MALAIKAT PENCURI HATIKU
Suara adzan subuh begitu menggelegar membangunkan tidur khusukku di malam hari. Jarum jam menunjukkan kurang lebih pukul 04.15 WIB ku mencoba menyeka mataku barangkali ada kotoran yang masih menempel. Dengan tanpa daya aku mencoba membangunkan mata dan tubuhku dari singgasana ku yaitu tempat tidurku. Ku ambil air suci dan kumulai berwudlu untuk melaksanakan kewajibanku sebagai umat islam...
Seperti biasa setelah selesai sholat aku
mencoba menenangkan hatiku, berbicara dari hati ke hati dengan-Nya. Tak lupa
kegiatan yang selalu aku lakukan yaitu melantunkan ayat-ayat suci-Nya dan
menyanyikan dengan melody yang indah. Tetapi bacaanku serasa kabur karena wajah
seorang pria menari-nari dalam al-Qur’an yang aku baca.
Tiba-tiba aku hentikan bacaan ku dengan
refleks terbayang-bayang wajahnya yang begitu alim, menawan dan mempesona.
Dalam hati aku berbicara”siapa sosok gerangan kaum adam yang begitu memikat
hatiku???”
Suara indah nan merdu mama tiba-tiba
membuyarkan lamunan ku....
“Putri, bangun sayang setelah itu mandi,
sarapan dan berangkat kuliah”
Setiap pagi kata-kata itu selalu aku
dengar, mama sering kali memanggil aku dengan nama Putri yang aslinya Putri
Ananta Diantara.
“iya ma sebentar” kata itu yang keluar dari
bibir mungilku ketika mama memanggil diriku.
Kuguyurkan air hangat ke tubuhku, seperti
biasa sambil mandi ku sambi pula sambil nyanyi-nyanyi lagu favoritku yaitu
jodoh pasti bertemu..tepat sekali betul syair yang dilantunkan oleh Afgan.
Setelah selesai persiapan berangkat kuliah, ku mulai melangkahkan kaki munggilku
turun ke lantai untuk sarapan bersama keluarga tercinta. Keluarga yang
merupakan tempat terindah dalam hidupku , yang selalu terus ku nantikan
keharmonisannya.
Jam tangan Nanta pun sudah menunjukkan
pukul 06.30 WIB saatnya ia melangkah kaki mungilnya menuju kampus tempat ia
menuntut ilmu.
Teman-temannya sering memanggil ia dengan
nama Nanta, entah alasannya karena apa, ia lebih suka dipanggil Nanta.
“Pagi, Nan” sapa temannya yang bernama
Inazzzz.
“Pagi juga Nazz, yuk ke kelas ” sapa balik
Nanta.
Mereka berdua pun langsung menuju kelasnya.
Mata kuliah yang pertama kali di hari senin ini yaitu Psikologi Pendidikan. Ia mengambil
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di sebuah Universitas ternama di
Indonesia. Hari ini begitu sangat menguras tenaga dan pikiran Nanta serta teman
sekelasnya karena begitu sangat padat nya mata kuliah pada hari ini.
“hey, Nan. Pulang yuk dah selesai kan kuliahnya”
ajak temannya Diaz.
“oke bost” ajak balik Nanta.
Mereka bertiga pun melangkahkan kaki menuju
parkiran mobil. Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar mereka selalu bersama dan ke
manapun selalu bertiga, Nanta menganggap Cuma mereka teman sejati selama ini,
mereka ada disetiap Nanta membutuhkan, mereka ada disaat Nanta sedih, senang
maupun duka. Mereka senang bersama-sama, mereka sedihpun bersama-sama , mereka
tertawapun bersama.
Setelah beberapa menit melangkahkan kaki,
mereka langsung bergegas melajukan mobilnya, serambi mengendarai mobilnya Nanta serambi
membenarkan kerudungnya yang sejak tadi belum di rapikan.
Sesampai di rumah Nanta langsung menuju
kamarnya, tempat terindah bagi Nanta. Sedangkan temannya sudah pulang ke
rumahnya masing-masing. Setelah sesampainya di kamar, Nanta mencoba
membaringkan tubuhnya ke tempat tidur karena begitu capeknya menghadapi mata
kuliah pada hari ini. Tak tau menau mata Nanta tiba-tiba terpejam, begitu
cepatnya mata Nanta terpejam. “Hey kamu siapa???, kamu berulang kali masuk ke
dalam mimpi saya, siapa nama kamu??”
Lagi-lagi suara mama menggelegar
membangunkan tidur Nanta.
Naanta berpikiran dalam hati “lagi-lagi aku
bermimpi seperti itu, laki-laki yang begitu sangat menaawan dan mempesona yang
terlebih lagi memikat hati dan naluriku, ingin sekali aku bertemu dengannya”
Nanta pun langsung bergegas ke kamar mandi
untuk mengguyur tubuhnya dengan air . Setelah mandi Nanta langsung menuju ke
meja makan untuk makan malam bersama keluarga. Makan malam pun telah berlalu.
Nanta minta izin untuk langsung masuk kamarnya.
Di dalam kamar Nanta tidak belajar
melainkan membayangkan sosok pria yang mengganggu mimpi indahnya. Dengan lamunan
indahnya Tak kuasa Nanta menahan kantuknya tiba-tiba Nanta membaringkan
tubuhnya di atas tempat tidur. Untuk yang kesekian kalinya mimpi itu hadir
membayangi Nanta dan lagi-lagi sosok pria yang ssama.
Pagi hari pun tiba, Nanta serasa ingin
terus mengulang apa yang ia mimpikan dalam hati Nanta berbicara “ya alloh
pertanda apa mimpiku itu, berulang kali aku memimpikan sesosok pria yang sama,
dan lagi-lagi pria itu misterius, apakah mungkin pria itu jodohku??”
Kali ini Nanta berangkat kuliah agak siang
sekitar pukul 10.00 WIB, setelah jarum jam menunjukkan pukul 10.00 WIB Nanta
bergegas menuju kampus dengan langkah yang tak semangat, karena memikirkan
mimpi yang terus mambayanginya. Tiba-tiba di tengah perjalanan, serasa jantung
Nanta berhenti berdetak. Begitu kaget dan terkejutnya Nanta ia melihat sosok
pria yang masuk dalam mimpinya. Dan ia hadir di dunia nyata. Betapa senangnya
hati Nanta seolah-olah matahari ikut menyambut senyuman Nanta. Tax mau berdiam
diri terlalu lama, Nanta pun langsung menghampiri pria itu.
“Assalamu’alaikum” sapa Nanta karena
dilihat dari cara pakaiannya ia seorang santri.
“wa’alaikumsalam”, siapa ya mb???? Balas
lelaki itu.
“kenalin Nanta” ucap bibir Nanta, ia pun
tak memikirkan harga dirinya karena memperkanalkan identitasnya terlebih dulu,
begitu bahagianya ia bertemu dengan pria yang hadir dalam mimpinya, seolah-olah
tak ingin kehilangan pria itu.
Pria itu serasa bingung mau berbuat apa,
karena merasa ia tak mengenali wanita itu.
“Saya Ihsan, anda siapa mengapa menghampiri
saya” balas pria itu.
Tak berpikir panjang dan tak tau malunya
Nanta mengutarakan maksudnya dan menceritakan tentang mimpinya tersebut.
Ihsan pun bingung kenapa ia bisa masuk
dalam mimpi wanita itu, padahal kenal pun baru saja, dekatpun tidak.
Semenjak kejadian tersebut Nanta sering
menemui Ihsan di tempat yang sama, karena Ihsan mengajar ngaji di salah satu
masjid.
Setelah beberapa bulan berlalu, Nanta
merasa dirinya bahagia di dekat pria itu, merasa dirinya nyaman , “apaakah aku
menaruh hati kepadanya?” Pikir Nanta.
Serasa pria itu memberi motivasi buat
Nanta, yang awalnya Nanta tax mengerti dan mendalami ilmu agama, ia menjadi
mengerti dan memahami ilmu agama lebih dalam karena Ihsan. Berbagai buku
dipinjamkan Ihsan untuk Nanta, yang tak lain buku tentang agama. Karena memang
dunia dan bidang Ihsan seperti itu, Ihsan diajarkan keluarganya untuk
senantiasa dekat dengan-Nya melalui inilah Ihsan mencoba mendekatkan dirinya
kepada sang pencipta basic Ihsan sendiri pun alumni di sebuah pesantren ternama
di indonesia.
Sesampai rumah, Nanta bergegas membuka buku
yang diberi Ihsan untuknya. Dibaca dari lembar ke lembar karena Nanta sendiri
penasaran tentang buku tersebut. Setelah membaca bberapa halaman tiba-tiba
nanta menghentikan bacaannya, karena ia melamunkan Ihsan, serasa Ihsan sudah
mengganggu otaknya dan menari-nari di depan matanya.
Esok hari pun tiba. Hati Nanta pun semakin
tak menentu ketika ingin bertemu dengan Ihsan. Serasa detak jantungnya bergetar
begitu cepat dan kencang. Nanta beermaksud menemui Ihsan dan ingin memberikan
secarik kertas untuk Ihsan. Dengn malu-malunya Nanta memberikan secarik kertas
itu, setelah memberikan secarik kertas Nanta langsung bergegas lari karena malu.
Indah,
pertemuan yang aku lalui denganmu
Nyaman
itulah yang aku rasakan sejak aku mengenalmu
Apakah
aku terlalu agresif denganmu. Jika aku mengatakan suatu hal yang merupakan
permintaan hatiku.
Kamu
indah di depan mataku.
Kamu
spesial di dalam hidupku.
Sejak
mengenalmu, hidupku menjadi bermakna.
Mengenalmu
merupakan hal terindah dalam hidupku.
Kamu
mampu memberikan semangat dan motivasi untukku.
Izinkan
aku untuk menjadi sahabat selamanya dalam hidupmu.
Izinkan
aku pula untuk singgah selamanya dalam hatimu.
Setelah membaca pesan dari Nanta, hati
Ihsan serasa tersenyum bahagia. Begitu aku diharapkan oleh seorang wanita yang
ayu parasnya dan ayu pula hatinya. “Ia cantik, ia baik, tak mungkin jika laki-laki
lain tak menyukainya”, Pikir Ihsan.
Ihsan pun langsung bergegas pulang ketika
tugasnya sudah selesai.
Tak mau kalah dengan Nanta ia juga membalas
pesan dari Nanta. Dengan hati yang berbunga-bunga Ihsan menulis surat tersebut.
Wahai makhluk
alloh yang indah parasmu.
Engkau
begitu sempurna bagiku.
Aku
hanyalah laki-laki biasa yang tax punya apa-apa hanya ilmulah yang aku punya.
Hanya
bermodal pengetahuan dan belas kasian aku hidup ditengah-tengah negeri ini.
Apakah
anda begitu yakin dengan apa yang anda ucapkan wahai bidadari.
Aku
hanyalah makhluk alloh yang lemah.
Hanya
modal cintaku dengan-Nya lah aku bisa berjumpa dengannmu.
Engkau
begitu indah di mataku.
Engkau
begitu mempesona di dalam hidupku,
Mengenalmu
merupakan harta terbesar dalam hidupku.
Wahai
makhluk alloh, engkau secantik bidadari.
Bissmillah.
Aku
ucapkan terlebih dahulu, dengan menyebut nama alloh. Aku mencintaimu.
Suara ayam begitu menggelegar membangunkan
tidur panjang Ihsan.
Dengan rasa semangat Ihsan mengambil air
wudlu untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat islam dan sebagai seorang
santri.
Setelah selesai bermunajat dengan-Nya
sekarang giliran Ihsan berkomunikasi dengan-Nya “ya alloh engkau mengirimkan
bidadari secantik Nanta hadir dalam hidupku, aku tak menggoda nya ya alloh,
melainkan ia dahulu yang membuat aku goyah imanku, maafkan aku ya alloh jika
aku tax bisa menahan rasa ini, jika memang engkau menciptakan Nanta untukku
berikan yang terindah untukkku dan dirinya dan jika ia jodohku dekatkan aku
dengannya, apabila ia bukan jodohku berikan kami yang terbaik dan siapkan lah
hati kami untuk menerimu takdirmu”, doa Ihsan.
Perkenalan tersebut ia ceritakan kepada
ibunya Ihsan yang tak kuasa menahan bahagia. Bahkan sudah pernah Ihsan membawa
Nanta ke rumah untuk diperkenalkan kepada Ibunya.
“le,,,,yen awakmu tresno karo dek Nanta,
monggo kerso ibu merestui lee” ucap ibu Ihsan.
“injeh bu’, ibuk ngendikan ngoten geh
artine ibuk sampon merestui kulo kaleh dek Nanta, kulo nyuwun pangestune bu’
kulo ajeng mengkhitbah dek Nanta”, ucap Ihsan.
“iyo le, ibuk merestui”, balas ibu Ihsan.
Dengan rasa gembira yang seolah-olah bunga
turun di hati Ihsan. Ia melangkah kan kaki mungil nya menuju tempat singgasana
yang merupakn tempat bersejrah bagi Ihsan dan Nanta.
Tak di duga Nanta sudah menunggu Ihsan di
sana. Langsung mempercepat langkahnya Ihsan menuju ke tempat Nanta.
“dek, ini ada secarik kertas untukmu, saya
mau bilang kalau saya ingin mengkhitbahmu dek, bagaimana?”, ucap Ihsan.
Dengan menelan ludah, dan tubuh serasa
dingin, serta jantung berdetak cepat, Nanta membuka suaranya yang merdu dan mulailah berbicara“bissmilah
aku ucapkan mas Ihsan, aku menerima pinangan mas Ihsan”, ucap Nanta.
Hati Ihsan serasa mendapat intan berlian
begitu gembiranya Ihsan. “”kapan dek aku bisa datang ke rumah adek untuk
mengutarakan maksud mas”, kata Ihsan.
“biar dex Nanta aja yang bicara dulu mas
sama keluarga, nanti dek Nanta kabari mas Ihsan kembali”, balas Nanta.
Dengan rasa yang begitu hebatnya Nanta
membawa secarik kertas itu menuju ke rumah dengan maksud ingin berbicara kepada
orang tua, “toh Nanta sudah lulus kuliah beberapa tahun yang lalu, pasti mama
mengizinkan Nanta ke jenjang yang lebih serius”, hati Nanta berbicara.
“assalamu’alaikum mama, Nanta pulang” sapa
Nanta. Dengan semangatnya Nanta langsung menuju kamar mama dan papanya tak
sabar hati Nanta ingin berbicara.
“apa sayang??” balas mama Nanta
“ma, Nanta kan udah gedhe umur Nanta pun
sudah menginjak 24 tahun Nanta ingin menikah ma, Nanta sudah menemukan pria
yang begitu baik hatinya dan mampu membawa Nanta menuju ridlo Alloh, ia pandai
mengaji ma, itu yang membuat Nanta terpikat, Nanta kan sudah mendalami
pendidikan formal, tak salah kan jika Nanta memilih seorang pendamping yang
pandai dan mengerti akan syari’ah alloh, toh Nanta sudah bekerja jadi guru ma,
lagian mas Ihsan juga sudah mengajar di sebuah MTS sebagai guru, di samping itu
ia mengajar anak-anak kecil ngaji al-qur’an” ucap Nanta
Tiba-tiba jantung mama Nanta serasa
berhenti.
“apa?? Siapa dia, dari mana asal usul
keluarganya, apa lulusannya, nak kamu mencari pendamping yang setara dengan
lullusanmu bahkan harus lebih tinggi dari lulusanmu” balas mama Nanta.
Serasa hati Nanta di sambar oleh petir
bagitu sakitnya hati Nanta mendnegar ucapan mamanya tak disangka airmata Nanta
mengaliri pipinya yang merah merona itu.
“ma, dia baik, Nanta tak memandang status
orang lain tapi Nanta cinta ma sama dia, apalah arti sebuah jabatan ma,
pa.......???// ucap nanta.
“nak, papa setuju-setuju saja, yang penting
itu membuat kamu bahagia dan ia bisa menghidupi kamu dan keluargamu nanti” ucap
papa Nanta.
Setiap hari pipi Nanta di aliri dengan air mata, tak kuasa
hatinya dengan perkataan mamanya yang begitu menusuk hatinya. Dalam hati Nanta
berbicara“apa yang ada dalam pikiran mamanya, keinginan mama sudah aku penuhi
semuanya, giliran aku meminta satu mengapa mama tax bisa memenuhi keinginnanku”
Yang sedari tadi mama Nanta melihat anak
semata wayangnya seperti tak lagi bersemangat untuk hidup. Merasa ia kasian
meelihat anaknya, makan ia tak mau, berbicara dengan mama nya pun ia tak mau.
“nak, mama tak tega melihat kamu seperti
itu, (air mata mama Nanta mengalir), mama sayang sama Nanta hanya mama
menginginkan yang terbaik untukmu, jika dia memang yang terbaik utnukmu, mama
merestuimu sayang, bawa besok ihsan kemari untuk menemui mama dan papa”, ucap
mama Nanta (Dengan memeluk anaknya penuh kasih sayang)
Senyum nantapun mengembang begitu pula dengmamanya
merasa bahagia melihat anaknya tersenyum begitu indah. Karena dengan senyuman
anaknya memberikan warna dalam keluarganya.
Beberapa hari ini hati Ihsan begitu kalut,
tak ada kabar sama sekali dari Nanta.
Begitu kalutnya hati Ihsan., ia datang ke
tempat bersejarah buat mereka berdua. Tak di sangka Nanta pun datang dengan
membawa kabar gembira.
“besok mas Ihsan disuruh datang ke rumah
mama” ucap Nanta.
Senyum mereka berdua mengembang begitu
indah.
Esok hari pun tiba ia mempersiapkan dirinya
untuk datang ke rumah Nanta dengan modal do’a restu dari orang tua Ihsan.
Dengan mengendarai mobil buntutnya ihsan langsung
melaju ke rumah Nanta.
“Tok...tok....tok..assalamu’alaikum” ucap
Ihsan.
Kebetulan Nanta sendiri yang membuka
pintunya dengan polesan make up yang tipis menambah kecantikan di wajah Nanta
seolah-olah Ihsan telah terhipnotis dengan pamandangan yang ada di depannya,
tak lain adalah Nanta.
“wa’alaikumsalam, masuk mas Ihsan. Mama
papa sudah menunggu di dalam” ucap Nanta.
Dengan langkah yang begitu malu-malu Ihsan
melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dengan kemegahan rumah Nanta mmebuat
Ihsan semakin malu utnuk memkhitbah Nanta, tetapi dengan keyakinan hati,
“Bissmillah karena Alloh aku yakin memkhitbahNanta” kata hati Ihsan.
“assalamu’alaikum ibuk, bapak, saya Ihsan
bermaksud ingin menjadikan putri bapak sebagai istri yang di kirimkan alloh
untukku, untuk menyempurnakan pula agama saya, atas izin-Nya saya memberanikan
diri untuk melangkahkan kaki saya di rumah bapak, bagaimana ibuk bapak??”, ucap
ihsan.
Tiba-tiba orang tua Nanta terkejut tak mengedipkan
mata sama sekali. Seolah-olah mereka sudah terhipnotis oleh ketampanan Ihsan ,
“sangat mempesona sekali wajahnya, dengan kulit kuning langsat ditambah ada
lesung pipi di pipinya menambah ia semakin menawan dan mempesona, ditambah
kata-katanya yang semakin menjadikan ia berwibawa,”, dalam hati keluarga Nanta
berbicara.
“ma,,,pa,,,,gimana???” ucap Nanta.
Kata-kata itu memcahkan lamunan kedua orang
tua nanta.
“pantes anak semata wayang saya terpikat
oleh parasmu, anda begitu lugu dan menawan jika dilihat, insya alloh atas restu
alloh , dengan ucapan bissmiilaahh,, kami menerima lamaran nak Ihsan”, ucap
keluarga Nanta.
Nanta tersenyum malu karena mama nya bicara
seperti itu.
Senyum mereka berdua begitu sangat
mengembang dan terlihat dari wajah mereka begitu sangat bahagia. Mata mereka
seolah-olah mengisyaratkan kebahagiaan dan cinta yang ada dalam hati mereka.
Karya : Zuli isnawati
Facebook : Itshnaunyuunyukayakmarmud Yanxingien S’lalu
Dihatinya
Twitter : @ZhulieL_Ishna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar