CINTA SI CEWEK CUEK
|
Sekarang mereka sudah
menginjak usia 16 tahun di mana usia tersebut merupakan badai dan topan bagi
seorang remaja. mereka kini duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia, mereka adalah Dina
dan Andin. Dua sijoli yang selalu bersama sejak sekolah dasar sampai sekarang.
Mereka sudah seperti saudara, begitu pula dengan orang tua mereka masing-masing
sudah menganggap mereka sebagai anak sendiiri. Kini mereka duduk satu bangku
satu SMA dan satu kelas. mereka berdua Bagaikan bulan dan bintang saling melengkapi
satu sama lain, diibaratkan jika bulan tidak tersenyum , bintang berusaha
dengan gigih agar membuat bulannya tersenyum. Dan begitu pula sebaliiknya.
“Na’, ayokk berangkat sekolah udah
siang nih”... ucap Andin.
“iya Din , bentar dong baru nyari
buku nih buat mata pelajaran hari ini.. balas Dina.
“busyeettt dah, berarti tadi malam
tidak belajar dong Na”....Andin berbicara,
“hehehehe,,,endakkk Din”. Balas
Dina.
“kebiasaan loe tuhh seperti ini,
ayokk cepetan 5 menit lagi, kalau tidak buru-buru guee tinggal niech”. Ucap
Andin (dengan intonasi nada yang tinggi)
Andin lebih suka memangil Dina
dengan panggilan Na’ begitu pula dengan teman-temannya.
Yah seperti itulah
Dina...seringkali Andin yang menasehati Dina. Karena Andin sendiri sudah
mengerti karakter Dina dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah, selalu
saja badung dan cuek.
Mereka berdua akhirnya sampai juga
ke sekolahan yang di tuju. Duduk satu bangku dan satu kelas pula itu lah mereka
bak dua sijoli yang tax bisa dipisahkan oleh apapun.
Hari itu merupakan hari yang indah
bagi mereka berdua. Karena selepas liburan mereka dapat menuntuut ilmu kembali,
tentunya bersama teman-temannya.
Hari yang mengejutkan pula bagi
mereka. Tiba-tiba sang guru datang. Dengan diiringi seorang cowok yang begitu
gagah dan tampan. Dengan memakai kaca mata menambah pria tersebut berwibawa.
Kadang diantara mereka ada yang beranggapan bahwa pria yang berkaca mata itu
culun, lugu. Tetapi sebaliknya, tidak untuk Dina ia menganggap seorang pria
yang berkacamata mempunya citra tersendiri dan inner handsome.
“anak-anak. Perkenalkan kita
kedatangan siswa baru dari sekolah lain, silahkan perkenalkan dirimu...!!”.
Kata bu Indira
“iya, bu’”. Balas pria itu.
“Perkenalkan nama saya David, saya
pindahan dari SMA N 1 Bandung. Ada yang ingin ditanyakan lagi tentang identias
saya?”. Ucap David.
Serasa siswa kelas 2 SMA tersebut
diam tak mengucapkan satu kata pun. Suasana kelas tersebut menjadi sunyi senyap
semua pandangan tertuju kepada murid baru tersebut. Tetapi tidak untuk Dina, ia
lebih sibuk sendiri memainkan HP-nya.
“silahkan kamu duduk di bangku yang
kosong itu. Samping Dina” ucap bu Indira.
David melangkah kan kakinya menuju
bangku yang ditunjuk oleh gurunya.
“Anak-anak persiapkan buku
biologinya”. Ucap bu Indira.
Jarum jam menunjukkan pukul 09.30
WIB. Saatnya siswa – siswi istirahat sejenak melonggarkan pikiran.
Tiba-tiba Alin menghampiri David
mencoba untuk mengajak kenalan David. Begitu pula dengan siswa lainnya. Andin
pun ikut menghampiri David. Tetapi tidak untuk Dina , ia langsung melangkahkan
kakinya keluar kelas.
Kini David sudah mulai beradaptasi
dengan sekolah barunya. 1 bulan sudah di lalui David di sekolah tersebut. Ia
mulai akrab dengan teman-teman sekelasnya. Anton dan Rizal yang kini berteman
akrab dengan David bak pertemanan yang sudah beberapa tahun mereka jalani.
Karena mereka banyak mempunyai kesamaan akhirnya mereka begitu cocok untuk
menjalin pertemanan dan persaudaraan tentunya.
“sepertinya teman kita yang bernama
Dina. Orangnya cuek abisss deh”. Kata David.
“dia memang seperti itu Vid, cuek
tapi sebenarnya ia baik jika sudah mengenal dengannya. Cie-cie ada apa niechh
tiba-tiba nanyain Dina”. Ucap Anton.
“Achhh biasa saja. Aku lihat Cuma
Andin yang selalu bersama Dina”. Balas David.
“iya mereka sudah seperti saudara
kembar, selalu bersama-sama kemanapun mereka berada”. Sanggah Rizal.
Tiba-tiba hati David serasa
mendapatkan info tentang Dina. Diam-diam David menaruh pandangan pada Dina
sejak pertama kali ia ada di sini. Karena kecuekan Dina membuat David semakin
penasaran padanya. Suatu ketika David mengikuti Dina saat pulang sekolah.
Pada waktu itu Dina tidak bersama Andin.
Alhasil Dina jalan kaki menuju rumahnya. Dengan sengaja David mengikutinya, berharap
Dina mau dibonceng olehnya pakai sepeda ontel yang kini dikendarai David.
“hayy,, kok jalan kaki, mau gue
anter”. Sapa David.
“gak usah, udah biasa jalan kaki”.
Balas Dina.
“udah naik ajha, nanti cpek lo”.
Ucap David.
Akhirnya Dina luluh juga oleh
David. Ia diantarkan David ke rumah. Sebenrnya David juga ingin mengetahui Dina
lebih lanjut. Walaupun Dina sebenarnya badung dan cuek tetapi Dina juga
mempunyai hati yang baik.
“Di mana rumah kamu”. David membuka
suara.
“sana , masih lurus terus, agak jauh
sich, kuat boncengin gue sampai rumah gax”. Balas Dina.
“kuat dong”. Balas David.
“sebenarnya mengapa kamu pindah
sekolah, bukankah enak sekolah di Bandung”. Kata Dina
“iya sih, karena keluarga akhirnya
aku ikut mama papa, sejak dahulu sampai sekarang papaku sering sekali
dipindah-pindah tugas akhirnya aku mengikuti keluarga saja. Enggak enak sih
harus bolak balik beradaptasi, tetapi mau gimana lagi”. Ucap David panjang
lebear.
“owh begitu. Echhh dah sampai nich
makasih ya”. Balas Dina
“oke. Echhh Na’ boleh minta nomer
HP mu”. Ucap David.
“Boleh. Niech” Balas Dina.
Sampai juga Dina di rumah dan
langsung melangkhkan kakinya menuju kamar. Tiba-tiba HP dina berdering.
“ecchhhh udah sampai rumah belum” SMS
dari Andin.
Dina mulai membalas SMS dari Andin
“ udah lah, loe tuh ninggalin gue, loe tau gx sih tadi gue di bonceng ama siapa
coba. DAVID.
“Serius loe Na’. Cie-cie”. Balas
Andin.
Tak kuat lagi Dina untuk membalas
SMS dari Andin. Tiba-tiba Dina membarigkan tubuhnya ke tempat tidur karena
capek. Dalam tidur lelapnya Dina,
tiba-tiba ia memimpikan David.
“Na’. Bangun sayanx, mandi”. Suara
merdu mamanya.
Suara mamanya bak petir menggelegar
membangunkan Dina dengan refleks. Seakan-akan Dina mencoba mengumpulan nyawanya
setelah bangun tidur, Dina pun ingat tentang mimpinya tadi dalam hati Dina
berbicara” waduhhh kok gue mimpi tu anak ya...kesambeeeeet apa gue”. Mimpi itu
dibiarkan berlalu begitu saja. Dina tak menggubriss sama sekali mimpi itu,
beranggapan mimpi itu hanya biasa dan akan berlalu.
Dreetttt....Dreeetttt....tiba-tiba
HP Dina bunyi.
“Na’, jika setiap harii aku jemput
kamu bagaimana , mau kan” sms David.
Dina berpikir, kesambet apa tuchh
anak, ngomong seperti itu.
“Boleh-boleh saja, tapi saat berangkat
saja, pulangnya aku bareng Andin”. Balas Dina.
“okee bost”. Balas David.
Pagi hari pun tiba saatnya Dina
bergegas berangkat sekolah, hari pertamanya Dina bareng David ke sekolah dan
seterusnya ia akan bareng David saat paginya. Ia tak lupa memberi tau sahabatnya
bahwa ia setiap pagi bareng David berangkatnya agar Andin tidak susah-susah
datang ke rumah menjemput Dina.
Tookkkk,,,,,,,,,,,,,,,,tooook,,,,,,,,,,,,,,,!!
“assalamu’alaikum bu Dina ada”.
Sapa David.
“kamu temannya Dina???”. Balas Ibu
Dina.
“iya bu, kenalin saya David” Ucap
David.
Din temenmu nichh dah datang
cepetan sayang dah siang. Teriak mama pada Dina
“iya ma , bentar” balas Dina.
“mari bu, kami berangkat dulu”.
Ucap David sambil menjabat tangan mamanya Dina.
Merreka berdua pun bergegas
berangkat sekolah. Sesampai sekolah mereka berdua menjadi pusat perhatian
temannya. Apalagi yang namanya Rita. Ia tidak suka jika David dekat-dekat
dengan wanita lain. Karena Rita menyukai David sejak ia pertama bertemu.
Kebersamaan David dan Dina sudah
berlangsung selama 1 semester. Hal itu menjadikan mereka semakin akrab dan
dekat pula.
Melihat kedekatan David dan Dina.
Rita semakin panas dan marah suatu ketika Rita melabrak Dina dan mengancamnya.
Ketika Dina bersama dengan Andin.
“ecchhh elu anak bau kencur. Anak
baru kemarin sudah berani-berani nya merebut cowok orang”. Ucap Rita dengan
intonasi yang tinggi sambil mendorong Dina.
“echh elu siapa sichh... emang elu
kakak kelas kami ,, dan kami gx suka ya jika kamu bersikap seperti ini kepada
kami”. Balas Andin dengan intonasi yang tinggi pula.
Baru kali ini Andin marah-marah,
karena ia tidak terima jika Dina diperlakukan seperti itu.
“eecchh...gue ingetin ya jangan
lagi kamu deket-deket David. Dia itu milik gue. NGERTI.” Balas RITa.
Entah kenapa Dina tak mengeluarkan
satu kata pun. Biasanya ia paling suka jika beradu seperti ini. “Apakah hati
Dina sudah merasakan rapuh atas apa yang dibicarakan Rita tadi mengenai David
itu coowknya”. Dalam hati Dina berbicara.
“Na’. Loee gak pa-pa kan”. Sapa
Andin.
“gue gax pa-pa. Gue hanya terkejut. Apa benar sich David cowoknya Rita”. Balas Dina.
“gue gax pa-pa. Gue hanya terkejut. Apa benar sich David cowoknya Rita”. Balas Dina.
“cieee loe cemburu ya Na”. Ucap
Andin.
“bukan begitu Din. Gax tau kenapa
selama gue dianter David merasakan nyaman dan tenang di smping dia”. Ucap Dina.
“itu namanya loe jatuh cinta Na”.
Balas Andin.
Dina serasa memikirkan ucapan
sahabatnya tadi. Apakah benr aku jatuh cinta sama David. Dina berpikiran
seperti itu.
Suatu ketika saat David
mengantarkan Dina ke suatu tempat, taman tepatnya. Dalam perbincangan mereka .
Dina menanyakan apakah benar Rita itu ceweknya.
“bukan Na, aku dan Rita hanya
berteman lama sejak kecil, keluarga kami juga saling kenal dan akrab” ucap
David.
“tapi mengapa Rita menganggap kamu
itu cowoknya”. Balas Dina
“kenapa, kamu cemburu ya sama
Rita”. Balas David
“achh kamu” balas Dina .
Pipi Dina merah merona menahan
malu. Sebenrnya dalam hati Dina menyukai David dan benar ia cemburu degan Rita.
“Na’ sebenarnya gue suka sama loe.
Gue cinta sama loe, sejak dulu pertama kali bertemu, gue sudah menaruh hati
sama kamu. Entah kenapa aku sendiri juga tidak tau Na, mungkin karena sifat
cuek loe”. Ucap David.
Serasa hati Dina tersenyum
mendengar pengakuan David. Kata-kta cinta itu yang selalu ditunggu Dina.
“apa....loe seriuss ngomong seperti
itu?”..balas Dina
“Gue serius Na’, gimana loe mau gx
jadi cewek gue?”. Ucap David
“gue mau Vid jadi cewek loe, tapi
janji loe jangan sakiti gue” balas Dina dengan tersenyum.
“gue janji Na’, gue akan jagain
loe, gue akan sayangin loe” balas David sambil tersenyum.
Kepala Dina disandarkan dibahu
David. Sambil melihat pemandangan disekitarnya seolh-olah rumput menjadi saksi
cinta mereka dan angin sepoy-sepoy menambah
kemesraan mereka berdua yang di mabuk cinta.
Begitu bahagianya Andin mendengar
kabar dari sabahabtnya. Atas hari jadi Dina dan David. Andin ikut bahagia jika
temannya merasakaan kebahagiaan.
Satu tahun sudah mereka menjalin
cinta. Ketika Rita mendengar berita bahwa Dina dan David sepasang kekasih
awalnya Rita tidak menerima kenyataan ini tetapi pada kahirnya Rita merelakan
David untuk Dina.
Dreeettttt........dretttttt.........HP
Dina bergetar.
“kaulah
bulanku... kaulah bintangku. Tanpa kehadiran bulan dan bintang aku tak jadi
apa-apa. Karena dengan kehadiranmulah kamu memberikan warna dalam hidupku. Kamu
begitu indah dalam kehidupanku. Serasa langit begitu mengerti kebahagiaanku.
Langit dikelilingi oleh bintang yang indah. Begitu engkau mengelilingku aku dengan
cintamu. Diatas sana aku memandang bintang yang rupanya tersenyum melihat cinta
kita”. Kata-kata itu muncul dari layar
HP Dina rupanya pesan dari sang kekasih yaitu David.
Membaca pesan dari David hati Dina
tersenyum sendiri, merasakan kebahagiaan yaang timbul dalam hatinnya. Ku mulai
mengetik katakata yang ku kirimkan pula untuk David
“Biarlah bintang
dan bulan selalu menghiasi hatiku. Karna bagiku kamulah bulannya. Bulan begitu
indah dilihat. melihat kita bulan seolah-olah menebarkan bau harum dan senyuman
yang begitu menawan. Kini bulan menjadi saksi cinta kita berdua wahai kekasihku” Balas Dina.
Hati David bahagianya minta ampun
mendapatkan pesan dari Dina
Akhir tahun sudah mulai di depan
mata. Kini mereka berada di bangku kelas 3 SMA. Sebentar lagi mereka akan
melaksanakan ujian akhir sekolah. Dengan giatnya David, Dina, Andin, Anton, dan
Rizal belajar bersama agar dimudahkan nanti mengerjakan soal-soal ujian, dengan
di pandu oleh David. Karena mereka tau selama 1 tahun ini duduk dibangku kelas
2 SMA David lah snag juara kelasnya. Ia menjadi bintang kelas di sekolahnya.
Tentunya juga menjadi bintang kelas dihati Dina.
Selama 6 hari kini mereka terus dan
terus mengasah pikiran dan otaknya untuk mengerjakan ujian yang mereka hadapi.
Ujian pun sudah berlalu. Saatnya pengumuman kelulusan ada di depan mata. Hati
mereka berdebar-debar menunggu kelulusan tiba. Saat semua nama siswa terpampang
dalam papan pengumuman begitu sangat ramai dan penuhnya dengan siswa yang akan
menonton apakah dirinya lulus atau tidak. Kini saatnya Dina yang berada di
depan mencari-cari nama yang di carinya. Begitu bahagia mereka melihat papan
pengumuman yang terpampang nama mereka. Tak kalah bahagianya David lagi-lagi ia
menampati nama dan nilai tertinggi di papan pengumuman tersebut. Dina begitu
bangga sekali dengan David karena sang kekasih begitu cerdas dan lagi-lagi dia
menjadi sang juara. Tetapi dalam hati David menyimpan kesedihan yang luar biasa
karena waktu David untuk bersama Dina dan teman-temannya sangat sedikit. Karena
orang tua David akan pindah tugas lagi begitu pula dangan David ia harus
mengikuti sang papa.
“Na’, gue mau ngomong, sebentar lagi
gue akan ikut papa pindah , papa dipindah lagi tugasnya oleh atasan papa” Ucap
David.
Mendengar pengakuan david. Serasa
hati Dina tersambar oleh petir, jantung Dina seakan berhenti berdetak.
“apa..?? itu artinya loe bakal
ninggalin gue”. Balas Dina.
“engak Na’, gue bakal tetep cinta
sama loe, tunggu gue. Gue pasti kembali Na’ untuk loe”. Ucap David.
Tak kuasa hati Dina untuk menahan rasa
sakit ini. Air mata Dina mengalir bak banjir yang datang membahasahi pipinya.
Melihat Dina menangis di depan David. David merasakan apa yang dirasakan oleh
Dina. David memeluk Dina dengan erat.
3 tahun sudah perpisahan mereka. Kini
mereka sudah menjadi seorang mahasiswa di universitas yang mereka inginkan
masing-msing. Hati Dina merasa masih tak percaya bahwa David meninggalkannya.
Dalam sajak syairnya Dina mengungkapkan.
kau
lah harta terbesar ku wahai kekasihku.
Kau
merupakan secawan madu untukkku.
Begitu
rindunya hati ini mendambakan kasih sayangmu.
Hidupku
serasa tak berarti lagi tanpa kehadiranmu wahai kekasihku.
Engkau
di mana.
Engkau
meninggalakan aku ditengah-tengah kegelepan datang menghampiriku.
Engkau
membiarkan madu air mataku mengalir membasahi dunia ini.
Aku
begitu sangat merindukanmu.
Biarkan
sajak puisi yang ku lantunkan menyampaikan begitu rindunya hatiku.
Bersama
dengan angin yang semilir ini ku sampaikan rasa cintaku untukmu.
Berikanlah
aku kehangatann disaat angin menghampiriku wahai sang kekasih.
Aku
mencintaimu lebih dari apapun,
Engkau
lebih dari indah untukku.
Dengan linangan air mata Dina
menulis sajak itu.
Suatu hari Dina mendatangi tempat
pertama kali David mengutarakan perasaannya pada Dina. Di situ Dina serasa
merasakan David ada di dekatnya, dengan semilir angin Dina berada di situ
menunggu sang kekasih datang. Karena Dina yakin bahwa sang kekasih akan datang
menemuinya. Tak di sangka hati Dina serasa berhenti sejenak melihat pemandangan
yang tiba-tiba hadir di depannnya. Betul ia adalah David sang kekasih. Kini
David kembali untuk Dina. Menepati janji yang pernah diucapkan oleh David.
Bahwa dia akan kembali lagi untuk Dina. Tak kuasa menahan harunya Dina memeluk
David dengan erat. semilir angin dan
rerumputan yang bergoyang menjadi saksi cinta mereka berdua.
“Na’ gue mencintai loe”. Ucap
David.
“Gue juga mencintai loe Vid”. Balas
Dina
###
Nb: cinta dina berlebihan, lebay ah
haha kepie leh di komen dewe hehe
***kelar deh***
Karya : Zhulie Isnsawati
Facebook : Itshnaunyuunyukayakmarmud
Yanxingien S’lalu Dihatinya
Twitter : @ZhulieL_Ishna
seng moco dadi ngantok
BalasHapussaking akeheee.....
yo wes gx sah diwoco nek nu
BalasHapus