Senin, 03 Maret 2014

malaikat pencuri hatiku




 MALAIKAT PENCURI HATIKU

Suara adzan subuh begitu menggelegar membangunkan tidur khusukku di malam hari. Jarum jam menunjukkan kurang lebih pukul 04.15 WIB ku mencoba menyeka mataku barangkali ada kotoran yang masih menempel. Dengan tanpa daya aku mencoba membangunkan mata dan tubuhku dari singgasana ku yaitu tempat tidurku. Ku ambil air suci dan kumulai berwudlu untuk melaksanakan kewajibanku sebagai umat islam...
Seperti biasa setelah selesai sholat aku mencoba menenangkan hatiku, berbicara dari hati ke hati dengan-Nya. Tak lupa kegiatan yang selalu aku lakukan yaitu melantunkan ayat-ayat suci-Nya dan menyanyikan dengan melody yang indah. Tetapi bacaanku serasa kabur karena wajah seorang pria menari-nari dalam al-Qur’an yang aku baca.
Tiba-tiba aku hentikan bacaan ku dengan refleks terbayang-bayang wajahnya yang begitu alim, menawan dan mempesona. Dalam hati aku berbicara”siapa sosok gerangan kaum adam yang begitu memikat hatiku???”
Suara indah nan merdu mama tiba-tiba membuyarkan lamunan ku....
“Putri, bangun sayang setelah itu mandi, sarapan dan berangkat kuliah”
Setiap pagi kata-kata itu selalu aku dengar, mama sering kali memanggil aku dengan nama Putri yang aslinya Putri Ananta Diantara.
“iya ma sebentar” kata itu yang keluar dari bibir mungilku ketika mama memanggil diriku.
Kuguyurkan air hangat ke tubuhku, seperti biasa sambil mandi ku sambi pula sambil nyanyi-nyanyi lagu favoritku yaitu jodoh pasti bertemu..tepat sekali betul syair yang dilantunkan oleh Afgan. Setelah selesai persiapan berangkat kuliah, ku mulai melangkahkan kaki munggilku turun ke lantai untuk sarapan bersama keluarga tercinta. Keluarga yang merupakan tempat terindah dalam hidupku , yang selalu terus ku nantikan keharmonisannya.
Jam tangan Nanta pun sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB saatnya ia melangkah kaki mungilnya menuju kampus tempat ia menuntut ilmu.
Teman-temannya sering memanggil ia dengan nama Nanta, entah alasannya karena apa, ia lebih suka dipanggil Nanta.
“Pagi, Nan” sapa temannya yang bernama Inazzzz.
“Pagi juga Nazz, yuk ke kelas ” sapa balik Nanta.
Mereka berdua pun langsung menuju kelasnya. Mata kuliah yang pertama kali di hari senin ini yaitu Psikologi Pendidikan. Ia mengambil fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di sebuah Universitas ternama di Indonesia. Hari ini begitu sangat menguras tenaga dan pikiran Nanta serta teman sekelasnya karena begitu sangat padat nya mata kuliah pada hari ini.
“hey, Nan. Pulang yuk dah selesai kan kuliahnya” ajak temannya Diaz.
“oke bost” ajak balik Nanta.
Mereka bertiga pun melangkahkan kaki menuju parkiran mobil. Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar mereka selalu bersama dan ke manapun selalu bertiga, Nanta menganggap Cuma mereka teman sejati selama ini, mereka ada disetiap Nanta membutuhkan, mereka ada disaat Nanta sedih, senang maupun duka. Mereka senang bersama-sama, mereka sedihpun bersama-sama , mereka tertawapun bersama.
Setelah beberapa menit melangkahkan kaki, mereka langsung bergegas melajukan mobilnya, serambi  mengendarai mobilnya Nanta serambi membenarkan kerudungnya yang sejak tadi belum di rapikan.
Sesampai di rumah Nanta langsung menuju kamarnya, tempat terindah bagi Nanta. Sedangkan temannya sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Setelah sesampainya di kamar, Nanta mencoba membaringkan tubuhnya ke tempat tidur karena begitu capeknya menghadapi mata kuliah pada hari ini. Tak tau menau mata Nanta tiba-tiba terpejam, begitu cepatnya mata Nanta terpejam. “Hey kamu siapa???, kamu berulang kali masuk ke dalam mimpi saya, siapa nama kamu??”
Lagi-lagi suara mama menggelegar membangunkan tidur Nanta.
Naanta berpikiran dalam hati “lagi-lagi aku bermimpi seperti itu, laki-laki yang begitu sangat menaawan dan mempesona yang terlebih lagi memikat hati dan naluriku, ingin sekali aku bertemu dengannya”
Nanta pun langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya dengan air . Setelah mandi Nanta langsung menuju ke meja makan untuk makan malam bersama keluarga. Makan malam pun telah berlalu. Nanta minta izin untuk langsung masuk kamarnya.
Di dalam kamar Nanta tidak belajar melainkan membayangkan sosok pria yang mengganggu mimpi indahnya. Dengan lamunan indahnya Tak kuasa Nanta menahan kantuknya tiba-tiba Nanta membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Untuk yang kesekian kalinya mimpi itu hadir membayangi Nanta dan lagi-lagi sosok pria yang ssama.
Pagi hari pun tiba, Nanta serasa ingin terus mengulang apa yang ia mimpikan dalam hati Nanta berbicara “ya alloh pertanda apa mimpiku itu, berulang kali aku memimpikan sesosok pria yang sama, dan lagi-lagi pria itu misterius, apakah mungkin pria itu jodohku??”
Kali ini Nanta berangkat kuliah agak siang sekitar pukul 10.00 WIB, setelah jarum jam menunjukkan pukul 10.00 WIB Nanta bergegas menuju kampus dengan langkah yang tak semangat, karena memikirkan mimpi yang terus mambayanginya. Tiba-tiba di tengah perjalanan, serasa jantung Nanta berhenti berdetak. Begitu kaget dan terkejutnya Nanta ia melihat sosok pria yang masuk dalam mimpinya. Dan ia hadir di dunia nyata. Betapa senangnya hati Nanta seolah-olah matahari ikut menyambut senyuman Nanta. Tax mau berdiam diri terlalu lama, Nanta pun langsung menghampiri pria itu.
“Assalamu’alaikum” sapa Nanta karena dilihat dari cara pakaiannya ia seorang santri.
“wa’alaikumsalam”, siapa ya mb???? Balas lelaki itu.
“kenalin Nanta” ucap bibir Nanta, ia pun tak memikirkan harga dirinya karena memperkanalkan identitasnya terlebih dulu, begitu bahagianya ia bertemu dengan pria yang hadir dalam mimpinya, seolah-olah tak ingin kehilangan pria itu.
Pria itu serasa bingung mau berbuat apa, karena merasa ia tak mengenali wanita itu.
“Saya Ihsan, anda siapa mengapa menghampiri saya” balas pria itu.
Tak berpikir panjang dan tak tau malunya Nanta mengutarakan maksudnya dan menceritakan tentang mimpinya tersebut.
Ihsan pun bingung kenapa ia bisa masuk dalam mimpi wanita itu, padahal kenal pun baru saja, dekatpun tidak.
Semenjak kejadian tersebut Nanta sering menemui Ihsan di tempat yang sama, karena Ihsan mengajar ngaji di salah satu masjid.
Setelah beberapa bulan berlalu, Nanta merasa dirinya bahagia di dekat pria itu, merasa dirinya nyaman , “apaakah aku menaruh hati kepadanya?” Pikir Nanta.
Serasa pria itu memberi motivasi buat Nanta, yang awalnya Nanta tax mengerti dan mendalami ilmu agama, ia menjadi mengerti dan memahami ilmu agama lebih dalam karena Ihsan. Berbagai buku dipinjamkan Ihsan untuk Nanta, yang tak lain buku tentang agama. Karena memang dunia dan bidang Ihsan seperti itu, Ihsan diajarkan keluarganya untuk senantiasa dekat dengan-Nya melalui inilah Ihsan mencoba mendekatkan dirinya kepada sang pencipta basic Ihsan sendiri pun alumni di sebuah pesantren ternama di indonesia.
Sesampai rumah, Nanta bergegas membuka buku yang diberi Ihsan untuknya. Dibaca dari lembar ke lembar karena Nanta sendiri penasaran tentang buku tersebut. Setelah membaca bberapa halaman tiba-tiba nanta menghentikan bacaannya, karena ia melamunkan Ihsan, serasa Ihsan sudah mengganggu otaknya dan menari-nari di depan matanya.
Esok hari pun tiba. Hati Nanta pun semakin tak menentu ketika ingin bertemu dengan Ihsan. Serasa detak jantungnya bergetar begitu cepat dan kencang. Nanta beermaksud menemui Ihsan dan ingin memberikan secarik kertas untuk Ihsan. Dengn malu-malunya Nanta memberikan secarik kertas itu, setelah memberikan secarik kertas Nanta langsung bergegas lari karena malu.
Indah, pertemuan yang aku lalui denganmu
Nyaman itulah yang aku rasakan sejak aku mengenalmu
Apakah aku terlalu agresif denganmu. Jika aku mengatakan suatu hal yang merupakan permintaan hatiku.
Kamu indah di depan mataku.
Kamu spesial di dalam hidupku.
Sejak mengenalmu, hidupku menjadi bermakna.
Mengenalmu merupakan hal terindah dalam hidupku.
Kamu mampu memberikan semangat dan motivasi untukku.
Izinkan aku untuk menjadi sahabat selamanya dalam hidupmu.
Izinkan aku pula untuk singgah selamanya dalam hatimu.

Setelah membaca pesan dari Nanta, hati Ihsan serasa tersenyum bahagia. Begitu aku diharapkan oleh seorang wanita yang ayu parasnya dan ayu pula hatinya. “Ia cantik, ia baik, tak mungkin jika laki-laki lain tak menyukainya”, Pikir Ihsan.       
Ihsan pun langsung bergegas pulang ketika tugasnya sudah selesai.
Tak mau kalah dengan Nanta ia juga membalas pesan dari Nanta. Dengan hati yang berbunga-bunga Ihsan menulis surat tersebut.
Wahai makhluk alloh yang indah parasmu.
Engkau begitu sempurna bagiku.
Aku hanyalah laki-laki biasa yang tax punya apa-apa hanya ilmulah yang aku punya.
Hanya bermodal pengetahuan dan belas kasian aku hidup ditengah-tengah negeri ini.
Apakah anda begitu yakin dengan apa yang anda ucapkan wahai bidadari.
Aku hanyalah makhluk alloh yang lemah.
Hanya modal cintaku dengan-Nya lah aku bisa berjumpa dengannmu.
Engkau begitu indah di mataku.
Engkau begitu mempesona di dalam hidupku,
Mengenalmu merupakan harta terbesar dalam hidupku.
Wahai makhluk alloh, engkau secantik bidadari.
Bissmillah.
Aku ucapkan terlebih dahulu, dengan menyebut nama alloh. Aku mencintaimu.
Suara ayam begitu menggelegar membangunkan tidur panjang Ihsan.
Dengan rasa semangat Ihsan mengambil air wudlu untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat islam dan sebagai seorang santri.
Setelah selesai bermunajat dengan-Nya sekarang giliran Ihsan berkomunikasi dengan-Nya “ya alloh engkau mengirimkan bidadari secantik Nanta hadir dalam hidupku, aku tak menggoda nya ya alloh, melainkan ia dahulu yang membuat aku goyah imanku, maafkan aku ya alloh jika aku tax bisa menahan rasa ini, jika memang engkau menciptakan Nanta untukku berikan yang terindah untukkku dan dirinya dan jika ia jodohku dekatkan aku dengannya, apabila ia bukan jodohku berikan kami yang terbaik dan siapkan lah hati kami untuk menerimu takdirmu”, doa Ihsan.
Perkenalan tersebut ia ceritakan kepada ibunya Ihsan yang tak kuasa menahan bahagia. Bahkan sudah pernah Ihsan membawa Nanta ke rumah untuk diperkenalkan kepada Ibunya.
“le,,,,yen awakmu tresno karo dek Nanta, monggo kerso ibu merestui lee” ucap ibu Ihsan.
“injeh bu’, ibuk ngendikan ngoten geh artine ibuk sampon merestui kulo kaleh dek Nanta, kulo nyuwun pangestune bu’ kulo ajeng mengkhitbah dek Nanta”, ucap Ihsan.
“iyo le, ibuk merestui”, balas ibu Ihsan.
Dengan rasa gembira yang seolah-olah bunga turun di hati Ihsan. Ia melangkah kan kaki mungil nya menuju tempat singgasana yang merupakn tempat bersejrah bagi Ihsan dan Nanta.
Tak di duga Nanta sudah menunggu Ihsan di sana. Langsung mempercepat langkahnya Ihsan menuju ke tempat Nanta.
“dek, ini ada secarik kertas untukmu, saya mau bilang kalau saya ingin mengkhitbahmu dek, bagaimana?”, ucap Ihsan.
Dengan menelan ludah, dan tubuh serasa dingin, serta jantung berdetak cepat, Nanta membuka suaranya  yang merdu dan mulailah berbicara“bissmilah aku ucapkan mas Ihsan, aku menerima pinangan mas Ihsan”, ucap Nanta.
Hati Ihsan serasa mendapat intan berlian begitu gembiranya Ihsan. “”kapan dek aku bisa datang ke rumah adek untuk mengutarakan maksud mas”, kata Ihsan.
“biar dex Nanta aja yang bicara dulu mas sama keluarga, nanti dek Nanta kabari mas Ihsan kembali”, balas Nanta.
Dengan rasa yang begitu hebatnya Nanta membawa secarik kertas itu menuju ke rumah dengan maksud ingin berbicara kepada orang tua, “toh Nanta sudah lulus kuliah beberapa tahun yang lalu, pasti mama mengizinkan Nanta ke jenjang yang lebih serius”, hati Nanta berbicara.
“assalamu’alaikum mama, Nanta pulang” sapa Nanta. Dengan semangatnya Nanta langsung menuju kamar mama dan papanya tak sabar hati Nanta ingin berbicara.
“apa sayang??” balas mama Nanta
“ma, Nanta kan udah gedhe umur Nanta pun sudah menginjak 24 tahun Nanta ingin menikah ma, Nanta sudah menemukan pria yang begitu baik hatinya dan mampu membawa Nanta menuju ridlo Alloh, ia pandai mengaji ma, itu yang membuat Nanta terpikat, Nanta kan sudah mendalami pendidikan formal, tak salah kan jika Nanta memilih seorang pendamping yang pandai dan mengerti akan syari’ah alloh, toh Nanta sudah bekerja jadi guru ma, lagian mas Ihsan juga sudah mengajar di sebuah MTS sebagai guru, di samping itu ia mengajar anak-anak kecil ngaji al-qur’an” ucap Nanta
Tiba-tiba jantung mama Nanta serasa berhenti.
“apa?? Siapa dia, dari mana asal usul keluarganya, apa lulusannya, nak kamu mencari pendamping yang setara dengan lullusanmu bahkan harus lebih tinggi dari lulusanmu” balas mama Nanta.
Serasa hati Nanta di sambar oleh petir bagitu sakitnya hati Nanta mendnegar ucapan mamanya tak disangka airmata Nanta mengaliri pipinya yang merah merona itu.
“ma, dia baik, Nanta tak memandang status orang lain tapi Nanta cinta ma sama dia, apalah arti sebuah jabatan ma, pa.......???// ucap nanta.
“nak, papa setuju-setuju saja, yang penting itu membuat kamu bahagia dan ia bisa menghidupi kamu dan keluargamu nanti” ucap papa Nanta.
Setiap hari  pipi Nanta di aliri dengan air mata, tak kuasa hatinya dengan perkataan mamanya yang begitu menusuk hatinya. Dalam hati Nanta berbicara“apa yang ada dalam pikiran mamanya, keinginan mama sudah aku penuhi semuanya, giliran aku meminta satu mengapa mama tax bisa memenuhi keinginnanku”
Yang sedari tadi mama Nanta melihat anak semata wayangnya seperti tak lagi bersemangat untuk hidup. Merasa ia kasian meelihat anaknya, makan ia tak mau, berbicara dengan mama nya pun ia tak mau.
“nak, mama tak tega melihat kamu seperti itu, (air mata mama Nanta mengalir), mama sayang sama Nanta hanya mama menginginkan yang terbaik untukmu, jika dia memang yang terbaik utnukmu, mama merestuimu sayang, bawa besok ihsan kemari untuk menemui mama dan papa”, ucap mama Nanta (Dengan memeluk anaknya penuh kasih sayang)
Senyum nantapun mengembang begitu pula dengmamanya merasa bahagia melihat anaknya tersenyum begitu indah. Karena dengan senyuman anaknya memberikan warna dalam keluarganya.
Beberapa hari ini hati Ihsan begitu kalut, tak ada kabar sama sekali dari Nanta.
Begitu kalutnya hati Ihsan., ia datang ke tempat bersejarah buat mereka berdua. Tak di sangka Nanta pun datang dengan membawa kabar gembira.
“besok mas Ihsan disuruh datang ke rumah mama” ucap Nanta.
Senyum mereka berdua mengembang begitu indah.
Esok hari pun tiba ia mempersiapkan dirinya untuk datang ke rumah Nanta dengan modal do’a restu dari orang tua Ihsan.
Dengan mengendarai mobil buntutnya ihsan langsung melaju ke rumah Nanta.
“Tok...tok....tok..assalamu’alaikum” ucap Ihsan.
Kebetulan Nanta sendiri yang membuka pintunya dengan polesan make up yang tipis menambah kecantikan di wajah Nanta seolah-olah Ihsan telah terhipnotis dengan pamandangan yang ada di depannya, tak lain adalah Nanta.
“wa’alaikumsalam, masuk mas Ihsan. Mama papa sudah menunggu di dalam” ucap Nanta.
Dengan langkah yang begitu malu-malu Ihsan melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dengan kemegahan rumah Nanta mmebuat Ihsan semakin malu utnuk memkhitbah Nanta, tetapi dengan keyakinan hati, “Bissmillah karena Alloh aku yakin memkhitbahNanta” kata hati Ihsan.
“assalamu’alaikum ibuk, bapak, saya Ihsan bermaksud ingin menjadikan putri bapak sebagai istri yang di kirimkan alloh untukku, untuk menyempurnakan pula agama saya, atas izin-Nya saya memberanikan diri untuk melangkahkan kaki saya di rumah bapak, bagaimana ibuk bapak??”, ucap ihsan.
Tiba-tiba orang tua Nanta terkejut tak mengedipkan mata sama sekali. Seolah-olah mereka sudah terhipnotis oleh ketampanan Ihsan , “sangat mempesona sekali wajahnya, dengan kulit kuning langsat ditambah ada lesung pipi di pipinya menambah ia semakin menawan dan mempesona, ditambah kata-katanya yang semakin menjadikan ia berwibawa,”, dalam hati keluarga Nanta berbicara.
“ma,,,pa,,,,gimana???” ucap Nanta.
Kata-kata itu memcahkan lamunan kedua orang tua nanta.
“pantes anak semata wayang saya terpikat oleh parasmu, anda begitu lugu dan menawan jika dilihat, insya alloh atas restu alloh , dengan ucapan bissmiilaahh,, kami menerima lamaran nak Ihsan”, ucap keluarga Nanta.
Nanta tersenyum malu karena mama nya bicara seperti itu.
Senyum mereka berdua begitu sangat mengembang dan terlihat dari wajah mereka begitu sangat bahagia. Mata mereka seolah-olah mengisyaratkan kebahagiaan dan cinta yang ada dalam hati mereka.

Karya        : Zuli isnawati
Facebook   : Itshnaunyuunyukayakmarmud Yanxingien S’lalu Dihatinya
Twitter      : @ZhulieL_Ishna


Tidak ada komentar:

Posting Komentar