Rabu, 26 Maret 2014



LAPORAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH
Di SDN PAJANG 1 surakarta
Disusun guna menempuh tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Minsih, M.Pd.

Disusun Oleh:
Selvameidha Q.P           (A510120204)
Zuli Isnawati                  (A510120209)
Wiwik Ekowati               (A510120215)
Novita Diah R               (A510120216)

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢﺍﻠﻠﻪﺍﻠﺮﺤﻣﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻡ
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajarn ini dengan baik walaupun masih ada kekurangan karena terbatasnya waktu dan kemampuan penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Minsih, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang telah membimbing kami sampai terselesainya makalah ini.
Dalam makalah yang berjudul “Laporan Observasi Sekolah” yang dilakukan pada SDN Pajang 1 Surakarta beberapa waktu yang lalu. Kami memaparkan tentang bagaimana sarana prasarana sekolah, keadaan, situasi, kondisi serta proses pembelajaran yang ada pada sekolah tersebut meski hanya terbatas pada beberapa kelas saja. Dan mengamati masalah yang sering muncul beserta pemecahan masalahnya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mohon kririk dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Atas dukungan, kritik serta saran kami ucapkan terima kasih.
Billahittaufik wal hidayah
Wassalamu’alaikumm warrohmatullahi Wabarokatuh.
Surakarta, 26 Desember 2013
Penulis




DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang..................................................................................... 1
b.      Tujuan Observasi.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
a.       Pertemuan I.......................................................................................... 6
b.      Pertemuan II.........................................................................................
c.       Pertemuan III.......................................................................................
BAB III PENUTUP
a.       Simpulan...............................................................................................
b.      Saran.....................................................................................................
LAMPIRAN - LAMPIRAN
a.    Lampiran 1. Biodata Anggota Kelompok............................................
b.    Lampiran 2. Kesan dan Pesan Anggota Kelompok..............................
c.    Lampiran 3. RPP dan Silabus SDN Pajang 1 Surakarta....................... 




BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan pendidikan di Indonesia semakin menunjukkan kemajuan pesat. Pemerintah berusaha dengan sebaik mungkin lebih memajukan dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan untuk saat ini dan kedepannya. Pemerintah berusaha memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia dengan mengubah sistemnya baik dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) serta Perguruan Tinggi/Universitas sekalipun. Dan perubahan dalam lingkup kecil atau lingkungan sekolah itu mencakup unsur-unsur sistem pendidikan yang meliputi Raw Input, Instrumental Input, Environmental Input yang mempengaruhi proses pendidikan pada suatu sistem.Unsur-unsur Sistem Pendidikan sangat lah berpengaruh terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah.   Pembelajaran di sekolah sangat tergantung kepada unsur-unsur tersebut. Misalnya, Raw Input yang merupakan bahan mentah yang akan diproses unit usaha atu organisasi. Dalam dunia pendidikan sendiri raw input yang dimaksud adalah calon siswa dimana calon siswa ini akan dididik dan diajari segala hal yang akan membantu mereka hidup bermasyarakat kelak. Kemudian Instrumental Input merupakan unsur pendukung yang mempengaruhi aktivitas organisasi atau unit usaha dan dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha atau organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan, yang termasuk ke dalam Instrumental Input adalah unsur sumber daya manusia (guru dan non guru), sistem administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, sarana dan prasarana. Environmental Input merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas suatu organisasi atau unit usaha, tetapi tidak dapat dirancang dan dipersiapkan oleh unit usaha atau organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan yang dimaksud adalah sepeerti pengaruh TV, ekonomi, politik, sosial budaya dan lain-lain. Dengan adanya unsur-unsur tersebut akan pula memberikan hasil proses pendidikan yang terbaik.
 Tidak hanya itu, pemerintah juga berusaha mengubah sistem pendidikan lama menjadi yang lebih modern dan lebih mengikuti zaman yang semakin berkembang ini tetapi tidak meninggalkan karakter dan kepribadian bangsa Indonesia. Dari hal kurikulum, sistem kualifikasi pendidik, sertifikasi pendidik dan masih banyak lagi. Kurikulum yang disempurnakan  dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang berbasis pembelajaran Tematik. Kualifikasi pendidik yang semakin ditingkatkan tidak semua orang dapat menjadi pendidik yang sesuai kualifikasi dan dikatakan profesional. Pemerintah juga berusaha meningkatakan kesejahteraan pendidik agar pendidik lebih fokus pada tugas mereka dan agar mereka lebih profesional serta bertanggung jawab.
Selain pemerintah, guru pun mampu berperan aktif dalam usaha peningkatan pendidikan di Indonesia baik dari hal-hal yang ada di lingkugan sekitarnya. Guru mampu memberikan kontribusinya dalam usaha tersebut.  Dari hal kecil hingga hal-hal besar seperti guru dengan rasa tanggumg jawabnya mengajar para muridnya secara sungguh-sungguh dengan metode yang interaktif serta menarik minat para siswa agar para siswa mampu menyerap pelajaran lebih banyak. Tak hanya itu, guru mampu memberikan pembelajaran moral, sosial, nilai kehidupan dan karakter kepada para siswa yang bertujuan untuk mencerdaskan bangsa yang disertai dengan karakter dan berbudi mulia. Bukan sekedar lulusan yang pintar dalam bidang akademik tetapi juga baik dalam karakter dan kepribadiannya. Dengan adanya pendidikan berkarakter yang diterapkan pemerintah dan diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang berbudi mulia, membangun kepribadian dan membentuk insan yang mampu bersaing dengan ahklak mulianya.
Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya di kelas harus mempunyai perencanaan yang jelas dan terorganisir, agar bisa menjalankan tugasnya sebagai transformator dan fasilitator dapat terlaksana dengan baik di depan kelas, sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Perencanaan yang harus dimiliki oleh seorang guru berbentuk RPP yang di dalamnya tertuang strategi pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta media-media untuk kelancaran proses pembelajaran. RPP juga berisikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar.
Secara lebih mendalam dan spesifik dalam pembelajaran di kelas ada beberapa trik dan metode yang perlu diterapkan agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Tak hanya itu, guru harus mampu mengkondisikan situasi di dalam maupun diluar kelas agar KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berjalan dengan lancar. Dalam hal ini diperlukan sebuah perencanaan kegiatan untuk menyusun, menata, merancang bagaimana sebuah pembelajaran akan dilaksanakan dan bagaimana sebuah kendala dapat diminimalisir dengan baik. Dalam konteks pendidikan yang dimaksud perencanaan disini adalah perencanaan pengajaran. Perencanaan ini memegang peranan penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Pada kurikulum saat ini, para pendidik diharapkan mampu membuat rancangan sendiri. Dengan adanya sistem desentralisasi dalam pendidikan pada saat ini ada kekuasaan yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah pada kemajuan pendidikannya. Pada setiap daerah membuat dan memajukan pendidikan dengan kekuasaan yang dimilki tetapi masih sebelumnya Pendidik menyusun sebuah perencanaan pengajaran sebagai acuan dalam pembelajaran. Acuan tersebut berdasarkan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat agar tidak terjadi penyimpangan ataupun sesuatau yang melewati batasan. Meskipun tanpa mengurangi sedikitpun kreatifitas dari para pendidik.
Dari sisi guru, sebagai pendidik seharusnya mampu memberikan pembelajaran yang baik dan dapat diterima siswa dengan baik pula. Karena hal itu, pendidik diharuskan pula mempunyai teknik pembelajaran yang jitu agar memperlancar hal tersebut. Menurut Suyono, teknik pembelajaran adalah implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam kelas, tempat terjadinya proses pembelajaran (2011:20).
Guru juga membutuhkan pendekatan pembelajaran terlebih dahulu kepada siswa supaya mereka tidak merasa canggung dan asing dengan pendidik maupun pembelajaran yang diajarkan. Dimana Pendekatan Pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran. Sebagai contoh pendekatan sistem memandang pembelajaran terdiri atas unsur-unsur yang saling berkaitan dan memiliki hubungan yang sistematis (Anitah et all, 2008:1.23).Pendekatan disini nantinya akan sangat membantu guru. Suasana pembelajaran akan lebih baik ketika pendekatan pembelajaran telah dilakukan sebelumnya. Dengan ini siswa akan lebih nyaman dan menikmati pembelajaran.
Selain itu, guru juga harus memiliki teknik pembelajaran yang mumpuni dan metode pembelajaran agara para siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang itu-itu saja atau monoton. Siswa juga harus ikut serta dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan Belajar Mengajar. Teknik yang digunkan guru diharapkan mampu memberikan kesempatan dan peluang bagi sisiwa dalam mewujudkan partisipasi aktifnya tidak hanya sebagai obyek dalam unsur pembelajaran. Bukan sebagai obyek yang hanya duduk diam, mendengarkan, mengamati saja yang berakibat kurang terserapnya materi pembelajaran secara sempurna melainkan siswa juga harus andil dalam mempraktikkan materi yang telah diajarkan agar siswa mampu mengingatnya lebih lama dibandingkan jika hanya dengan mendengarkan maupun melihat saja.
Proses penyerapan materi yang dialami siswa itu juga dipengaruhi oleh banyak hal yang diantaranya sarana prasarana, kondisi pembelajaran, situasi sekolah, lancar tidaknya perencananan pembelajaran yang ada,dan permasalahan yng sering muncul disekolah maupun luar sekolah serta  permasalahan yang sering menghinggapi siswa itu sendiri dari malas belajar, susah menyerap materi, dan masih banyak lagi.
            Dari banyak hal diatas dalam penyusunan karya kami ini akan memaparkan bagaimana sarana prasarana, kondisi pembelajaran, situasi sekolah, lancar tidaknya perencananan pembelajaran yang ada, dan permasalahan yang sering muncul disekolah maupun luar sekolah serta  permasalahan yang sering menghinggapi siswa itu sendiri. Hal-hal diatas menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun dan membuat karya kami ini. Setelah melakukan pengamatan (observasi) kami terdahulu sehingga kami mencoba untuk menyusun sebuah karya yang berdasarkan pengamatan kami di SDN Pajang 1 Surakarta.

Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas, kami dalam menuliskan tujuan penulisan sebagai berikut :
1.         Mengetahui sarana prasarana yang ada dalam proses pembelajaran.
2.         Mengetahui kegiatan belajar yang terjadi di dalam kelas.
3.         Mengetahui situasi dan kondisi di dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
4.         Mengetahui ada atau tidaknya perencanaan pengajaran di dalam kelas.
5.         Mengetahui masalah yang sering muncul beserta pemecahan masalahnya di SD.









BAB II
PEMBAHASAN

PROSES KBM
(KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR)
DI KELAS PERTEMUAN PERTAMA

Kelas                                          : III
Mata Pelajaran                             : SBK (Seni Budaya dan Keterampilan)
Materi                                         : Tangga Nada dan Bentuknya
Jam Pelajaran                             : 1-2
Guru Mata Pelajaran                   : Sutardi, S.Pd.SD

Observasi di kelas 3 SD N 1 Pajang pada tanggal 16 November 2013 pukul 07.00 WIB, saat pelajaran SBK (Seni Budaya dan Keterampilan) yang diampu Bapak Sutardi S.Pd,sd. Situasi yang ada didalam kelas 3 begitu ramai karena diisi oleh 42 anak dan 1 anak Abk yang didampingi oleh seorang guru pendamping. Sebelum pembelajaran dilaksanakan bapak Sutardi mempersiapkan kelas dengan menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa didalam kelas, setelah doa selesai bapak guru mereview tugas yang telah diberikan dan memberikan motivasi kepada peserta didik. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung mulai jam 07.00 WIB keadaan yang terjadi didalam kelas begitu ramai karena siswa- siswa yang berada didalam aktif berperan saat proses pembelajaran ada juga siswa yang masih sedikit ramai, bermain dengan temannya untuk mengkondusifkan siswa yang ramai bapak guru menanyakan pertanyaan- pertanyaan yang ringan kepada siswanya.
Pertemuan 1 saat observasi yaitu membahas soal yang ada didalam LKS (Lembar Kerja Siswa) yang diberikan pada hari sebelumnya. Pembahasan soal dimulai dari nomor kecil terlebih dahulu, bapak Sutardi menunjuk siswanya untuk menjawab soal- soal yang ada secara berurutan, dan memberikan kesempatan pada siswa yang ingin menjawab tanpa ditunjuk terlebih dahulu. Pembahasan soal dilakukan secara urut danh tidak hanya membahas soal yang ada akan tetapi soal- soal tersebut dikupas lebih dalam agar memberiakan pengetahuan kepada siswa- siswanya apabila siswa yang ditunjuk tidak mampu menjawab, dan setelah ditawarkan tidak ada yang berani mengungkapkan jawabannya maka bapak Sutardi membaca soal dan membantu menjawab pertanyaan yang ada. Soal- soal yang ada didalam LKS tersebut diselesaikan dengan pembahasan bersama dan siawa- siswa yang belum mengerti diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu. Jawaban yang belum sesuai dengan jawaban yang diberikan saat pembahasan diganti dengan membulutkan jawaban yang benar, agar siswa didalam belajar tidak salah lagi karena sudah mengetahui jawaban yang sudah benar dari pembahasan yang dilakukan.
Setelah menyelesaikan soal yang ada didalam LKS (Lembar Kerja Siswa) bapak guru melanjutkan menerangkan mengenai tangga nada. Bapak guru ketika menjelaskan materi ini sebelum sampai pada pembelajaran tangga nada, beliau memberikan gambaran- gambaran tentang materi ini sebelum memulai materi yang lebih komplek. Saat pak guru menerangkan tangga nada ada beberapa siswa yang sudah mampu menjawab hal- hal kecil yang ditangyakan oleh bapak guru misanlny macam- macam notasi itu ada berapa, urutan nada dasar dimulai dari apa. Pertanyaan yang sederhana tersebut dapat dijawab sebagian siswa, hal tersebut juga dapat digunakan sebagai tolak ukur seberapa jauh siswa mengerti materi ini sebelum dilakukan pembelajaran.  Memberiakan penjelasan secara lengkap dari pengertian tangga nada, macam- macam not dan menjelaskan arti dari bagian- bagian tangga nada tersebut. Siswa- siswa senang mengikuti pembelajaran SBK karena salah satunya didalam pelajaran ini diberitahu mengenai cara kita untuk menyanyi dan menyesuaikan nada yang kita nyanyikan sesuai dengan tangga nada sehingga akan membentuk suara yang sesuai dengan nada dan tidak dihasilkan nada yang salah (false).
Pada pembahasan ini akan lebih mudah dipelajari ketika menggunakan media alat musik, sehingga siswa- siswanya dapat lebih bersemangat ketika diiringi alat musik dan mereka mengetahui mengenai cara menggunakan alat musik sehingga suara yang dikeluarkan dapat disesuaikan dengan nada yang dihasilkan dari alat musik yang digunakan. Alat musik yang digunakan akan lebih baik apabila sederhana dan dapat mengeluarkan suara yang mudah dipamhami dan diikuti suara. Pemakaian dan penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan seni musik khususnya, bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan media-media yang dekat dengan diri peserta didik. Seperti, tepuk tangan, hentakan kaki, bernyanyi, gerakan tubuh, serta memanfaatkan peralatan-peralatan bekas, seperti: gelas, botol dan lain sebagainya. Media ini diorganisir sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat memperolehnya dengan mudah dan sekaligus membuat mereka menyenangi, dan menyukai kegiatan yang dilakukan dan pada akhirnya mereka mau menerima apa materi yang diberikan oleh guru.
Pada akhir pembelajaran bapak guru menanyakan apakah masih ada siswa yang belum mengerti dan memahami pelajaran apa belum dan siswanya tidak ada yang bertanya.  Sebagian besar siswa yang ada didalam kelas 3  sudah mempu membaca. Kelas 3 memiliki ukuran kelas yang sudah benar hanya saja siswa yang berada didalam kelas 3 tersebut terlalu banyak yaitu 43 anak sehingga kelas terlalu ramai selain itu fasilitas yang ada didalam kelas yang begitu banyak menyebabkan kelas terlihat sempit, fasilitas yang ada didalam kelas 3 seperti : kipas angin, sapu, jam dinding, almari, 2 papan tulis, bebrapa penggaris, televisi, Lambang Pancasila, galon dispenser, kotak P3K, kalender, data administrasi kelas, tabel keterangan siswa, gambar pahlawan, contoh bentuk tulisan tangga yang baru  jam kedatangan siswa, peta kota Surakarta, gambar Presiden dan Wakil Presiden.
Fasilitas sangat mendukung berjalannya proses pembelajaran karena fasilitas merupakan salah satu komponen pembelajaran disamping guru, siswa, media, tujuan pembelajaran, kurikulum, dan lain- lain. Apabila komponen yang ada sudah lengkap dan pelajaran yang efektif dan efisien. Fasilitas yang ada tersebut sangat berpengaruh dan dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran dan saling berpengaruh satu dengan yang lainnya.
Pemecahan masalah adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah dimilikinya. Adapun pemacahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.         Guru menegur siswa.
2.         Guru mengajak siswa bercerita sambil mengerjakan soal.
3.         Guru menaikan suara agar siswa memperhatikan apa yang di bahas oleh guru.
4.         Guru menggunakan model pembelajaran Contekstual Learning dan Cooperative Learning.
5.         Metode yang digunakan : Informasi, diskusi, tanya jawab, demontrasi, dan pemberian tugas.
6.         Mengharapkan anak – anak dapat menumbuhkan karakter disiplin, tekun, tanggungjawab, ketelitian, kerjasama, toleransi, percaya diri, dan keberanian.
7.         Guru berusaha membuat kelas tersebut aktif dan hidup.
8.         Guru begitu sabar dan telaten dalam menyampaikan materi pelajaran.
9.         Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik.
10.     Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
11.     Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik.
12.     Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
























PROSES KBM
(KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR)
DI KELAS PERTEMUAN KEDUA

Kelas                                          : III
Mata Pelajaran                            : Matematika
Materi                                         : Hubungan antara satuan berat kg, hg, dan gram.
Jam Pelajaran                             : 3 – 4
Guru Mata Pelajaran                   : Sutardi, S.Pd.SD

Keadaan yang terjadi di kelas yang kelompok saya observasi anak – anak masih banyak yang bermain sendiri di kelas dengan teman sebangkunya.Saat pembelajaran dimulai yang di ampu oleh guru masih ada yang berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. guru masih kesulitan mengatur kelas agar anak – anak konsentrasi. guru sudah tegas dalam mengajar namun siswa tetap ramai sendiri dikelas. Pada saat memberikan soal dan anak yang bisa mengerjakan disuruh maju ke depan. sewaktu memberikan kesempatan kepada anak untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Dan juga saat guru sudah bisa membuat anak aktif dalam kelas walaupun hanya sebagian yang aktif.

Proses KBM di Kelas Pertemuan II
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum.
Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peran penting untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam kegiatan proses belajarnya. Berkenaan dengan hal ini, pemerintah menetapkan anggaran 20% dari APBN untuk kemajuan pendidikan. Sehingga negara berharap guru sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan belajar siswa bisa menjadi seorang profesional.
Kata profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan pembelajaran agar dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis dan tepat, sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru malas, misalnya menganggap silabus dan RPP terlalu konseptual, tidak terlalu relevan dengan kenyataan dalam mengajar.
Observasi yang saya lakukan pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 16 November 2013 sekitar pukul 10.00 WIB (jam ke 3-4) , saya tiba di SD Pajang 1 Surakarta untuk melakukan kegiatan tersebut yaitu mengamati siswa siswi belajar di SD tersebut. Pada waktu itu saya mengamati kelas III yang di ampu oleh Bapak Sutardi, S.Pd.SD dengan mata pelajaran Matematika dan materi pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik yaitu mengenai Hubungan antara satuan berat kg, hg, dan gram.

Analisis Situasi                                                      
Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh peneliti sebelum merancang dan merencanakan program. Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau publik yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik, serta anggaran biaya yang diperlukan dalam melaksanakan program.
Sebelum pelajaran di mulai, kami mengamati ruangan kelas tersebut guna melihat – lihat sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas . Meja, kursi , kipas angin, papan tulis, tv, dan lain – lain  merupakan bagian dari sarana prasarana yang ada di dalam ruangan tersebut ditambah dengan alat peraga guna menunjang proses pembelajaran agar tidak menjadi bosan serta peserta didik begitu antusias dan semangat untuk melaksanakan pembelajaran dalam kelas dikarenakan ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Proses pembelajaran segera di mulai oleh bapakSutardi, semua peserta didik masuk dalam kelas untuk mendapatkan pembelajaran. Selama proses pembelajaran guru berusaha mengatur peserta didik agar tidak begitu ramai. Dengan rasa sabar dan teliti guru tersebut mengajari anak – anak belajar matematika.
Keadaan yang terjadi di kelas yang kelompok saya observasi antara lain sebagai berikut :
1.         Anak – anak masih banyak yang bermain sendiri di kelas dengan teman sebangkunya.
2.         Anak – anak yang di ampu oleh guru masih ada yang berbicara sendiri dengan teman sebangkunya.
3.         Guru masih kesulitan mengatur kelas agar anak – anak konsentrasi.
4.         Guru sudah tegas dalam mengajar namun siswa tetap ramai sendiri dikelas.
5.         Guru memberikan soal dan anak yang bisa mengerjakan disuruh maju ke depan.
6.         Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
7.         Guru sudah bisa membuat anak aktif dalam kelas walaupun hanya sebagian yang aktif.

Pemecahan Masalah yang di Observasi
Pemecahan masalah adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah dimilikinya. Adapun pemacahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.         Guru menegur siswa.
2.         Guru mengajak siswa bercerita sambil mengerjakan soal.
3.         Guru menaikan suara agar siswa memperhatikan apa yang di bahas oleh guru.
4.         Guru menggunakan model pembelajaran Contekstual Learning dan Cooperative Learning.
5.         Metode yang digunakan : Informasi, diskusi, tanya jawab, demontrasi, dan pemberian tugas.
6.         Mengharapkan anak – anak dapat menumbuhkan karakter disiplin, tekun, tanggungjawab, ketelitian, kerjasama, toleransi, percaya diri, dan keberanian.
7.         Guru berusaha membuat kelas tersebut aktif dan hidup.
8.         Guru begitu sabar dan telaten dalam menyampaikan materi pelajaran.
9.         Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
10.     Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
11.     Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.
12.     Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.



PROSES KBM
(KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR)
DI KELAS PERTEMUAN KETIGA

Kelas                                          : IV
Mata Pelajaran                            : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Materi                                         : Sejarah
Jam Pelajaran                             : 4-5
Guru Mata Pelajaran                   : Bp. Warno S.Pd.

Observasi di kelas 5 SD N 1 Pajang pada tanggal 21 November  2013 pada pukul 09.30 WIB. Pertemuan ke 3 kali ini memasuki kelas 5, yang jumlah siswa didalam kelas berjumlah 46 siswa dan dari 46 siswa tersebut 2 diantaranya anak inklusi yang ada guru pendamping didekatnya. Observasi kali ini  mengamati  proses pembelajaran di kelas 5. Wali kelas 5 adalah Bp. Warno S.Pd, Bapak Warno saat  memasuki  kelas memberikan  suatu  icebreaking  kepada siswa-siswinya untuk memfokuskan pikiran anak setelah bermain atau istirahat di luar jam pembelajaran  anak.  Bapak Warno  mempraktekan  atau  mencontohkan  gerakan  terlebih dahulu lalu ditirukan  oleh anak anak ,yang pertama tepuk semangat berkali-kali  agar anak tidak gaduh kedua  Bapak Warno memberikan gerakan atau ice breaking dengan gerakan tangan. Dan anak-anak menirukan, saat ditirukan  Bapak Warno  menyebut salah satu anak  yang dapat  menirukan gerakan nya  untuk maju  kedepan  dan  siswa yang ditunjuk tersebut  melakukan hal yang sama seperti yang di contohkan oleh gurunya dan siswa-siswa yang lain ikut menyimak kalau tidak mengikuti gerakanya tersebut. Dan Bapak Warno tidak hanya menunjuk satu anak saja akan tetapi beberapa anak agar anak bisa fokus dengan Bapak Warno dengan adanya ditunjuk secara acak. Bapak Warno tidak hanya memberikan dua  ice breaking saja  akan  tetapi ada satu lagi untuk memberikan semangat atau tes kefokusan atau konsentarsi anak dan memberikan kesenangan agar saat membahas soal-soal agar menjadi nyaman dan tidak jenuh dikelas atau juga mengantuk ice breakingnya yaitu setiap beberapa bangku dalam 1 barisan memanjang menyebutkan bunyi yang berbeda dan  saat Bapak Warno menunjuk bangku itu anak-anak harus menjawab dengan benar dan dilakukan secara berulang-ulang. Disaat dilakukan pengamatan pada awal-awal sebelum ke hal pokok  anak-anak begitu senang dan mulai focus dengan apa yang dibicarakan oleh gurunya, Bapak warno sedikit berbincang-bincang dengan anak-anak atau siswa-siswinya agar terlihat  nyaman dengan gurunya atau sebaliknya murid terhadap gurunya. Saat memulai suatu hal pokok anak-anak sudah siap dengan apa yang akan dibahas oleh gurunya yaitu membahas LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah menjadi pekerjaan rumah murid-murid. Anak-anak mulai menyimak.
Bapak Warno menanyakan pekerjaan siswa yang telah menjadi pekerjaan rumah. Dan saat memulai suatu pembahasan siswa-siswi tersebut ada yang berbincang dengan temannya dengan kapasitas kelas yang banyak dan hanya memiliki 1 kelas tiap angkatan. Hal itu juga tidak kondusif dalam pembelajaran meski siswa-siswi mengerti akan tugasnya dalam menyimak  dengan kondisi yang bisa terbilang sedikit ramai dengan kapasitas yang banyak tetapi siswa-siswi tersebut tetap bisa kembali fokus dengan apa yang di bahas oleh gurunya. Bapak Warno memulai suatu kegiatan pembahasan soal-soal dalam mata pelajaran IPS yang akan dibuat untuk ujian 2 minggu yang akan datang. Bapak Warno memulai dari no 1 perlahan-lahan disampaikan juga ada siswa yang salah harus diganti atau dibetulkan jika jawaban siswa tersebut ada yang salah, tak hanya membahas satu satu soal tersebut akan tetapi  menunjuk salah satu siswa-siswinya  untuk menjawab jawabanya atau membacakan soal yang ada di LKS tersebut, tidak hanya begitu saja  Bapak Warno menanyakan kepada siswa-siswinya jika ada yang dapat menjawab acungkan jari ternyata banyak diantara siswa-siswinya dalam berperan aktif  terhadap pembahasa soal-soal tersebut, tiap anak menjawab jawabnya dan saat pergantian soal anak-anak tetap berperan aktif dalam menjawab suatu jawab tersebut. Bapak Warno tak hanya menjawab benar atau salah dalam jawaban siswa yang telah dikerjakan oleh siswa akan tetapi menerangkan apa yang dibahas dalam soal dan jawaban tersebut sehingga anak dapat mengetahui  secara luas apa maksud dari jawaban tersebut sehingga pengetahuan siswa-siswinya bertambah. Bapak Warno tidak hanya menunjukan salah satu siswa saja akan tetapi siswa yang belum menyalurkan jawabannya atau siswa yang belum sempat membacakan jawabaya agar tiap siswa terbagi rata dan sama-sama merasakan. Suasana perlahan-lahan sedikit ramai kembali ada yang berbicara dengan temannya dan ada juga yang sibuk sendiri dengan mainannya, dimungkinkan ada kejenuhan di suatu sisi dari siswa-siswi tersebut akan tetapi murid-murid tersebut kembali memperhatikan gurunya.
Pergantian cara membahas soal-soal pada mata pelajaran IPS, Bapak Warno memberikan soal-soal sendiri untuk dibahas atau dijawab oleh siswa-siwinya sendiri dengan begitu siswa-siswinya dapat fokus dan berfikir lebih dalam lagi tentang apa yang dituliskan oleh gurunya di papan tulis, dari beberapa soal tersebut murid-murid langsung focus mengeluarka alat tulis mengeluarkan buku atau buku-buku paket atau LKS yang akan membantu dalam menjawab.  Suasana mulai tenang dan siswa memperhatikan tiap- tiap soal . sejenak para siswa menjawab pertanyaan-petanyaan dan membaca kembali apa maksud dari soal yang diberikan oleh Bapak Warno. Di kelas tersebut terdapat dua siswa inklusi dan di bimbing oleh pendamping yang membimbing saat guru menyampaikan tugas atau materi perlahan-lahan dua siswa inklusi tersebut menjawab dengan serius . dan siswayang lain pun demikian meski terlihat ada yang sibuk sendiri dan ruangan yang terlalu menampung siswa yang banyak sedikit kesulitan dalam memberikan suasana yang amat tenang , siswa-siswi tersebut mencari kenyamanan dalam menjawab soal yang diberikan oleh gurunya. Bapak Warno  mulai memperhatikan siswanya dengan menegur kalau tidak memberi suatu perbincangan sedikit agar siswa tidak jenuh dalam suasana. Siswa mulai menyelesaikan tugas-tugasnya dan juga masih ad yang belum selesai dari pengarajaran mata pelajaran IPS tersebut sangat membantu pengetahuan siswa dengan melakukan pembahasan atau memperluas suatu jawaban soal sebelumnya tersebut. Dan dilanjutkan dengan memberi soal kembali yang dituliskan di papan atau soal-soal yang diberikan yaitu soal-soal yang sebelum-sebelumnya telah dibahas dan hal itu dapat membatu siswa akan mengingat suatu mata pelajaran dengan mudah sehingga dalam mengerjakan ujian siswa-siswi dapat menjawab dengan mudah. Apa lagi tugas yang diberikan oleh guru setiap hari memberikan tugas pekerjaan rumah. Demikian Observasi pada Pertemuan 3 dalam membahas soal-soal ujian yang akan dilakulkan 2 minggu yang akan datang. Dan juga system mencairkan suasana menjadi lebih menyenangkan dengan adanya ice breaking dan kecakapan guru dalam berkomunikasi dengan baik dengan siswa-siswinya ,sehingga dapat menimbulkan suasana nyaman dan juga dapat mempengaruhi mata pelajaran tersebut menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Pemecahan masalah adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah dimilikinya. Adapun pemacahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.         Guru menegur siswa.
2.         Guru mengajak siswa bercerita sambil mengerjakan soal.
3.         Guru menaikan suara agar siswa memperhatikan apa yang di bahas oleh guru.
4.         Guru menggunakan model pembelajaran Contekstual Learning dan Cooperative Learning.
5.         Metode yang digunakan : Informasi, diskusi, tanya jawab, demontrasi, dan pemberian tugas.
6.         Mengharapkan anak – anak dapat menumbuhkan karakter disiplin, tekun, tanggungjawab, ketelitian, kerjasama, toleransi, percaya diri, dan keberanian.
7.         Guru berusaha membuat kelas tersebut aktif dan hidup.
8.         Guru begitu sabar dan telaten dalam menyampaikan materi pelajaran.
9.         Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
10.     Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
11.     Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.
12.     Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.


















BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan
Proses KBM di SD N Pajang 1 sudah baik karena siswa-siswa mampu berperan aktif mengikuti proses pembelajaran, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih ramai sendiri tetapi hanya sedikit dan setelah dilerai atau diberi teguran siswa- siswa sudah diam dan memperhatikan pelajaran lagi, siswa yang ada di SD N Pajang 1 memiliki sikap yang berani, hal itu terlihat saat beberapa siswa mengajak kenalan menjabat tangan kami.
SDN Pajang 1 merupakan sekolah dasar Inklusi,dimana ada siswa yang memerlukan guru pendamping

B.     Saran
1.      Membagi menjadi 2 kelas, siswa terlalu banyak dalam 1 kelas
2.      Pengaturan tempat duduk  dikondusifkan agar pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif
3.      Melakukan latihan Drum Band di tempat yang suara yang ditimbulkan dari latihan Drum Band tersebut tidak menganggu proses KBM di kelas lain
4.      Didalam ruangan karawitan di beri kedap suara agar suara yang ditimbulkan tidak terdengan sampai luar
5.      Menggunakan metode yang variatif agar suasana didalam kelas tidak membosankan
6.      Memperhatikan siswa yang belum dapat berkonsentrasi agar berkonsentrasi dan tidak menganggu teman yang lainya.
7.      Penataan sarana dan prasarana lebih dirapikan agar kelas tedak terlalu sempit







LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Anggota Kelompok
Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Selvameidha Qonita’ah P.
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
PGSD
4
NIM
A510120204
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Surakarta, 19 Mei 1994
6
E-mail
7
Nomor Telepon/HP
087719035988

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam penyusunan laporan observasi diatas.

Surakarta, 26 Desember 2013
Pengusul,



(Selvameidha Qonita’ah P)








Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Zuli Isnawati
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
PGSD
4
NIM
A510120209
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Grobogan, 12 Juli 1994
6
E-mail
Ishna_cutez@yahoo.com
7
Nomor Telepon/HP
085740648756

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan penyusunan laporan observasi diatas.

Surakarta, 26 Desember 2013
Pengusul,



(Zuli Isnawati)









Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Wiwik Ekowati
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
PGSD
4
NIM
A510120215
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Sragen, 30 November 1994
6
E-mail
7
Nomor Telepon/HP
085702074556

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan penyusunan laporan observasi diatas.

Surakarta, 26 Desember 2013
Pengusul,



(Wiwik Ekowati)









Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Novita Diah Ratnasari
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
PGSD
4
NIM
A510120216
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Klaten, 15 November 1993
6
E-mail
7
Nomor Telepon/HP
087734890871

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan penyusunan laporan observasi diatas.

Surakarta, 26 Desember 2013
Pengusul,



(Novita Diah Ratnasari)








Lampiran 2

Kesan dan Pesan Anggota Kelompok

            Observasi yang kami lakukan di SD N 1 Pajang memberikan pengalaman yang baru untuk kami. Kami mendapatkan ilmu baru mengenai proses pembelajaran, SD N 1 Pajang merupankan sekolah inklusi dan memiliki siswa- siswa yang aktif saat mengikuti proses pembelajaran, saat kami datang kami disambut siswa dengan mencium tangan kami dan kami diajak berkenalan. saat melakukan observasi kita bisa mendapatkan pengalaman dan pandangan tentang bagaimana cara menangani murid saat melakukan pembelajaran.  saat proses pembelajaran  pandangn tentang situasi yang terdapat di kelas kurang kondusif akan tetapi kita bisa mengerti situasi di kelas atau saat pembelajaran dan juga bagaimana cara menangani keadaan siswa yang begitu banyak dan kita juga mendapatkan pembelajaran untuk membuat semangat anak menjadi tumbuh pada guru wali kelas 5. Dan juga memberi pandangan guru perlu ke kekreatifitasan yang mumpuni atau lebih untuk membantu peserta didik itu menjadi aktif.
            Pesan yang kami berikan untuk SD N 1 Pajang adalah alangkah lebih baiknya apabila 1 kelas diisi untuk 25 anak agar pembelajaran lebih efektif, susunan tempat duduk akan lebih baik apabila hanya 2 siswa saja yang duduk berdampingan, ruang karawitan   diberi kedap suara agar suara yang ditimbulkan tidak menganggu konsentrasi siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar didalam kelas.



 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar