Sabtu, 19 April 2014

PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS



PENGGUNAAN MEDIA DALAM
PEMBELAJARAN IPS
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Media Pembelajaran dan ICT
Dosen Pengampu: Minsih, M.Pd


Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Ismiati Ragil Handayani               A510120196
2. Fitria Rahmawati                          A510120200
3. Ariska Nugraheni                         A510120207
4. Ana Purnamasari                          A510120208
5. Zuli Isnawati                                  A510120209
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggunaan Media dalam Pembelajaran IPS”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan ICT.
Banyak pihak yang terlihat selama penulis menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat:
1.      Ibu Minsih, M.Pd sebagai dosen yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
2.      Orang tua yang selalu memberikan dukungan selama penyelesaian makalah ini.
3.      Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kelancaran dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama kalangan mahasiswa.


Surakarta, 26 Maret 2014

Tim Penulis




 

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I   PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang............................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah.......................................................................... 3
C.  Tujuan............................................................................................ 3
BAB II  PEMBAHASAN
A.  Pengertian Media........................................................................... 4
B. Pengertian Media Pembelajaran..................................................... 5
C.  Jenis-jenis Media pembelajaran..................................................... 6
D.  Fungsi Media Pembelajaran........................................................... 7
E.  Pembelajaran IPS........................................................................... 9
F.  Kontribusi Media Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran.................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan.................................................................................... 15
B. Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN






BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pada saat ini, sering kali siswa merasa sukar untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh cara guru dalam penyampaian materi yang kurang bervariasi yang menyebabkan siswa merasa bosan untuk menyemak materi yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, guru diwajibkan untuk berkreasi dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan semua siswa mampu memahami materi yang disampaikan dengan baik, baik oleh siswa yang daya tangkap dalam pembelajaran rendah maupun yang tinggi. Serta guru harus dapat berinovasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga saat ini dalam hal usaha untuk membantu guru mempermudah penyampaian materi pembelajaran munculah media, alat, metode, strategi, dan model pembelajaran yang dapat dijadikan sumber belajar yang mudah dipahami oleh seluruh siswa.
Media merupakan segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut dimana fungsinya adalah menyampaikan pesan dan informasi. Sedangkan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran guna mempermudah dalam penyampaian pesan dan informasi kepada peserta didik disebut media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan dalam mata pelajaran IPS adalah gambar pahlawan yang biasanya ditempelkan di dinding-dinding kelas, dengan guru memanfaatkan media gambar para pahlawan tersebut, siswa dapat lebih mudah mengenali para pahlawan dan mudah memahami masing-masing karakteristik para pahlawan. Selain gambar pahlawan, guru juga sering menggunakan media peta atau globe untuk menunjukan letak geografis suatu negara atau pulau, juga untuk memberikan pembelajaran tentang bagaimana membaca arah dalam peta atau globe tersebut.
Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sangat luas lingkupnya, diantaranya adalah materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Sesuai dengan sebutanya sebagai ilmu, ilmu Sosial menekankan pada keilmuan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial. Ilmu Sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosial atau dengan kata lain semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena materi pembelajaran yang ada didalamnya akan membantu kita dalam kehidupan sehari-hari seperti mengenal lingkungan sekitar, membaca peta, mengenal macam pekerjaan, mempelajari berbagai sejarah, baik sejarah kemerdekaan Indonesia, sejarah uang, dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari yang paling utama terlihat manfaatnya setelah mempelajari mata pelajaran IPS ialah berinteraksi dengan orang lain. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan dapat terlepas dari hubungan dengan orang lain. Manusia akan selalu membutuhkan kehadiran dari makhluk hidup yang lainnya.
Dalam makalah ini akan membahas tentang “Penggunaan Media dalam Pembelajaran IPS”. Materi yang akan di bahas adalah “Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Masyarakat”. Materi ini diajarkan kepada siswa kelas 3 Sekolah Dasar. Materi ini diberikan guna memberikan pemahaman kepada siswa tentang proses pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan sangat membutuhkan orang lain terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya karena tidak mungkin mereka dapat memenuhinya sendiri. Salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhannya adalah dengan melakukan kegiatan jual beli. Bagi orang yang membutuhkan sesuatu dan memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya, dia akan mencari sesuatu yang dia butuhkan dengan membeli, sedangkan bagi orang yang memilki barang atau jasa yang dibutuhkan orang lain dan sedang membutuhkan uang, dia akan memenuhi kebutuhannya dengan menjual sesuatu atau bekerja dengan memanfaatkan jasa yang ia miliki.
B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah antara lain:
a.       Apa pengertian dari media?
b.      Apa pengertian dari media pembelajaran?
c.       Apa saja jenis-jenis media pembelajaran?
d.      Apa saja fungsi media pembelajaran?
e.       Bagaimana pembelajaran IPS di SD?
f.        Bagaimana kontribusi media pembelajaran IPS dalam meningkatkan kualitas pembelajaran?
C.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
a.       Untuk mengetahui pengertian dari media
b.      Untuk mengetahui pengertian dari media pembelajaran
c.       Untuk mngetahui jenis-jenis media pembelajaran
d.      Untuk mengetahui fungsi media pembelajaran
e.       Untuk mengetahui pembelajaran IPS di SD
f.        Untuk mengetahui kontribusi media pembelajaran IPS dalam meningkatkan kualitas pembelajaran






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Media
Kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dari Bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Arab, kata “media” dapat diartikan sebagai “perantara” atau “pengantar” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT,1977:162).
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang atau dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran).
National Educatian Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997).
Pengembangan multimedia pembelajaran sebagai sarana penyampai pesan sesuai pendapat R. Rahardjo “Media itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar” (dalam Miarso,1984:47).
Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan.
B.     Pengertian Media Pembelajaran
Media dalam pembelajaran hadir untuk membantu proses transfer pengetahuan dan keterampilan menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Dari beberapa pendapat para ahli seperti yang dikemukakan Azhar Arsyad, (2006:4), Gerlach dan Ely (Wina Sanjaya,2006:161) (Arief S Sadiman dkk,2006:6) dapat disimpulkan bahwa apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran disebut media pembelajaran.
Menurut Briggs (1977), media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Menurut Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.
Sedangkan menurut Gerlach, media pembelajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (sotfware). Perangkat keras (hardware) adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi, dan sebagainya. Kemudian perangkat lunak (software) adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang dsuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar dapat pula dikatakan  bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.
C.     Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
1.      Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a)      Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang memliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b)      Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisna, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
c)      Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
2.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
a)      Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b)      Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film, slide, vide, dan lain sebaganyai.
3.      Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
a)      Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b)      Media yang tidak dapat diproyeksikan seperti gambar, foot lukisan, radio, dan lain sebagainya.
D.    Fungsi Media Pembelajaran
Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar Edgar Dale (1969) dalam bukunya “Audio visual methods in teaching” Edgar Dale membuat klasifikasi menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:
1.      Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2.      Sebagai salah satu komponen yang paling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3.      Mempercepat proses belajar.
4.      Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
5.      Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
1.         Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah.
2.         Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya.
3.         Membuat konsep abstrak ke konsep konkret.
4.         Memberi kesamaan persepsi.
5.         Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.
6.         Menyajikan ulang informasi secara konsisten.
7.         Memberi suasana yang belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.
Menurut Livie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:
1.         Fungsi atensi
Media visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2.         Fungsi afekti
Media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3.         Fungsi kognitif
Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar mempelancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.         Fungsi kompensatoris
Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks  membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan sacara verbal.
Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan
untuk:
1.         Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
2.         Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
3.         Menambah gairah dan memotivasi belajar siswa.
E.     Pembelajaran IPS
1.      Pengertian pembelajaran IPS
Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian Social Studies seperti di Amerika Serikat. Dalam dunia pengetahuan kemasyarakatan atau pengetahuan sosial kita mengenal beberapa istilah, seperti ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial.
IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garap itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala dan masalah sosial tadi ditelaah, dianalisis faktor-faktornya sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya. Memperhatikan kerangka kerja IPS, seperti yang dikemukakan diatas dapat ditarik pengertian IPS sebagai berikut.
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.
IPS yang diajarkn pada pendidikan dasar menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajari IPS atau studi sosial ataupun ilmu sosial di perguruan tinggi. Bahkan dalam kerangka kerjanya dapat saling melengkapi. Hasil penelaahan IPS dapat dimanfaatkan oleh ilmu sosial, dan sebaliknya hasil kajian lmu sosial, dapat dimanfaatkan oleh IPS.
2.      Ruang lingkup pembelajaran IPS
Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a.     Manusia, tempat dan lingkungan.
b.    Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
c.     Sistem sosial dan budaya.
d.    Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
3.      Tujuan pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS di SD adalah sebagai berikut:
a.    Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
b.    Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
c.    Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi, dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d.    Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
e.    Membekali anak didik dengan kemamuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuandan teknologi.
4.      Manfaat pembelajaran IPS
Manfaat pembelajaran IPS antara lain sebagai berikut:
a.    Pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar.
b.    Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
c.    Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
d.    Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi serta mepersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat.
F.      Kontribusi Media Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Lembaga pendidikan haruslah dapat memberikan bekal yang baik, selain berupa pengetahuan, juga menyangkut tentang nilai-nilai kemanusiaan (humanisme) sebagai bekal (modal) dalam menghadapi tantangan global, pengaruh negatif dari kemajuan iptek dan pembangunan. Oleh sebab itu, melalui peranan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa hal-hal tersebut disampaikan, dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pada konteks ini, pembelajaran IPS di sekolah memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini mengingat, sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta menjadi warga negara Indonesia yang cinta damai. Hal itu dibahas lebih lanjut dengan merujuk pada Permendiknas tersebut, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.         Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2.         Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3.         Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.         Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Sementara itu, pembelajaran demokrasi melalui Pendidikan IPS kurang memberikan kontribusi terhadap pengembangan sikap dan perilaku demokratis, yang ditandai penyebabnya oleh dua hal, yaitu sisi substantif yang melupakan unsur lokal dan sisi pembelajaran yang monolitik dan undemokratis.
Peningkatan kualitas tenaga pendidik IPS diberikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik di sekolah, merupakan prioritas yang harus diperhatikan secara serius. Sehingga pembelajaran IPS dengan menggunakan cara konvensional atau tradisional dapat ditinggalkan oleh para guru. Mereka perlu dibekali tentang pola pembelajaran IPS terpadu dengan metode yang terbaru, dan dilatih tentang model-model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan demikian pembelajaran IPS yang diterima oleh peserta didik menjadi bermakna, baik untuk kehidupan pribadinya maupun untuk kehidupannya dalam lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Harus disadari secara mendalam oleh guru-guru IPS bahwa penerapan dalam pembelajaran IPS terpadu mengandung arti yang strategis untuk kepentingan peserta didik. Dalam buku Depdiknas (2006), diungkapkan bahwa model pembelajaran IPS terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Melalui pembelajaran IPS terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitannya dengan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran IPS terpadu.
Dalam pembelajaran IPS terpadu, sangat penting untuk dikembangkan dalam kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan masyarakat. Masing-masing daerah memiliki kearifan lokal, yang akan sangat berguna dalam pembelajaran IPS terpadu.
Ada beberapa tempat belanja untuk memenuhi kebutuhan hidup beberapa diantaranya adalah :
1.         Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah tempat berkumpulnya banyak pedagang. Ada pasar yang khusus menjual satu barang saja, seprti pasar buah. Ada juga pasar yang menjual banyak benda.
Dipasar, kita bisa  membeli barang yang kita inginkan dengan harga yang cukup murah. Kita juga bisa menawar harga dipasar sehingga kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Kekurangan pasar tradisional adalah pasar kurang menjaga kebersihannya.
2.         Warung
Warung itu seperti toko, tapi bentuknya lebih kecil dan sederhana. Pilihan barang-barang yang ada di warung juga tidak sebanyak di pasar tradisional atau di toko swalayan. Pemilik warung biasanya mementingkan hubungan pribadi dengan pelanggannya.
3.         Toko Swalayan
Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan. Harga ditoko tidak dapat ditawar-tawar.Toko swalayan adalah toko dimana kit harus mengambil sendiri barang apa yang akan dibelinya. Toko swalayan sering juga disebut supermarket. Toko swalayan memang menarik untuk dikunjungi. Terkadang, harga yang ditawarkan tidak terlalu berbeda dengan harga dipasar. Selain tempatnya bersih, toko juga sering menawarkan harga diskon.
4.         Koperasi
Koperasi dapat menjadi salah satu pilihan kita dalam membeli barang. Harga barang-barang di koperasi biasanya lebih murah atau sama dengan harga barang dipasar. Disekolah juga ada yang memiliki koperasi sekolah. Koperasi sekolah menjual perlengkapan sekolah, seperti buku, bolpoin, penggaris, dll.
















BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dari Bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Arab, kata “media” dapat diartikan sebagai “perantara” atau “pengantar” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar.
IPS merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.
Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran sangat berperan penting dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dengan adanya media dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) akan membuat siswa lebih memahami dalam mempelajari IPS. Sehingga siswa lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sosial atau masyarakat.
B.     Saran
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) harus didukung dengan adanya media pembelajaran karena media dapat dijadikan sebagai  salah satu unsur pendukung untuk mempermudah pemahaman dalam pembelajaran IPS dengan tujuan untuk mencapai keefektifan dan keefisienan bagi siswa. Dengan adanya pembelajaran IPS, siswa akan lebih memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan sosial di sekitar kita dan akan  lebih mudah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
LAMPIRAN


Contoh gambar jual beli di pasar tradisional.


Contoh gambar jual beli di pasar swalayan.

Contoh gambbar jual beli di Toko.
Contoh gambar jual bei di koperasi sekolah.


Alat pembayaran saat terjadi transaksi jual beli.



DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asy’ari, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial  SD untuk Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Hartan, Diko. 2012. “Media Pembelajaran”. http://der
tanggal 25 Maret 2014.
Leksono, Suroso Mukti, dkk. 2010. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan

Komputer (Pbk) untuk SMA pada Materi Amfibi”. Serang Banten. Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

Nurseto, Tejo. 2011. “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal

Ekonomi & Pendidikan, Volume 8, Nomor 1, April 2011, hal. 20-22.

Said, M, dkk. 2006. IPS Terpadu untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kharisma Putra Utama.
Sardjiyo, dkk. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Surtikanti dan Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: BP
FKIP UMS.
Turmuzi, Ahmad. 2011. “Pembaharuan Pembelajaran IPS dalam Rangka
Mendukung Pembangunan Nasional dan Peningkatan Wawasan
Maret 2014.