PENGAJIAN AKBAR PDM
SURAKARTA
MERAIH KEUNGGULAN UNTUK KEMAJUAN
BANGSA
Prof. Dr.H.M. Din Syamsudin, M.A
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Kemuhammadiyahan
Pengampu: F. Yusuf Noor
Disusun Oleh:
Nama :
Zuli Isnawati
Kelas :
III E
NIM :
A 510120209
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Puji dan syukur bagi All`ah SWT Tuhan
semesta alam yang melimpahkan rahmad dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul yang Menunjukkan jalan
kebenaran sehingga makalah tugas mata
kuliah Kemuhammadiyahan dapat penulis selesaikan.
Adapun maksud dan tujuan dalam
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata kuliah
kemuhammadiyahan. Selain itu, penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca mengeni meraih keunggulan untuk kemajuan bangsa,
pengajian yang saya hadiri pada tanggal 22 Desember 2013 lalu. Terima kasih
kepada Bapak Yusuf Noor sebagai Dosen Kemuhammadiyahan yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang ingin belajar mengenai bagaimana cara memajukan bangsa,
ciri-ciri bangsa yang unggul, dan lain sebagainya. Penulis sadar bahwa makalah
ini belum sempurna, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.
Surakarta, 22 Januari 2014
`
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah
telah memasuki usia ke-104 H / 101 M. Pada tanggal 22 Desember 2013 bertempat
di Balai Muhammadiyah dalam rangka Milad Muhammadiyah yang ke 104, kurang lebih
pukul 06.00 WIB saya sampai di Balai Muhammadiyah dengan teman-teman. Suasana
di sana begitu sangat ramai sampai ruangan yang ada di lantai satu dan dua
penuh dengan orang-orang yang menghadiri pengajian yang merupakan pengajian
akbar dengan pembicara Prof. Dr.H.M. Din Syamsudin, M.A yang tak lain adalah
ketua umum Muhammadiyah.
Banyak
hal telah dirintis dan dikhidmatkan Muhammadiyah untuk umat dan bangsa melalui
amal usaha dan amalan-amalan dakwahnya untuk kemajuan. Ada pula hal-hal yang
belum tergarap dengan baik dan masih menjadi tantangan Muhammadiyah untuk
dilaksanakan melalui misi dakwahnya. Berbagai rintangan pun telah banyak
dilalui oleh Muhammadiyah dalam rentang usia yang panjang itu. Misi
Muhammadiyah tersebut ditorehkan sebagai panggilan dakwah mengajak pada
kebaikan, menyuruh pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar mengikuti
jejak risalah Nabi Muhammad Saw sebagaimana firman Allah Sw t :
“Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yong munkar; merekalah orang-orang yong beruntung.”
(QS. Ali lmran: 04).
Namun
demikian Muhammadiyah tegak berdiri dan terus berkiprah tak kenal lelah
untuk mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal.
Meskipun kadang harus menghadapi rintangan, termasuk pada sebagian hal diabaikan
atau disalah mengerti oleh semua kalangan, Muhammadiyah tetap berjuang mengemban
misi dakwah dan tajdid, sehingga sejarah membuktikan betapa Muhammadiyah lahir
dan berkiprah untuk membawa negara dan bangsa ini menuju baldatun thayyibatun
wa Rabbun ghafur serta mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil-’alamin.
Muhammadiyah
mengajak pemerintah di seluruh tingkatan untuk semakin meningkatkan komitmen
dan kesungguhan dalam memajukan bangsa, disertai sikap mengedepankan keadilan
dan kejujuran, berdiri di atas semua golongan, tidak partisan, bermitra dengan
seluruh komponen bangsa termasuk Muhammadiyah, dan mampu menunjukkan jiwa
kenegarawanan yang utama. Berdasarkan alasan yang dikemukaan diatas terutama
tentang kemajuan bangsa, maka saya tertarik untuk membuat karya tulis yang
berjudul “MERAIH KEUNGGULAN UNTUK KEMAJUAN BANGSA”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa
definisi bangsa?
2. Ciri-ciri
bangsa yang unggul?
3. Bagaimana
cara membangun bangsa yang baik menurut Muhmmadiyah?
4. Apa
saja kriteria bangsa yang unggul menurut Muhammadiyah dalam Al-Qur’an?
C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah diatas
adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui definisi dari bangsa.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri bangsa yang unggul.
3. Untuk
mengetahui cara membangun bangsa yang baik menurut Muhmmadiyah.
4. Untuk
mengetahui kriteria bangsa yang unggul menurut muhammadiyah.
D. Manfaat
1.
Manfaat
bagi Pendidik.
Untuk menambah informasi mengenai berbagai macam tentang meraih
keunggulan untuk kemajuan bangsa agar menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang
baik. Sebagai referensi untuk membuat karya tulis selanjutnya.
2.
Manfaat
bagi Peserta Didik.
Menambah wawasan dan cakrawala tentang meraih keunggulan untuk kemajuan
bangsa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Bangsa.
Hubungan
kerja sama manusia yang ada akan membentuk suatu masyarakat sehingga akhirnya
terbentuk suatu bangsa. Oleh karena itu, semua manusia adalah bagian dari suatu
bangsa. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita mengenal adanya istilah bangsa dan
suku bangsa. Kita hidup di masyarakat dan menjadi bagian dari suatu bangsa ataupun
suku bangsa.
Istilah
bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian yang berbeda-beda. Bangsa
merupakan terjemahan dari kata ”nation” (dalam bahasa Inggris).
Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.
Seiring perkembangan zaman, maka pengertian bangsa juga mengalami perkembangan.
Pada awalnya bangsa hanya diartikan sekelompok orang yang dilahirkan pada
tempat yang sama. Nation dalam bahasa Indonesia, diistilahkan bangsa,
yaitu orang-orang yang bersatu karena kesamaan keturunan.
Namun,
istilah ini sering diperdebatkan dan dipertanyakan sehingga melahirkan berbagai
teori tentang bangsa sebagai berikut.
1.
Teori Ernest Renan
Pengertian bangsa dikemukakan pertama kali oleh Ernest Renan pada tahun
1882, yang dimaksud dengan bangsa adalah jiwa, suatu asas kerohanian yang
timbul dari :
a)
kemuliaan bersama di waktu lampau, yang merupakan aspek
histories.
b)
keinginan untuk hidup bersama (le desir de vivre
ensemble) di waktu sekarang yang merupakan aspek solidaritas, dalam
bentuk dan besarnya tetap mempergunakan warisan masa lampau, baik untuk kini
dan yang akan datang.
2.
Otto Bauer (Jerman) Bangsa adalah kelompok manusia yag memiliki
kesamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya persamaan nasib.
3.
F. Ratzel (Jerman)
Bangsa terbetuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya
rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).
Jadi dari definisi
diatas, bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakteristik dan
ciri yang sama (nama, budaya, adat), yang bertempat tinggal di suatu wilayah
yang telah dikuasainya atas sebuah persatuan yang timbul dari rasa nasionalisme
serta rasa solidaritas dari sekumpulan manusia tersebut serta mengakui
negaranya sebagai tanah airnya.
B. Ciri-ciri Bangsa Yang Unggul
Menurut Muhammadiyah.
Beberapa ciri khas bangsa unggul dimulai dari diri pribadinya yaitu :
1.
Disiplin diri.
Menjadi orang yang berdisiplin
diri berarti mengendalikan hidup kita sendiri. Untuk menjadi seseorang yang
unggul kita harus menjadikan disiplin diri sebagai sikap pertama yang harus
kita kembangkan. Setiap orang dapat menjadi pribadi yang disiplin. Mulailah
mendisiplinkan diri kita saat ini karena disiplin diri adalah pondasi dasar
untuk menjadi pribadi yang unggul. Sulit rasanya membayangkan seseorang yang
sukses tanpa disiplin diri yang baik.
2.
Percaya Diri.
Seseorang dengan
keperyaan diri yang positif pasti bisa melakukan hal-hal yang besar.
Untuk menjadi pribadi
yang unggul kita harus memiliki rasa percaya diri. Karena kepercayaan diri akan
menunjukan kesanggupan kita untuk meraih hasil yang terbaik. Kembangkanlah
kepercayaan diri, ketahuilah kekuatan diri dan perbaikilah kelemahan-kelemahan.
Mereka yang senantiasa percaya diri adalah mereka yang selalu orisinil, berani
tampil sesuai karakter asli dan tanpa terpengaruh oleh intervensi luar yang
merusak kepercayaan dirinya.
3. Tekun
Untuk
mengimplementasikan pribadi yang unggul kita harus memiliki sikap tekun.
Ketekunan adalah suatu proses, usaha yang berkesinambungan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan meskipun banyak tantangan dan halanganan yang
merintangi langkah-langkah kita. Karena orang-orang yang tekun selalu mampu
menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi cepat atau lambat.
4.
Progresif.
Progresif adalah
sikap lain yang menunjang seseorang untuk menjadi pribadi yang unggul.
Dibutuhkan progresifitas untuk mengubah sesuatu hal yang sulit dan telah
mengakar, kebiasaan-kebiasaan buruk dan kelemahan yang dimiliki,
serta jadikan kelemahan itu sebagai motivasi untuk menjadi yang lebih baik.
5.
Tegas.
Mereka yang tegas
adalah orang-orang yang fleksibel dan berani mengambil inisiatif. Mereka selalu
berorientasi pada tindakan, proses dan hasil. Pribadi unggul harus memiliki
kemampuan mengambil keputusan, tidak masalah keputusan seperti apa yang kita
buat. Melihat ke dalam diri dan berusaha menjadi orang yang tegas akan membuat kita
lebih mudah menemukan jawaban untuk mengatasi berbagai masalah yang kita
hadapi. Atau untuk menentukan pilihan dari sekian banyak alternatif yang ada.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjadi seorang yang tegas.
6.
Fokus.
Dalam proses
menjadi pribadi yang unggul banyak hal yang akan mengganggu usaha kita,
sehingga kita perlu memiliki sikap untuk fokus terhadap setiap tujuan yang
telah ditetapkan.
7.
Visioner.
Melihat kesempatan
yang belum terjadi, dan berusaha merealisasikannya adalah seorang visioner.
Pribadi unggul tentu memilki sifat demikian (visioner). Dalam merealisasikan
kesempatan, akan berhadapan dengan banyak resiko sesuai keputusan yang telah
kita ambil. Mengelola resiko tersebut memerlukan pemahaman yang utuh atas semua
konsep, maka perlu menjadi seorang yang visioner, yang menghadirkan resiko
untuk diantisipasi sedini mungkin. Para visioner selalu mengamati perubahan,
dan selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dalam setiap perubahan
tersebut.
8.
Memiliki persiapan
untuk menyambut keberuntungan.
Keberuntungan
adalah tentang cara kita melihat dunia. Apakah dunia yang kita hidup di
dalamnya penuh tantangan dan kesempatan? Apabila iya, kita perlu sikap unggul
untuk memaksimalkan tantangan dan kesempatan tersebut dengan kesiapan diri, karena
persepsi sebagai orang yang beruntung akan sangat dipengaruhi oleh keyakinan
kita. Ibarat permainan monopoli kesempatan dan keberuntungan selalu ada, maka
persiapkanlah diri sebaik mungkin.
9.
Semangat.
Semangat mendorong setiap individu yang unggul untuk
memiliki harapan yang tinggi dan bersedia kembali mengharapkannya meskipun
ketika mengalami kegagalan. Semangat selalu mendorong orang untuk mencapai
sukses.
10. Amanah.
11. Jujur.
12. Berakhlaq Mulia.
13. Mengutamakan kepentingan kelompok
daripada kepentingan diri sendiri.
C. Cara Membangun Bangsa yang Baik
menurut Muhammadiyah.
Dalam
hal ini Indonesia memiliki landasan pancasila sebagai dasar untuk melakukan
pembangunan karakter bangsa Indonesia. Pembinaan
karakter bangsa dapat
di lakukan dengan Ketika suatu bangsa mulai
membangun, maka yang pertama kali menjadi korban adalah kelembagaan keluarga
berikut seluruh tatanan nilai kekeluargaan yang ada di dalamnya Maksud
dari penyataan diatas adalah pembangunan yang dilakukan oleh suatu bangsa
seringkali membutuhkan pengorbanan yang sangat besar termasuk mengorbankan
keluarga atau bahkan kebersamaan dalam keluarga. Bukti nyata yang dapat dilihat
terutama berada di negara - negara industri maju, dimana fenomena hilangnya
kohesivitas keluarga terlihat sangat jelas sejalan dengan semakin meningkatnya
modernisasi di negara-negara maju tersebut.
Aspek
lain yang tidak kalah penting untuk diperhitungkan dalam melakukan pembinaan
karakter bangsa adalah pengaruh dari kemajuan kapasitas berpikir manusia itu
sendiri yang pada umumnya diartikulasikan dalam bentuk kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yaitu teknologi informasi dan telekomunikasi.
Sebenarnya
bangsa Indonesia telah memiliki karakter positif bangsa yang seharusnya terus
ditumbuh kembangkan untuk menjadi bangsa yang unggul dalam era
globalisasi ini. Karakter positif yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
tersebut antara lain adalah karakter pejuang yang juga telah diakui oleh
masyarakat internasional karena Indonesia mendaptkan kemerdekaan melalui
perjuangan tumpah darah bangsa Indonesia.
Di
Indonesia yang penuh dengan perjuangan ini Muhammadiyah mengajak seluruh elite
bangsa untuk benar benar berkiprah optimal untuk memajukan kehidupan bangsa
guna mewujudkan cita-cita nasional di seluruh bidang kehidupan. Kepada semua
pihak lebih-lebih para pemimpin bangsa mari tunjukkan sikap konsisten antara
kata dan tindakan, menjunjung tinggi moral yang utama, menunaikan amanat
rakyat, serta memperjuangkan kepentingan rakyat di atas kepentingan diri,
kelompok, dan golongan. Muhammadiyah mengajak pemerintah di seluruh tingkatan
untuk semakin meningkatkan komitmen dan kesungguhan dalam memajukan bangsa,
disertai sikap mengedepankan keadilan dan kejujuran, berdiri di atas semua
golongan, seluruh komponen bangsa termasuk Muhammadiyah, dan mampu menunjukkan
jiwa kenegarawanan yang utama.
Muhammadiyah
juga menyampaikan ajakan dan komitmen moral bahwa dalam membangun bangsa,
tidak kalah pentingnya membangun kekuatan karakter atau akhlaq utama di tubuh
bangsa ini yang mengedepankan kejujuran, keadilan, kedamaian, keterpercayaan,
persaudaraan, kemandirian, dan nilai-nilai moral yang dibangun di atas kebenaran
dan kebaikan. Masa depan bangsa ini tergantung pada keutamaan akhlaq warga dan
para pimpinannya, disertai sikap jujur dan amanah dalam menunaikan tugas bangsa
dan negara.
D. Kriteria Bangsa Yang Unggul Menurut
Muhammadiyah dalam Al-Qur’an.
Muhammadiyah
menyampaikan ajakan dan komitmen moral bahwa dalam membangun bangsa, tidak
kalah pentingnya membangun kekuatan karakter atau akhlaq utama di tubuh bangsa
ini yang mengedepankan kejujuran, keadilan, kedamaian, keterpercayaan,
persaudaraan, kemandirian, dan nilai-nilai moral yang dibangun di atas
kebenaran dan kebaikan. Masa depan bangsa ini tergantung pada keutamaan akhlaq
warga dan para pimpinannya, disertai sikap jujur dan amanah dalam menunaikan
tugas bangsa dan negara. Akhirnya segenap warga bangsa diajak untuk semakin
meningkatkan iman dan taqwa sehingga Allah Swt melimpahkan berkah-Nya untuk
bangsa ini sebagaimana janji-Nya: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS Al-A’raf: 96).
Berikut ini Beberapa Karakter Bangsa
yang Unggul menurut Muhammadiyah dalam Al-Qur’an:
1. Kemantapan persatuannya.
Al-Qur’an
mengingatkan perlunya kesatuan dan persatuan antara lain dengan firman-Nya:
وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِين
Dan ta`atlah kepada Allah dan
Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi
gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Anfal [8]:46). Persatuan dan kesatuan tersebut tidak harus melebur
perbedaan agama atau suku yang hidup di tengah satu bangsa. Ini dapat terlihat
antara lain dalam naskah Perjanjian Nabi Muhammad saw dengan orang-orang Yahudi
ketika beliau baru saja tiba di kota Madinah. Salah satu butir perjanjian itu
berbunyi :
و
إن يهود بني عوف أمة مع المؤمنبن لليهود دينهم وللمسلمين دينهم
Dan
sesungguhnya orang-orang Yahudi dari Bany ‘Auf merupakan satu umat bersama
orang-orang mukmin. Bagi orang-orang Yahudi agama mereka dan bagi orang-orang
muslim agama mereka (juga).
2.
Adanya nilai-nilai luhur yang disepakati.
Dalam konteks ini Al-Qur’an
menegaskan bahwa
وَلَا
تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا
بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى
رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ
فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan janganlah kamu memaki
sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan
memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan
setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah
kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka
kerjakan. (Q.S. Al An’am [6]: 108)
Dari ayat di
atas terlihat bahwa setiap ummat mempunyai nilai-nilai yang mereka anggap indah
dan baik. Atas dasar nilai-nilai itulah mereka bersatu. Dari sini kita dapat
menyimpulkan bahwa salah satu karakter bangsa yang unggul adalah bangsa yang
memiliki pandangan hidup berdasar nilai-nilai luhur yang langgeng.
3.
Kerja keras, displin dan penghargaan kepada waktu.
Perintah
Al-Qur’an kepada umat manusia agar beramal shaleh serta pujian terhadap mereka
yang aktif melakukannya demikian juga penghargaan kepada waktu bukanlah satu
hal yang perlu dibuktikan. Ayat Al-Isra’ yang dikutip di atas dilanjutkan
dengan menyatakan:
وَمَنْ
أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ
سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
Dan barangsiapa yang menghendaki
kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia
adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usaha mereka disyukuri
(Q.S. Al-Isra’ [17]: 19).
Yang usaha
mereka disyukuri yakni yang terpuji adalah yang visinya jauh ke depan mencapai
akhirat, percaya kepada Allah dan keniscayaan akhirat serta berusaha secara
bersungguh-sungguh. Yang menghendaki kehidupan akhirat haruslah berusaha dengan
penuh kesungguhan dan harus pula dibarengi dengan iman yang mantap, sambil
memenuhi segala konsekwensinya, karena iman bukan sekedar ucapan, tetapi dia
adalah sesuatu yang mantap dalam hati dan dibuktikan oleh pengamalan.
4.
Kepedulian yang tinggi.
Firman Allah dalam Q.S. Ali Imran
[3]: 110 menegaskan sebab keunggulan umat Nabi Muhammad saw dengan firman-Nya:
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ( الآية(
Kamu adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah
Ayat di atas
menggarisbawahi keunggulan umat Islam disebabkan oleh kepedulian mereka
terhadap masyarakat secara umum, sehingga mereka tampil melakukan kontrol
sosial, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran disertai keimanan kepada
Allah. Kepedulian itu bukan saja berkaitan dengan pemahaman dan penerapan serta
pembelaan terhadap nilai-nilai agama yang bersifat universal yang dijelaskan
oleh ayat di atas dengan kata al-khair, tetapi nilai-nilai budaya
masyarakat yang tidak bertentangang dengan nilai-nilai al-Khair.
Kepedulian juga mencakup pemenuhan kebutuhan pokok anggota masyarakat lemah.
Kepedulian ini tidak hanya terbatas pada orang-orang yang mampu, tetapi
mencakup semua anggota masyarakat. Q.S. Al-Ma’un [107]: 1-2 menegaskan bahwa
yang menghardik anak yatim dan yang tidak menganjurkan pemberian pangan kepada
orang miskin adalah orang yang mendustakan agama atau hari kemudian.
5.
Moderasi dan Keterbukaan.
Umat Islam dinamai Al-Qur’an
sebagai ummat(an) wasathan. Allah berfirman:
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ
الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Demikian itu Kami jadikan kamu ummatan Wasathan agar kamu
menjadi saksi/disaksikan oleh manusia dan Rasul menjadi saksi atasmu
/disaksikan olehmu. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 143).
Karakter umat
yang terpilih dan unggul adalah moderasi Lâ Syarqiyyah Wa lâ Garbîyah,
Tidak di Timur dan Tidak di Barat. Posisi ini membawa mereka tidak seperti
ummat yang dibawa hanyut oleh materialisme, tidak pula mengantarnya membumbung
tinggi ke alam rohani, sehingga tidak lagi berpijak di bumi. Posisi tengah
menjadikan mereka mampu memadukan rohani dan jasmani, material dan spiritual
dalam segala sikap dan aktivitas mereka. Wasathîyat (moderasi/posisi tengah )
mengundang ummat Islam berinteraksi, berdialog dan terbuka dengan semua pihak
yang berbeda dalam agama, budaya, peradaban). Keterbukaan ini menjadikan bangsa
dapat menerima yang baik dan bermanfaat dari siapapun, dan menolak yang buruk
melalui filter pandangan hidupnya. Karena itu pula nabi saw bersabda :
الحكمة
ضالة المؤمن أنآ وجدها فهوأحق بها
Hikmah (amal ilmiah dan ilmu
amaliyah) adalah barang hilang miliki sang mukmin, dimana ia menemukannya, maka
dia lebih berhak atasnya”.
6.
Kesediaan berkorban.
Dalam QS. Al-Baqarah [2]: 213 Allah
berfirman:
كَانَ
النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ
وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ
النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
Manusia adalah umat yang satu. Lalu Allah mengutus para nabi
sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menurunkan bersama
mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan.
Ayat ini antara
lain berbicara tentang kesatuan umat. Kesatuan itu dilukiskan ayat di atas
dengan kata kâna yang pada ayat dimaksudkan bukan dalam arti telah
terjadi dahulu tetapi dalam arti Tsubut yakni kemantapan dan
kesinambungan keadaan sejak dahulu hingga kini. Dengan kata lain manusia sejak
dahulu hingga kini merupakan satu kesatuan kemanusaian yang tidak dapat
dipisahkan, karena manusia, secara orang-perorang tidak dapat berdiri sendiri.
Kebutuhan seorang manusia tidak dapat dipenuhi kecuali dengan kerja sama semua
pihak. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bekerja sama dan topang
menopang demi mencapai kebahagiaan dan kesejahteraannya.
7.
Ketegaran serta keteguhan menghadapi aneka rayuan dan tantangan.
Q.S. An-Nahl [16]: 92 menyatakan:
وَلَا
تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ
أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ
وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُون
Dan janganlah kamu menjadi seperti seorang wanita yang mengurai
tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai; kamu menjadikan
sumpah kamu sebagai penyebab kerusakan di antara kamu disebabkan adanya satu
umat yang lebih banyak dari umat yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji
kamu dengannya. Dan pasti di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepada kamu apa
yang dahulu kamu perselisihkan.
Tuntutan di atas
ditempatkan Allah sesudah memerintahkan menepati janji dan memenuhi sumpah.
Ayat ini melarang secara tegas membatalkannya sambil mengilustrasikan keburukan
pembatalan itu. Memang penegasan tentang perlunya menepati janji merupakan
sendi utama tegaknya masyarakat, sehingga menjadi karakter terpuji bagi
seseorang dan suatu komunitas. Sifat dan karakter itulah yang memelihara
kepercayaan berinteraksi anggota masyarakat. Bila kepercayaan itu hilang,
bahkan memudar, maka akan lahir kecurigaan yang merupakan benih kehancuran
masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakteristik dan ciri
yang sama (nama, budaya, adat), yang bertempat tinggal di suatu wilayah yang
telah dikuasainya atas sebuah persatuan yang timbul dari rasa nasionalisme
serta rasa solidaritas dari sekumpulan manusia tersebut serta mengakui negaranya
sebagai tanah airnya. Selain itu, ciri-ciri bangsa yang unggul menurut syari’at
islam antara lain: Disiplin diri; Percaya Diri; Tekun; Progresif; Tegas; Fokus; Visioner; Memiliki persiapan untuk menyambut
keberuntungan; Semangat; Amanah;
Jujur; Berakhlaq Mulia; Mengutamakan kepentingan kelompok daripada kepentingan
diri sendiri.
Disamping
itu ciri-ciri bangsa yang unggul harus ada pula cara untuk memajukan bangsa
adalah dengan memiliki landasan pancasila sebagai dasar untuk melakukan
pembangunan karakter bangsa Indonesia. Berikut ini Beberapa Karakter
Bangsa yang Unggul menurut Muhammadiyah dalam Al-Qur’an: Kemantapan
persatuannya; Adanya nilai-nilai luhur yang disepakati; Kerja keras, displin
dan penghargaan kepada waktu; Kepedulian yang tinggi; Moderasi dan Keterbukaan;
Kesediaan berkorban; Ketegaran serta keteguhan menghadapi aneka rayuan dan
tantangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof.
Dr. Imam Suprayogo dalam (http://www.taqrib.info/indonesia/index.php?option=com_content&view=article&id=812:karakter-bangsa-yang-unggul-menurut-al-quran&catid=63:mabahese-ghorani&Itemid=144).
Diakses tanggal 19 Januari 2014. Pukul 16.30.
Adam
Talapuka dalam (http://www.rakyatmaluku.com/opini/meraih-keunggulan-untuk-kemajuan-bangsa#ixzz2pmg6KviI). Diakses tanggal 19 Januari 2014 Pukul 16.45.
Fauzi (http://www.belajarkreatif.net/2013/04/ciri-ciri-generasi-muda-yang-berkarya.html) Diakses tanggal 19 Januari 2014. Pukul 17.00.
Peri Irawan (http://visionerpd.blogspot.com/2012/12/ciri-khas-pribadiunggul-oleh-peri.html).
Diakses tanggal 20 Januari 2014. Pukul 16.00.
www.swarakalibata.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar