Minggu, 20 April 2014
Sabtu, 19 April 2014
PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS
PENGGUNAAN
MEDIA DALAM
PEMBELAJARAN
IPS
Laporan
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Media
Pembelajaran dan ICT
Dosen
Pengampu: Minsih, M.Pd
Disusun
oleh:
1. Ismiati Ragil Handayani A510120196
2. Fitria Rahmawati A510120200
3. Ariska Nugraheni A510120207
4.
Ana Purnamasari A510120208
5. Zuli Isnawati A510120209
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehinga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggunaan Media dalam
Pembelajaran IPS”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Media
Pembelajaran dan ICT.
Banyak pihak yang terlihat selama
penulis menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang terlibat:
1. Ibu
Minsih, M.Pd sebagai dosen yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini.
2. Orang
tua yang selalu memberikan dukungan selama penyelesaian makalah ini.
3. Teman-teman
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kelancaran dalam penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama kalangan
mahasiswa.
Surakarta,
26 Maret 2014
Tim Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................ 3
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Media........................................................................... 4
B. Pengertian Media
Pembelajaran..................................................... 5
C. Jenis-jenis Media pembelajaran..................................................... 6
D. Fungsi
Media Pembelajaran........................................................... 7
E. Pembelajaran IPS........................................................................... 9
F. Kontribusi Media
Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan
Kualitas
Pembelajaran.................................................................... 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 15
B. Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada saat ini,
sering kali siswa merasa sukar untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru
dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh cara guru dalam penyampaian
materi yang kurang bervariasi yang menyebabkan siswa merasa bosan untuk
menyemak materi yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, guru diwajibkan untuk
berkreasi dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan semua siswa mampu
memahami materi yang disampaikan dengan baik, baik oleh siswa yang daya tangkap
dalam pembelajaran rendah maupun yang tinggi. Serta guru harus dapat berinovasi
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga saat
ini dalam hal usaha untuk membantu guru mempermudah penyampaian materi
pembelajaran munculah media, alat, metode, strategi, dan model pembelajaran
yang dapat dijadikan sumber belajar yang mudah dipahami oleh seluruh siswa.
Media merupakan
segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut dimana
fungsinya adalah menyampaikan pesan dan informasi. Sedangkan media yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guna mempermudah dalam penyampaian pesan
dan informasi kepada peserta didik disebut media pembelajaran. Salah satu media
pembelajaran yang sering digunakan dalam mata pelajaran IPS adalah gambar
pahlawan yang biasanya ditempelkan di dinding-dinding kelas, dengan guru
memanfaatkan media gambar para pahlawan tersebut, siswa dapat lebih mudah
mengenali para pahlawan dan mudah memahami masing-masing karakteristik para
pahlawan. Selain gambar pahlawan, guru juga sering menggunakan media peta atau
globe untuk menunjukan letak geografis suatu negara atau pulau, juga untuk
memberikan pembelajaran tentang bagaimana membaca arah dalam peta atau globe
tersebut.
Mata pelajaran
IPS merupakan mata pelajaran yang sangat luas lingkupnya, diantaranya adalah
materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Sesuai dengan sebutanya
sebagai ilmu, ilmu Sosial menekankan pada keilmuan yang berkenaan dengan
kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial. Ilmu Sosial adalah semua bidang
ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosial atau dengan kata lain
semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Pembelajaran IPS
merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena materi pembelajaran yang ada
didalamnya akan membantu kita dalam kehidupan sehari-hari seperti mengenal
lingkungan sekitar, membaca peta, mengenal macam pekerjaan, mempelajari
berbagai sejarah, baik sejarah kemerdekaan Indonesia, sejarah uang, dan lain
sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari yang paling utama terlihat manfaatnya
setelah mempelajari mata pelajaran IPS ialah berinteraksi dengan orang lain.
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan dapat terlepas
dari hubungan dengan orang lain. Manusia akan selalu membutuhkan kehadiran dari
makhluk hidup yang lainnya.
Dalam makalah
ini akan membahas tentang “Penggunaan Media dalam Pembelajaran IPS”. Materi
yang akan di bahas adalah “Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Masyarakat”. Materi
ini diajarkan kepada siswa kelas 3 Sekolah Dasar. Materi ini diberikan guna
memberikan pemahaman kepada siswa tentang proses pemenuhan kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan sangat
membutuhkan orang lain terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya karena tidak
mungkin mereka dapat memenuhinya sendiri. Salah satu cara manusia dalam
memenuhi kebutuhannya adalah dengan melakukan kegiatan jual beli. Bagi orang
yang membutuhkan sesuatu dan memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya, dia
akan mencari sesuatu yang dia butuhkan dengan membeli, sedangkan bagi orang
yang memilki barang atau jasa yang dibutuhkan orang lain dan sedang membutuhkan
uang, dia akan memenuhi kebutuhannya dengan menjual sesuatu atau bekerja dengan
memanfaatkan jasa yang ia miliki.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat
beberapa rumusan masalah antara lain:
a. Apa
pengertian dari media?
b. Apa
pengertian dari media pembelajaran?
c. Apa
saja jenis-jenis media pembelajaran?
d. Apa
saja fungsi media pembelajaran?
e. Bagaimana
pembelajaran IPS di SD?
f.
Bagaimana kontribusi media pembelajaran
IPS dalam meningkatkan kualitas pembelajaran?
C. Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini, antara lain:
a. Untuk
mengetahui pengertian dari media
b. Untuk
mengetahui pengertian dari media pembelajaran
c. Untuk
mngetahui jenis-jenis media pembelajaran
d. Untuk
mengetahui fungsi media pembelajaran
e. Untuk
mengetahui pembelajaran IPS di SD
f.
Untuk mengetahui kontribusi media pembelajaran
IPS dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media
Kata
“media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dari Bahasa Latin
“medius” yang secara harfiah berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Arab, kata
“media” dapat diartikan sebagai “perantara” atau “pengantar” sehingga
pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan
informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat
diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu
proses penyajian informasi (AECT,1977:162).
Istilah
media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio
visual aids (alat bantu pandang atau dengar). Selanjutnya disebut instructional
materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan
dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media
pendidikan atau media pembelajaran).
National
Educatian Association (NEA) mendefinisikan media sebagai
segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997).
Pengembangan multimedia
pembelajaran sebagai sarana penyampai pesan sesuai pendapat R. Rahardjo “Media
itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar” (dalam Miarso,1984:47).
Menurut Gerlach
secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat
perantara seperti radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau
manusia sebagai sumber belajar dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk
menambah pengetahuan.
B.
Pengertian
Media Pembelajaran
Media dalam
pembelajaran hadir untuk membantu proses transfer pengetahuan dan keterampilan
menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Dari beberapa pendapat para ahli seperti
yang dikemukakan Azhar Arsyad, (2006:4), Gerlach dan Ely (Wina Sanjaya,2006:161)
(Arief S Sadiman dkk,2006:6) dapat disimpulkan bahwa apabila media tersebut
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran disebut media pembelajaran.
Menurut Briggs
(1977), media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau
materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Menurut National
Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Menurut Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan
dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.
Sedangkan
menurut Gerlach, media pembelajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (sotfware). Perangkat keras (hardware) adalah alat-alat yang
dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi, dan
sebagainya. Kemudian perangkat lunak (software) adalah isi program yang mengandung
pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan
bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang
dsuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Media pembelajaran
secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Media pembelajaran adalah
bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan
pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar dapat pula dikatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan dalam lingkungan pembelajar yang dapat
merangsang pembelajar untuk belajar.
C.
Jenis-jenis
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung
dari sudut mana melihatnya.
1. Dilihat
dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a) Media
auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang memliki
unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b) Media
visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung suara. Yang
termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisna,
gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain
sebagainya.
c) Media
audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai
ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap
lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang
pertama dan kedua.
2. Dilihat
dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
a) Media
yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang
aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b) Media
yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film,
slide, vide, dan lain sebaganyai.
3. Dilihat
dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
a) Media
yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain
sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti
film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan
film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa
dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi
apa-apa.
b) Media
yang tidak dapat diproyeksikan seperti gambar, foot lukisan, radio, dan lain
sebagainya.
D.
Fungsi
Media Pembelajaran
Dalam usaha
untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar Edgar Dale (1969) dalam
bukunya “Audio visual methods in teaching” Edgar Dale membuat klasifikasi
menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak.
Dalam kaitannya
dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:
1. Sebagai
sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2. Sebagai
salah satu komponen yang paling berhubungan dengan komponen lainnya dalam
rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Mempercepat
proses belajar.
4. Meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar.
5.
Mengkongkritkan yang abstrak sehingga
dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
Media
pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
1.
Menghadirkan
obyek sebenarnya dan obyek yang langkah.
2.
Membuat
duplikasi dari obyek yang sebenarnya.
3.
Membuat
konsep abstrak ke konsep konkret.
4.
Memberi
kesamaan persepsi.
5.
Mengatasi
hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.
6.
Menyajikan
ulang informasi secara konsisten.
7.
Memberi
suasana yang belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.
Menurut
Livie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya
media visual yaitu:
1.
Fungsi
atensi
Media visual merupakan inti yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran.
2.
Fungsi
afekti
Media visual dapat dilihat dari
tingkat kenikmaran siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.
Gambar atau lambang visual dapat mengggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3.
Fungsi
kognitif
Media visual terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar mempelancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
4.
Fungsi
kompensatoris
Media visual yang memberikan konteks
untuk memahami teks membantu siswa yang
lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran
yang disajikan dengan teks atau disajikan sacara verbal.
Secara
khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan
untuk:
1.
Menangkap
suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
2.
Memanipulasi
keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
3.
Menambah
gairah dan memotivasi belajar siswa.
E.
Pembelajaran
IPS
1. Pengertian pembelajaran IPS
Istilah ilmu
pengetahuan sosial (IPS) yang secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia
sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian Social Studies
seperti di Amerika Serikat. Dalam dunia pengetahuan kemasyarakatan atau
pengetahuan sosial kita mengenal beberapa istilah, seperti ilmu sosial, studi
sosial, dan ilmu pengetahuan sosial.
IPS sebagai bidang
studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garap itu meliputi
gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang
dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan
pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan.
Dari gejala dan masalah sosial tadi ditelaah, dianalisis faktor-faktornya
sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya. Memperhatikan kerangka kerja IPS,
seperti yang dikemukakan diatas dapat ditarik pengertian IPS sebagai berikut.
IPS
adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah
sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan.
IPS yang diajarkn pada
pendidikan dasar menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajari IPS atau
studi sosial ataupun ilmu sosial di perguruan tinggi. Bahkan dalam kerangka
kerjanya dapat saling melengkapi. Hasil penelaahan IPS dapat dimanfaatkan oleh
ilmu sosial, dan sebaliknya hasil kajian lmu sosial, dapat dimanfaatkan oleh
IPS.
2.
Ruang lingkup pembelajaran
IPS
Pada ruang lingkup mata
pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a.
Manusia, tempat
dan lingkungan.
b.
Waktu,
keberlanjutan dan perubahan.
c.
Sistem sosial
dan budaya.
d.
Perilaku ekonomi
dan kesejahteraan.
3.
Tujuan
pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS di SD adalah sebagai
berikut:
a.
Membekali anak
didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di
masyarakat.
b.
Membekali anak
didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif
pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
c.
Membekali anak
didik dengan kemampuan berkomunikasi, dengan sesama warga masyarakat dan
berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d.
Membekali anak
didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap
pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
e.
Membekali anak
didik dengan kemamuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan
perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuandan teknologi.
4.
Manfaat
pembelajaran IPS
Manfaat pembelajaran IPS antara lain sebagai
berikut:
a.
Pengalaman langsung
apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar.
b.
Kemampuan
mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi di masyarakat.
c.
Kemampuan
berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
d.
Kemampuan
mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi serta mepersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota
masyarakat.
F.
Kontribusi
Media Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Lembaga
pendidikan haruslah dapat memberikan bekal yang baik, selain berupa
pengetahuan, juga menyangkut tentang nilai-nilai kemanusiaan (humanisme)
sebagai bekal (modal) dalam menghadapi tantangan global, pengaruh negatif dari kemajuan
iptek dan pembangunan. Oleh
sebab itu, melalui peranan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa hal-hal
tersebut disampaikan, dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pada konteks ini, pembelajaran IPS
di sekolah memiliki peranan
yang sangat penting. Hal ini mengingat, sebagaimana termuat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi, bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab,
serta menjadi warga negara Indonesia yang cinta
damai. Hal itu dibahas lebih lanjut dengan
merujuk pada Permendiknas tersebut, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1.
Mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2.
Memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3.
Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.
Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Sementara
itu, pembelajaran demokrasi melalui Pendidikan IPS kurang memberikan kontribusi
terhadap pengembangan sikap dan perilaku demokratis, yang ditandai penyebabnya
oleh dua hal, yaitu sisi substantif yang melupakan unsur lokal dan sisi
pembelajaran yang monolitik dan undemokratis.
Peningkatan kualitas tenaga pendidik IPS diberikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik di sekolah, merupakan
prioritas yang harus diperhatikan secara serius. Sehingga pembelajaran IPS
dengan menggunakan cara konvensional atau tradisional dapat ditinggalkan oleh
para guru. Mereka perlu dibekali tentang pola pembelajaran IPS terpadu dengan metode yang terbaru, dan dilatih
tentang model-model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan
demikian pembelajaran IPS yang diterima oleh peserta didik menjadi bermakna,
baik untuk kehidupan pribadinya maupun untuk kehidupannya dalam lingkungan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Harus disadari secara mendalam oleh guru-guru IPS bahwa
penerapan dalam
pembelajaran IPS terpadu mengandung arti yang strategis untuk
kepentingan peserta didik.
Dalam buku Depdiknas
(2006), diungkapkan bahwa model pembelajaran IPS terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik
dan otentik.
Melalui pembelajaran IPS
terpadu peserta
didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan
untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan
aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat
berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik.
Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitannya dengan unsur-unsur konseptual menjadikan
proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan
sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga peserta
didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan
belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia
nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran IPS terpadu.
Dalam pembelajaran IPS terpadu, sangat penting untuk
dikembangkan
dalam kegiatan jual beli di lingkungan
rumah dan masyarakat. Masing-masing daerah memiliki kearifan lokal, yang akan
sangat berguna dalam pembelajaran IPS terpadu.
Ada
beberapa tempat belanja untuk memenuhi kebutuhan hidup beberapa diantaranya
adalah :
1.
Pasar
Tradisional
Pasar
tradisional adalah tempat berkumpulnya banyak pedagang. Ada pasar yang khusus
menjual satu barang saja, seprti pasar buah. Ada juga pasar yang menjual banyak
benda.
Dipasar,
kita bisa membeli barang yang kita inginkan
dengan harga yang cukup murah. Kita juga bisa menawar harga dipasar sehingga
kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Kekurangan pasar tradisional
adalah pasar kurang menjaga kebersihannya.
2.
Warung
Warung
itu seperti toko, tapi bentuknya lebih kecil dan sederhana. Pilihan barang-barang
yang ada di warung juga tidak sebanyak di pasar tradisional atau di toko
swalayan. Pemilik warung biasanya mementingkan hubungan pribadi dengan
pelanggannya.
3.
Toko
Swalayan
Toko
adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan. Harga ditoko tidak dapat
ditawar-tawar.Toko swalayan adalah toko dimana kit harus mengambil sendiri
barang apa yang akan dibelinya. Toko swalayan sering juga disebut supermarket.
Toko swalayan memang menarik untuk dikunjungi. Terkadang, harga yang ditawarkan
tidak terlalu berbeda dengan harga dipasar. Selain tempatnya bersih, toko juga
sering menawarkan harga diskon.
4.
Koperasi
Koperasi
dapat menjadi salah satu pilihan kita dalam membeli barang. Harga barang-barang
di koperasi biasanya lebih murah atau sama dengan harga barang dipasar.
Disekolah juga ada yang memiliki koperasi sekolah. Koperasi sekolah menjual
perlengkapan sekolah, seperti buku, bolpoin, penggaris, dll.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang
berasal dari Bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti tengah. Sedangkan
dalam Bahasa Arab, kata “media” dapat diartikan sebagai “perantara” atau
“pengantar” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang
mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan
penerima pesan. Media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk
menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau
pembelajar.
IPS merupakan
bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial
di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan.
Dalam dunia pendidikan,
media pembelajaran sangat berperan penting dalam proses pembelajaran agar proses
pembelajaran tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dengan adanya
media dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) akan membuat siswa lebih
memahami dalam mempelajari IPS. Sehingga siswa lebih mudah menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sosial atau masyarakat.
B.
Saran
Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) harus didukung dengan adanya media pembelajaran
karena media dapat dijadikan sebagai salah satu unsur pendukung untuk mempermudah
pemahaman dalam pembelajaran IPS dengan tujuan untuk mencapai keefektifan dan
keefisienan bagi siswa. Dengan adanya pembelajaran IPS, siswa akan lebih
memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan sosial di sekitar kita dan
akan lebih mudah untuk menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
LAMPIRAN
Contoh
gambar jual beli di pasar tradisional.
Contoh
gambar jual beli di pasar swalayan.
Contoh
gambbar jual beli di Toko.
Contoh
gambar jual bei di koperasi sekolah.
Alat
pembayaran saat terjadi transaksi jual beli.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, Azhar.
2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Asy’ari,
dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Hartan, Diko. 2012. “Media Pembelajaran”. http://der
tanggal 25 Maret
2014.
Leksono, Suroso Mukti, dkk. 2010. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan
Komputer (Pbk) untuk SMA pada Materi Amfibi”. Serang Banten. Universitas
Sultan
Ageng Tirtayasa.
Nurseto, Tejo. 2011. “Membuat
Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal
Ekonomi &
Pendidikan, Volume 8, Nomor 1, April 2011, hal. 20-22.
Said, M,
dkk. 2006. IPS Terpadu untuk
Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta:
Erlangga.
Sanjaya,
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kharisma Putra Utama.
Sardjiyo, dkk.
2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Surtikanti dan
Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar
Mengajar. Surakarta: BP
FKIP
UMS.
Turmuzi,
Ahmad. 2011. “Pembaharuan Pembelajaran IPS
dalam Rangka
Mendukung Pembangunan Nasional dan Peningkatan Wawasan
Internasional”. http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/08/pembaharuan
peningkatan-wawasan
internasional-408319.html., diakses
tanggal 25
Maret 2014.
Langganan:
Postingan (Atom)