâ Syarqiyyah Wa lâ Garbîyah, Tidak di Timur dan Tidak di Barat. Posisi ini membawa mereka tidak seperti ummat yang dibawa hanyut oleh materialisme, tidak pula mengantarnya membumbung tinggi ke alam rohani, sehingga tidak lagi berpijak di bumi. Posisi tengah menjadikan mereka mampu memadukan rohani dan jasmani, material dan spiritual dalam segala sikap dan aktivitas mereka. Wasathîyat (moderasi/posisi tengah ) mengundang ummat Islam berinteraksi, berdialog dan terbuka dengan semua pihak yang berbeda dalam agama, budaya, peradaban). Keterbukaan ini menjadikan bangsa dapat menerima yang baik dan bermanfaat dari siapapun, dan menolak yang buruk melalui filter pandangan hidupnya. Karena itu pula nabi saw bersabda :
الحكمة ضالة المؤمن أنآ وجدها فهوأحق بها
Hikmah (amal ilmiah dan ilmu amaliyah) adalah barang hilang miliki sang mukmin, dimana ia menemukannya, maka dia lebih berhak atasnya”.
6. Kesediaan berkorban.
Dalam QS. Al-Baqarah [2]: 213 Allah berfirman:
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
Manusia adalah umat yang satu. Lalu Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Ayat ini antara lain berbicara tentang kesatuan umat. Kesatuan itu dilukiskan ayat di atas dengan kata kâna yang pada ayat dimaksudkan bukan dalam arti telah terjadi dahulu tetapi dalam arti Tsubut yakni kemantapan dan kesinambungan keadaan sejak dahulu hingga kini. Dengan kata lain manusia sejak dahulu hingga kini merupakan satu kesatuan kemanusaian yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia, secara orang-perorang tidak dapat berdiri sendiri. Kebutuhan seorang manusia tidak dapat dipenuhi kecuali dengan kerja sama semua pihak. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bekerja sama dan topang menopang demi mencapai kebahagiaan dan kesejahteraannya.
7. Ketegaran serta keteguhan menghadapi aneka rayuan dan tantangan.
Q.S. An-Nahl [16]: 92 menyatakan:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُون
Dan janganlah kamu menjadi seperti seorang wanita yang mengurai tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai; kamu menjadikan sumpah kamu sebagai penyebab kerusakan di antara kamu disebabkan adanya satu umat yang lebih banyak dari umat yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengannya. Dan pasti di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepada kamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.
Tuntutan di atas ditempatkan Allah sesudah memerintahkan menepati janji dan memenuhi sumpah. Ayat ini melarang secara tegas membatalkannya sambil mengilustrasikan keburukan pembatalan itu. Memang penegasan tentang perlunya menepati janji merupakan sendi utama tegaknya masyarakat, sehingga menjadi karakter terpuji bagi seseorang dan suatu komunitas. Sifat dan karakter itulah yang memelihara kepercayaan berinteraksi anggota masyarakat. Bila kepercayaan itu hilang, bahkan memudar, maka akan lahir kecurigaan yang merupakan benih kehancuran masyarakat.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakteristik dan ciri yang sama (nama, budaya, adat), yang bertempat tinggal di suatu wilayah yang telah dikuasainya atas sebuah persatuan yang timbul dari rasa nasionalisme serta rasa solidaritas dari sekumpulan manusia tersebut serta mengakui negaranya sebagai tanah airnya. Selain itu, ciri-ciri bangsa yang unggul menurut syari’at islam antara lain: Disiplin diri; Percaya Diri; Tekun; Progresif; Tegas; Fokus; Visioner; Memiliki persiapan untuk menyambut keberuntungan; Semangat; Amanah; Jujur; Berakhlaq Mulia; Mengutamakan kepentingan kelompok daripada kepentingan diri sendiri.
Disamping itu ciri-ciri bangsa yang unggul harus ada pula cara untuk memajukan bangsa adalah dengan memiliki landasan pancasila sebagai dasar untuk melakukan pembangunan karakter bangsa Indonesia. Berikut ini Beberapa Karakter Bangsa yang Unggul menurut Muhammadiyah dalam Al-Qur’an: Kemantapan persatuannya; Adanya nilai-nilai luhur yang disepakati; Kerja keras, displin dan penghargaan kepada waktu; Kepedulian yang tinggi; Moderasi dan Keterbukaan; Kesediaan berkorban; Ketegaran serta keteguhan menghadapi aneka rayuan dan tantangan.











DAFTAR PUSTAKA
Adam Talapuka dalam (http://www.rakyatmaluku.com/opini/meraih-keunggulan-untuk-kemajuan-bangsa#ixzz2pmg6KviI). Diakses tanggal 19 Januari 2014 Pukul 16.45.
Fauzi (http://www.belajarkreatif.net/2013/04/ciri-ciri-generasi-muda-yang-berkarya.html) Diakses tanggal 19 Januari 2014. Pukul 17.00.
Peri Irawan (http://visionerpd.blogspot.com/2012/12/ciri-khas-pribadiunggul-oleh-peri.html). Diakses tanggal 20 Januari 2014. Pukul 16.00.
www.swarakalibata.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar