Kamis, 06 Maret 2014

cinta si cewek cuek



CINTA SI CEWEK CUEK






Sekarang mereka sudah menginjak usia 16 tahun di mana usia tersebut merupakan badai dan topan bagi seorang remaja. mereka kini duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia, mereka adalah Dina dan Andin. Dua sijoli yang selalu bersama sejak sekolah dasar sampai sekarang. Mereka sudah seperti saudara, begitu pula dengan orang tua mereka masing-masing sudah menganggap mereka sebagai anak sendiiri. Kini mereka duduk satu bangku satu SMA dan satu kelas. mereka berdua Bagaikan bulan dan bintang saling melengkapi satu sama lain, diibaratkan jika bulan tidak tersenyum , bintang berusaha dengan gigih agar membuat bulannya tersenyum. Dan begitu pula sebaliiknya.
“Na’, ayokk berangkat sekolah udah siang nih”... ucap Andin.
“iya Din , bentar dong baru nyari buku nih buat mata pelajaran hari ini.. balas Dina.
“busyeettt dah, berarti tadi malam tidak belajar dong Na”....Andin berbicara,
“hehehehe,,,endakkk Din”. Balas Dina.
“kebiasaan loe tuhh seperti ini, ayokk cepetan 5 menit lagi, kalau tidak buru-buru guee tinggal niech”. Ucap Andin (dengan intonasi nada yang tinggi)
Andin lebih suka memangil Dina dengan panggilan Na’ begitu pula dengan teman-temannya.
Yah seperti itulah Dina...seringkali Andin yang menasehati Dina. Karena Andin sendiri sudah mengerti karakter Dina dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah, selalu saja badung dan cuek.
Mereka berdua akhirnya sampai juga ke sekolahan yang di tuju. Duduk satu bangku dan satu kelas pula itu lah mereka bak dua sijoli yang tax bisa dipisahkan oleh apapun.
Hari itu merupakan hari yang indah bagi mereka berdua. Karena selepas liburan mereka dapat menuntuut ilmu kembali, tentunya bersama teman-temannya.
Hari yang mengejutkan pula bagi mereka. Tiba-tiba sang guru datang. Dengan diiringi seorang cowok yang begitu gagah dan tampan. Dengan memakai kaca mata menambah pria tersebut berwibawa. Kadang diantara mereka ada yang beranggapan bahwa pria yang berkaca mata itu culun, lugu. Tetapi sebaliknya, tidak untuk Dina ia menganggap seorang pria yang berkacamata mempunya citra tersendiri dan inner handsome.
“anak-anak. Perkenalkan kita kedatangan siswa baru dari sekolah lain, silahkan perkenalkan dirimu...!!”. Kata bu Indira
“iya, bu’”. Balas pria itu.
“Perkenalkan nama saya David, saya pindahan dari SMA N 1 Bandung. Ada yang ingin ditanyakan lagi tentang identias saya?”. Ucap David.
Serasa siswa kelas 2 SMA tersebut diam tak mengucapkan satu kata pun. Suasana kelas tersebut menjadi sunyi senyap semua pandangan tertuju kepada murid baru tersebut. Tetapi tidak untuk Dina, ia lebih sibuk sendiri memainkan HP-nya.
“silahkan kamu duduk di bangku yang kosong itu. Samping Dina” ucap bu Indira.
David melangkah kan kakinya menuju bangku yang ditunjuk oleh gurunya.
“Anak-anak persiapkan buku biologinya”. Ucap bu Indira.
Jarum jam menunjukkan pukul 09.30 WIB. Saatnya siswa – siswi istirahat sejenak melonggarkan pikiran.
Tiba-tiba Alin menghampiri David mencoba untuk mengajak kenalan David. Begitu pula dengan siswa lainnya. Andin pun ikut menghampiri David. Tetapi tidak untuk Dina , ia langsung melangkahkan kakinya keluar kelas.
Kini David sudah mulai beradaptasi dengan sekolah barunya. 1 bulan sudah di lalui David di sekolah tersebut. Ia mulai akrab dengan teman-teman sekelasnya. Anton dan Rizal yang kini berteman akrab dengan David bak pertemanan yang sudah beberapa tahun mereka jalani. Karena mereka banyak mempunyai kesamaan akhirnya mereka begitu cocok untuk menjalin pertemanan dan persaudaraan tentunya.
“sepertinya teman kita yang bernama Dina. Orangnya cuek abisss deh”. Kata David.
“dia memang seperti itu Vid, cuek tapi sebenarnya ia baik jika sudah mengenal dengannya. Cie-cie ada apa niechh tiba-tiba nanyain Dina”. Ucap Anton.
“Achhh biasa saja. Aku lihat Cuma Andin yang selalu bersama Dina”. Balas David.
“iya mereka sudah seperti saudara kembar, selalu bersama-sama kemanapun mereka berada”. Sanggah Rizal.
Tiba-tiba hati David serasa mendapatkan info tentang Dina. Diam-diam David menaruh pandangan pada Dina sejak pertama kali ia ada di sini. Karena kecuekan Dina membuat David semakin penasaran padanya. Suatu ketika David mengikuti Dina saat pulang sekolah. Pada  waktu itu Dina tidak bersama Andin. Alhasil Dina jalan kaki menuju rumahnya. Dengan sengaja David mengikutinya, berharap Dina mau dibonceng olehnya pakai sepeda ontel yang kini dikendarai David.
“hayy,, kok jalan kaki, mau gue anter”. Sapa David.
“gak usah, udah biasa jalan kaki”. Balas Dina.
“udah naik ajha, nanti cpek lo”. Ucap David.
Akhirnya Dina luluh juga oleh David. Ia diantarkan David ke rumah. Sebenrnya David juga ingin mengetahui Dina lebih lanjut. Walaupun Dina sebenarnya badung dan cuek tetapi Dina juga mempunyai hati yang baik.
“Di mana rumah kamu”. David membuka suara.
“sana , masih lurus terus, agak jauh sich, kuat boncengin gue sampai rumah gax”. Balas Dina.
“kuat dong”. Balas David.
“sebenarnya mengapa kamu pindah sekolah, bukankah enak sekolah di Bandung”. Kata Dina
“iya sih, karena keluarga akhirnya aku ikut mama papa, sejak dahulu sampai sekarang papaku sering sekali dipindah-pindah tugas akhirnya aku mengikuti keluarga saja. Enggak enak sih harus bolak balik beradaptasi, tetapi mau gimana lagi”. Ucap David panjang lebear.
“owh begitu. Echhh dah sampai nich makasih ya”. Balas Dina
“oke. Echhh Na’ boleh minta nomer HP mu”. Ucap David.
“Boleh. Niech” Balas Dina.
Sampai juga Dina di rumah dan langsung melangkhkan kakinya menuju kamar. Tiba-tiba HP dina berdering.
“ecchhhh udah sampai rumah belum” SMS dari Andin.
Dina mulai membalas SMS dari Andin “ udah lah, loe tuh ninggalin gue, loe tau gx sih tadi gue di bonceng ama siapa coba. DAVID.
“Serius loe Na’. Cie-cie”. Balas Andin.
Tak kuat lagi Dina untuk membalas SMS dari Andin. Tiba-tiba Dina membarigkan tubuhnya ke tempat tidur karena capek.  Dalam tidur lelapnya Dina, tiba-tiba ia memimpikan David.
“Na’. Bangun sayanx, mandi”. Suara merdu mamanya.
Suara mamanya bak petir menggelegar membangunkan Dina dengan refleks. Seakan-akan Dina mencoba mengumpulan nyawanya setelah bangun tidur, Dina pun ingat tentang mimpinya tadi dalam hati Dina berbicara” waduhhh kok gue mimpi tu anak ya...kesambeeeeet apa gue”. Mimpi itu dibiarkan berlalu begitu saja. Dina tak menggubriss sama sekali mimpi itu, beranggapan mimpi itu hanya biasa dan akan berlalu.
Dreetttt....Dreeetttt....tiba-tiba HP Dina bunyi.
“Na’, jika setiap harii aku jemput kamu bagaimana , mau kan” sms David.
Dina berpikir, kesambet apa tuchh anak, ngomong seperti itu.
“Boleh-boleh saja, tapi saat berangkat saja, pulangnya aku bareng Andin”. Balas Dina.
“okee bost”. Balas David.
Pagi hari pun tiba saatnya Dina bergegas berangkat sekolah, hari pertamanya Dina bareng David ke sekolah dan seterusnya ia akan bareng David saat paginya. Ia tak lupa memberi tau sahabatnya bahwa ia setiap pagi bareng David berangkatnya agar Andin tidak susah-susah datang ke rumah menjemput Dina.
Tookkkk,,,,,,,,,,,,,,,,tooook,,,,,,,,,,,,,,,!!
“assalamu’alaikum bu Dina ada”. Sapa David.
“kamu temannya Dina???”. Balas Ibu Dina.
“iya bu, kenalin saya David” Ucap David.
Din temenmu nichh dah datang cepetan sayang dah siang. Teriak mama pada Dina
“iya ma , bentar” balas Dina.
“mari bu, kami berangkat dulu”. Ucap David sambil menjabat tangan mamanya Dina.
Merreka berdua pun bergegas berangkat sekolah. Sesampai sekolah mereka berdua menjadi pusat perhatian temannya. Apalagi yang namanya Rita. Ia tidak suka jika David dekat-dekat dengan wanita lain. Karena Rita menyukai David sejak ia pertama bertemu.
Kebersamaan David dan Dina sudah berlangsung selama 1 semester. Hal itu menjadikan mereka semakin akrab dan dekat pula.
Melihat kedekatan David dan Dina. Rita semakin panas dan marah suatu ketika Rita melabrak Dina dan mengancamnya. Ketika Dina bersama dengan Andin.
“ecchhh elu anak bau kencur. Anak baru kemarin sudah berani-berani nya merebut cowok orang”. Ucap Rita dengan intonasi yang tinggi sambil mendorong Dina.
“echh elu siapa sichh... emang elu kakak kelas kami ,, dan kami gx suka ya jika kamu bersikap seperti ini kepada kami”. Balas Andin dengan intonasi yang tinggi pula.
Baru kali ini Andin marah-marah, karena ia tidak terima jika Dina diperlakukan seperti itu.
“eecchh...gue ingetin ya jangan lagi kamu deket-deket David. Dia itu milik gue. NGERTI.” Balas RITa.
Entah kenapa Dina tak mengeluarkan satu kata pun. Biasanya ia paling suka jika beradu seperti ini. “Apakah hati Dina sudah merasakan rapuh atas apa yang dibicarakan Rita tadi mengenai David itu coowknya”. Dalam hati Dina berbicara.
“Na’. Loee gak pa-pa kan”. Sapa Andin.
“gue gax pa-pa. Gue hanya terkejut. Apa benar sich David cowoknya Rita”. Balas Dina.
“cieee loe cemburu ya Na”. Ucap Andin.
“bukan begitu Din. Gax tau kenapa selama gue dianter David merasakan nyaman dan tenang di smping dia”. Ucap Dina.
“itu namanya loe jatuh cinta Na”. Balas Andin.
Dina serasa memikirkan ucapan sahabatnya tadi. Apakah benr aku jatuh cinta sama David. Dina berpikiran seperti itu.
Suatu ketika saat David mengantarkan Dina ke suatu tempat, taman tepatnya. Dalam perbincangan mereka . Dina menanyakan apakah benar Rita itu ceweknya.
“bukan Na, aku dan Rita hanya berteman lama sejak kecil, keluarga kami juga saling kenal dan akrab” ucap David.
“tapi mengapa Rita menganggap kamu itu cowoknya”. Balas Dina
“kenapa, kamu cemburu ya sama Rita”. Balas David
“achh kamu” balas Dina .
Pipi Dina merah merona menahan malu. Sebenrnya dalam hati Dina menyukai David dan benar ia cemburu degan Rita.
“Na’ sebenarnya gue suka sama loe. Gue cinta sama loe, sejak dulu pertama kali bertemu, gue sudah menaruh hati sama kamu. Entah kenapa aku sendiri juga tidak tau Na, mungkin karena sifat cuek loe”. Ucap David.
Serasa hati Dina tersenyum mendengar pengakuan David. Kata-kta cinta itu yang selalu ditunggu Dina.
“apa....loe seriuss ngomong seperti itu?”..balas Dina
“Gue serius Na’, gimana loe mau gx jadi cewek gue?”. Ucap David
“gue mau Vid jadi cewek loe, tapi janji loe jangan sakiti gue” balas Dina dengan tersenyum.
“gue janji Na’, gue akan jagain loe, gue akan sayangin loe” balas David sambil tersenyum.
Kepala Dina disandarkan dibahu David. Sambil melihat pemandangan disekitarnya seolh-olah rumput menjadi saksi cinta mereka dan angin sepoy-sepoy  menambah kemesraan mereka berdua yang di mabuk cinta.
Begitu bahagianya Andin mendengar kabar dari sabahabtnya. Atas hari jadi Dina dan David. Andin ikut bahagia jika temannya merasakaan kebahagiaan.
Satu tahun sudah mereka menjalin cinta. Ketika Rita mendengar berita bahwa Dina dan David sepasang kekasih awalnya Rita tidak menerima kenyataan ini tetapi pada kahirnya Rita merelakan David untuk Dina.
Dreeettttt........dretttttt.........HP Dina bergetar.
kaulah bulanku... kaulah bintangku. Tanpa kehadiran bulan dan bintang aku tak jadi apa-apa. Karena dengan kehadiranmulah kamu memberikan warna dalam hidupku. Kamu begitu indah dalam kehidupanku. Serasa langit begitu mengerti kebahagiaanku. Langit dikelilingi oleh bintang yang indah. Begitu engkau mengelilingku aku dengan cintamu. Diatas sana aku memandang bintang yang rupanya tersenyum melihat cinta kita”. Kata-kata itu muncul dari layar HP Dina rupanya pesan dari sang kekasih yaitu David.
Membaca pesan dari David hati Dina tersenyum sendiri, merasakan kebahagiaan yaang timbul dalam hatinnya. Ku mulai mengetik katakata yang ku kirimkan pula untuk David
Biarlah bintang dan bulan selalu menghiasi hatiku. Karna bagiku kamulah bulannya. Bulan begitu indah dilihat. melihat kita bulan seolah-olah menebarkan bau harum dan senyuman yang begitu menawan. Kini bulan menjadi saksi cinta kita berdua wahai kekasihku” Balas Dina.
Hati David bahagianya minta ampun mendapatkan pesan dari Dina
Akhir tahun sudah mulai di depan mata. Kini mereka berada di bangku kelas 3 SMA. Sebentar lagi mereka akan melaksanakan ujian akhir sekolah. Dengan giatnya David, Dina, Andin, Anton, dan Rizal belajar bersama agar dimudahkan nanti mengerjakan soal-soal ujian, dengan di pandu oleh David. Karena mereka tau selama 1 tahun ini duduk dibangku kelas 2 SMA David lah snag juara kelasnya. Ia menjadi bintang kelas di sekolahnya. Tentunya juga menjadi bintang kelas dihati Dina.
Selama 6 hari kini mereka terus dan terus mengasah pikiran dan otaknya untuk mengerjakan ujian yang mereka hadapi. Ujian pun sudah berlalu. Saatnya pengumuman kelulusan ada di depan mata. Hati mereka berdebar-debar menunggu kelulusan tiba. Saat semua nama siswa terpampang dalam papan pengumuman begitu sangat ramai dan penuhnya dengan siswa yang akan menonton apakah dirinya lulus atau tidak. Kini saatnya Dina yang berada di depan mencari-cari nama yang di carinya. Begitu bahagia mereka melihat papan pengumuman yang terpampang nama mereka. Tak kalah bahagianya David lagi-lagi ia menampati nama dan nilai tertinggi di papan pengumuman tersebut. Dina begitu bangga sekali dengan David karena sang kekasih begitu cerdas dan lagi-lagi dia menjadi sang juara. Tetapi dalam hati David menyimpan kesedihan yang luar biasa karena waktu David untuk bersama Dina dan teman-temannya sangat sedikit. Karena orang tua David akan pindah tugas lagi begitu pula dangan David ia harus mengikuti sang papa.
“Na’, gue mau ngomong, sebentar lagi gue akan ikut papa pindah , papa dipindah lagi tugasnya oleh atasan papa” Ucap David.
Mendengar pengakuan david. Serasa hati Dina tersambar oleh petir, jantung Dina seakan berhenti berdetak.
“apa..?? itu artinya loe bakal ninggalin gue”. Balas Dina.
“engak Na’, gue bakal tetep cinta sama loe, tunggu gue. Gue pasti kembali Na’ untuk loe”. Ucap David.
Tak kuasa hati Dina untuk menahan rasa sakit ini. Air mata Dina mengalir bak banjir yang datang membahasahi pipinya. Melihat Dina menangis di depan David. David merasakan apa yang dirasakan oleh Dina. David memeluk Dina dengan erat.
3 tahun sudah perpisahan mereka. Kini mereka sudah menjadi seorang mahasiswa di universitas yang mereka inginkan masing-msing. Hati Dina merasa masih tak percaya bahwa David meninggalkannya. Dalam sajak syairnya Dina mengungkapkan.
kau lah harta terbesar ku wahai kekasihku.
Kau merupakan secawan madu untukkku.
Begitu rindunya hati ini mendambakan kasih sayangmu.
Hidupku serasa tak berarti lagi tanpa kehadiranmu wahai kekasihku.
Engkau di mana.
Engkau meninggalakan aku ditengah-tengah kegelepan datang menghampiriku.
Engkau membiarkan madu air mataku mengalir membasahi dunia ini.
Aku begitu sangat merindukanmu.
Biarkan sajak puisi yang ku lantunkan menyampaikan begitu rindunya hatiku.
Bersama dengan angin yang semilir ini ku sampaikan rasa cintaku untukmu.
Berikanlah aku kehangatann disaat angin menghampiriku wahai sang kekasih.
Aku mencintaimu lebih dari apapun,
Engkau lebih dari indah untukku.
Dengan linangan air mata Dina menulis  sajak itu.
Suatu hari Dina mendatangi tempat pertama kali David mengutarakan perasaannya pada Dina. Di situ Dina serasa merasakan David ada di dekatnya, dengan semilir angin Dina berada di situ menunggu sang kekasih datang. Karena Dina yakin bahwa sang kekasih akan datang menemuinya. Tak di sangka hati Dina serasa berhenti sejenak melihat pemandangan yang tiba-tiba hadir di depannnya. Betul ia adalah David sang kekasih. Kini David kembali untuk Dina. Menepati janji yang pernah diucapkan oleh David. Bahwa dia akan kembali lagi untuk Dina. Tak kuasa menahan harunya Dina memeluk David dengan erat.  semilir angin dan rerumputan yang bergoyang menjadi saksi cinta mereka berdua.
“Na’ gue mencintai loe”. Ucap David.
“Gue juga mencintai loe Vid”. Balas Dina
###
Nb: cinta dina berlebihan, lebay ah haha kepie leh di komen dewe hehe
***kelar deh***
Karya : Zhulie Isnsawati
Facebook : Itshnaunyuunyukayakmarmud Yanxingien S’lalu Dihatinya
Twitter : @ZhulieL_Ishna

2 komentar: