LAPORAN
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH
Di SDN
PAJANG 1 surakarta
Disusun guna
menempuh tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Minsih, M.Pd.
Disusun Oleh:
Selvameidha Q.P (A510120204)
Zuli Isnawati (A510120209)
Wiwik Ekowati (A510120215)
Novita Diah R (A510120216)
PROGRAM S-1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢﺍﻠﻠﻪﺍﻠﺮﺤﻣﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻡ
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan
inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan
Pembelajarn ini dengan baik walaupun masih ada kekurangan karena terbatasnya
waktu dan kemampuan penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Minsih,
M.Pd selaku Dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang telah membimbing
kami sampai terselesainya makalah ini.
Dalam makalah yang
berjudul “Laporan Observasi Sekolah” yang dilakukan pada SDN Pajang 1 Surakarta
beberapa waktu yang lalu. Kami memaparkan tentang bagaimana sarana prasarana
sekolah, keadaan, situasi, kondisi serta proses pembelajaran yang ada pada
sekolah tersebut meski hanya terbatas pada beberapa kelas saja. Dan mengamati
masalah yang sering muncul beserta pemecahan masalahnya.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mohon kririk dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah kami
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Atas dukungan, kritik
serta saran kami ucapkan terima kasih.
Billahittaufik
wal hidayah
Wassalamu’alaikumm
warrohmatullahi Wabarokatuh.
Surakarta,
26 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul................................................................................................ i
Kata
Pengantar............................................................................................... ii
Daftar
Isi........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang..................................................................................... 1
b.
Tujuan Observasi.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
a.
Pertemuan I.......................................................................................... 6
b.
Pertemuan II.........................................................................................
c.
Pertemuan III.......................................................................................
BAB III PENUTUP
a.
Simpulan...............................................................................................
b.
Saran.....................................................................................................
LAMPIRAN -
LAMPIRAN
a. Lampiran
1. Biodata Anggota Kelompok............................................
b. Lampiran
2. Kesan dan Pesan Anggota Kelompok..............................
c. Lampiran
3. RPP dan Silabus SDN Pajang 1 Surakarta.......................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan pendidikan
di Indonesia semakin menunjukkan kemajuan pesat. Pemerintah berusaha dengan
sebaik mungkin lebih memajukan dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan
untuk saat ini dan kedepannya. Pemerintah berusaha memperbaiki sistem
pendidikan di Indonesia dengan mengubah sistemnya baik dari Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA) serta Perguruan Tinggi/Universitas sekalipun. Dan perubahan
dalam lingkup kecil atau lingkungan sekolah itu mencakup unsur-unsur sistem
pendidikan yang meliputi Raw Input, Instrumental Input, Environmental Input
yang mempengaruhi proses pendidikan pada suatu sistem.Unsur-unsur Sistem
Pendidikan sangat lah berpengaruh terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah. Pembelajaran di sekolah sangat tergantung
kepada unsur-unsur tersebut. Misalnya, Raw Input yang merupakan bahan mentah
yang akan diproses unit usaha atu organisasi. Dalam dunia pendidikan sendiri
raw input yang dimaksud adalah calon siswa dimana calon siswa ini akan dididik
dan diajari segala hal yang akan membantu mereka hidup bermasyarakat kelak.
Kemudian Instrumental Input merupakan unsur pendukung yang mempengaruhi
aktivitas organisasi atau unit usaha dan dapat dirancang atau dipersiapkan oleh
unit usaha atau organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan, yang
termasuk ke dalam Instrumental Input adalah unsur sumber daya manusia (guru dan
non guru), sistem administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, sarana
dan prasarana. Environmental Input merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi aktivitas suatu organisasi atau unit usaha, tetapi tidak dapat
dirancang dan dipersiapkan oleh unit usaha atau organisasi yang bersangkutan. Dalam
konteks pendidikan yang dimaksud adalah sepeerti pengaruh TV, ekonomi, politik,
sosial budaya dan lain-lain. Dengan adanya unsur-unsur tersebut akan pula
memberikan hasil proses pendidikan yang terbaik.
Tidak hanya itu, pemerintah juga berusaha
mengubah sistem pendidikan lama menjadi yang lebih modern dan lebih mengikuti
zaman yang semakin berkembang ini tetapi tidak meninggalkan karakter dan
kepribadian bangsa Indonesia. Dari hal kurikulum, sistem kualifikasi pendidik,
sertifikasi pendidik dan masih banyak lagi. Kurikulum yang disempurnakan dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013
yang berbasis pembelajaran Tematik. Kualifikasi pendidik yang semakin ditingkatkan
tidak semua orang dapat menjadi pendidik yang sesuai kualifikasi dan dikatakan
profesional. Pemerintah juga berusaha meningkatakan kesejahteraan pendidik agar
pendidik lebih fokus pada tugas mereka dan agar mereka lebih profesional serta
bertanggung jawab.
Selain pemerintah, guru
pun mampu berperan aktif dalam usaha peningkatan pendidikan di Indonesia baik
dari hal-hal yang ada di lingkugan sekitarnya. Guru mampu memberikan
kontribusinya dalam usaha tersebut. Dari
hal kecil hingga hal-hal besar seperti guru dengan rasa tanggumg jawabnya
mengajar para muridnya secara sungguh-sungguh dengan metode yang interaktif
serta menarik minat para siswa agar para siswa mampu menyerap pelajaran lebih
banyak. Tak hanya itu, guru mampu memberikan pembelajaran moral, sosial, nilai
kehidupan dan karakter kepada para siswa yang bertujuan untuk mencerdaskan
bangsa yang disertai dengan karakter dan berbudi mulia. Bukan sekedar lulusan
yang pintar dalam bidang akademik tetapi juga baik dalam karakter dan
kepribadiannya. Dengan adanya pendidikan berkarakter yang diterapkan pemerintah
dan diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang berbudi mulia, membangun
kepribadian dan membentuk insan yang mampu bersaing dengan ahklak mulianya.
Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya
di kelas harus mempunyai perencanaan yang jelas dan terorganisir, agar bisa
menjalankan tugasnya sebagai transformator dan fasilitator dapat terlaksana
dengan baik di depan kelas, sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik. Perencanaan yang harus dimiliki oleh seorang
guru berbentuk RPP yang di dalamnya tertuang strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran,
serta media-media untuk kelancaran proses pembelajaran. RPP juga berisikan
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar.
Secara lebih mendalam
dan spesifik dalam pembelajaran di kelas ada beberapa trik dan metode yang
perlu diterapkan agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Tak hanya
itu, guru harus mampu mengkondisikan situasi di dalam maupun diluar kelas agar
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berjalan dengan lancar. Dalam hal ini
diperlukan sebuah perencanaan kegiatan untuk menyusun, menata, merancang
bagaimana sebuah pembelajaran akan dilaksanakan dan bagaimana sebuah kendala
dapat diminimalisir dengan baik. Dalam konteks pendidikan yang dimaksud
perencanaan disini adalah perencanaan pengajaran. Perencanaan ini memegang
peranan penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga
dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Pada kurikulum saat
ini, para pendidik diharapkan mampu membuat rancangan sendiri. Dengan adanya
sistem desentralisasi dalam pendidikan pada saat ini ada kekuasaan yang
dilimpahkan kepada pemerintah daerah pada kemajuan pendidikannya. Pada setiap
daerah membuat dan memajukan pendidikan dengan kekuasaan yang dimilki tetapi
masih sebelumnya Pendidik menyusun sebuah perencanaan pengajaran sebagai acuan
dalam pembelajaran. Acuan tersebut berdasarkan batasan-batasan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat agar tidak terjadi penyimpangan ataupun
sesuatau yang melewati batasan. Meskipun tanpa mengurangi sedikitpun kreatifitas
dari para pendidik.
Dari sisi guru, sebagai pendidik seharusnya mampu
memberikan pembelajaran yang baik dan dapat diterima siswa dengan baik pula.
Karena hal itu, pendidik diharuskan pula mempunyai teknik pembelajaran yang
jitu agar memperlancar hal tersebut. Menurut Suyono, teknik pembelajaran adalah
implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam
kelas, tempat terjadinya proses pembelajaran (2011:20).
Guru juga membutuhkan pendekatan pembelajaran
terlebih dahulu kepada siswa supaya mereka tidak merasa canggung dan asing
dengan pendidik maupun pembelajaran yang diajarkan. Dimana Pendekatan
Pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran. Sebagai contoh
pendekatan sistem memandang pembelajaran terdiri atas unsur-unsur yang saling
berkaitan dan memiliki hubungan yang sistematis (Anitah et all, 2008:1.23).Pendekatan
disini nantinya akan sangat membantu guru. Suasana pembelajaran akan lebih baik
ketika pendekatan pembelajaran telah dilakukan sebelumnya. Dengan ini siswa
akan lebih nyaman dan menikmati pembelajaran.
Selain itu, guru juga harus memiliki teknik
pembelajaran yang mumpuni dan metode pembelajaran agara para siswa tidak merasa
bosan dengan pembelajaran yang itu-itu saja atau monoton. Siswa juga harus ikut
serta dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan Belajar Mengajar. Teknik yang
digunkan guru diharapkan mampu memberikan kesempatan dan peluang bagi sisiwa
dalam mewujudkan partisipasi aktifnya tidak hanya sebagai obyek dalam unsur
pembelajaran. Bukan sebagai obyek yang hanya duduk diam, mendengarkan,
mengamati saja yang berakibat kurang terserapnya materi pembelajaran secara
sempurna melainkan siswa juga harus andil dalam mempraktikkan materi yang telah
diajarkan agar siswa mampu mengingatnya lebih lama dibandingkan jika hanya
dengan mendengarkan maupun melihat saja.
Proses penyerapan materi yang dialami siswa itu juga
dipengaruhi oleh banyak hal yang diantaranya sarana prasarana, kondisi
pembelajaran, situasi sekolah, lancar tidaknya perencananan pembelajaran yang
ada,dan permasalahan yng sering muncul disekolah maupun luar sekolah serta permasalahan yang sering menghinggapi siswa
itu sendiri dari malas belajar, susah menyerap materi, dan masih banyak lagi.
Dari banyak hal diatas dalam
penyusunan karya kami ini akan memaparkan bagaimana sarana
prasarana, kondisi pembelajaran, situasi sekolah, lancar tidaknya perencananan
pembelajaran yang ada, dan permasalahan yang sering muncul disekolah maupun
luar sekolah serta permasalahan yang
sering menghinggapi siswa itu sendiri. Hal-hal diatas menjadi tolak ukur bagi
kami untuk menyusun dan membuat karya kami ini. Setelah melakukan pengamatan
(observasi) kami terdahulu sehingga kami mencoba untuk menyusun sebuah karya
yang berdasarkan pengamatan kami di SDN Pajang 1 Surakarta.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas, kami
dalam menuliskan tujuan penulisan sebagai berikut :
1.
Mengetahui sarana prasarana yang ada
dalam proses pembelajaran.
2.
Mengetahui kegiatan belajar yang terjadi
di dalam kelas.
3.
Mengetahui situasi dan kondisi di dalam
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
4.
Mengetahui ada atau tidaknya perencanaan
pengajaran di dalam kelas.
5.
Mengetahui masalah yang sering muncul
beserta pemecahan masalahnya di SD.
BAB
II
PEMBAHASAN
PROSES
KBM
(KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR)
DI
KELAS PERTEMUAN PERTAMA
Kelas : III
Mata Pelajaran : SBK (Seni Budaya dan Keterampilan)
Materi :
Tangga Nada dan Bentuknya
Jam Pelajaran : 1-2
Guru Mata Pelajaran : Sutardi, S.Pd.SD
Observasi
di kelas 3 SD N 1 Pajang pada tanggal 16 November 2013 pukul 07.00 WIB, saat pelajaran
SBK (Seni Budaya dan Keterampilan) yang diampu Bapak Sutardi S.Pd,sd. Situasi
yang ada didalam kelas 3 begitu ramai karena diisi oleh 42 anak dan 1 anak Abk
yang didampingi oleh seorang guru pendamping. Sebelum pembelajaran dilaksanakan
bapak Sutardi mempersiapkan kelas dengan menyuruh salah satu siswa untuk
memimpin doa didalam kelas, setelah doa selesai bapak guru mereview tugas yang
telah diberikan dan memberikan motivasi kepada peserta didik. KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar) berlangsung mulai jam 07.00 WIB keadaan yang terjadi didalam
kelas begitu ramai karena siswa- siswa yang berada didalam aktif berperan saat
proses pembelajaran ada juga siswa yang masih sedikit ramai, bermain dengan
temannya untuk mengkondusifkan siswa yang ramai bapak guru menanyakan
pertanyaan- pertanyaan yang ringan kepada siswanya.
Pertemuan
1 saat observasi yaitu membahas soal yang ada didalam LKS (Lembar Kerja Siswa) yang
diberikan pada hari sebelumnya. Pembahasan soal dimulai dari nomor kecil
terlebih dahulu, bapak Sutardi menunjuk siswanya untuk menjawab soal- soal yang
ada secara berurutan, dan memberikan kesempatan pada siswa yang ingin menjawab
tanpa ditunjuk terlebih dahulu. Pembahasan soal dilakukan secara urut danh
tidak hanya membahas soal yang ada akan tetapi soal- soal tersebut dikupas
lebih dalam agar memberiakan pengetahuan kepada siswa- siswanya apabila siswa
yang ditunjuk tidak mampu menjawab, dan setelah ditawarkan tidak ada yang
berani mengungkapkan jawabannya maka bapak Sutardi membaca soal dan membantu
menjawab pertanyaan yang ada. Soal-
soal yang ada didalam LKS tersebut diselesaikan dengan pembahasan bersama dan
siawa- siswa yang belum mengerti diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih
dahulu. Jawaban yang belum sesuai dengan jawaban yang diberikan saat pembahasan
diganti dengan membulutkan jawaban yang benar, agar siswa didalam belajar tidak
salah lagi karena sudah mengetahui jawaban yang sudah benar dari pembahasan
yang dilakukan.
Setelah menyelesaikan soal yang
ada didalam LKS (Lembar Kerja Siswa) bapak guru melanjutkan menerangkan
mengenai tangga nada. Bapak guru ketika menjelaskan materi ini sebelum sampai
pada pembelajaran tangga nada, beliau memberikan gambaran- gambaran tentang
materi ini sebelum memulai materi yang lebih komplek. Saat pak guru menerangkan
tangga nada ada beberapa siswa yang sudah mampu menjawab hal- hal kecil yang
ditangyakan oleh bapak guru misanlny macam- macam notasi itu ada berapa, urutan
nada dasar dimulai dari apa. Pertanyaan yang sederhana tersebut dapat dijawab
sebagian siswa, hal tersebut juga dapat digunakan sebagai tolak ukur seberapa
jauh siswa mengerti materi ini sebelum dilakukan pembelajaran. Memberiakan penjelasan secara lengkap dari
pengertian tangga nada, macam- macam not dan menjelaskan arti dari bagian-
bagian tangga nada tersebut. Siswa- siswa senang mengikuti pembelajaran SBK
karena salah satunya didalam pelajaran ini diberitahu mengenai cara kita untuk
menyanyi dan menyesuaikan nada yang kita nyanyikan sesuai dengan tangga nada
sehingga akan membentuk suara yang sesuai dengan nada dan tidak dihasilkan nada
yang salah (false).
Pada pembahasan ini akan lebih
mudah dipelajari ketika menggunakan media alat musik, sehingga siswa- siswanya
dapat lebih bersemangat ketika diiringi alat musik dan mereka mengetahui
mengenai cara menggunakan alat musik sehingga suara yang dikeluarkan dapat
disesuaikan dengan nada yang dihasilkan dari alat musik yang digunakan. Alat
musik yang digunakan akan lebih baik apabila sederhana dan dapat mengeluarkan
suara yang mudah dipamhami dan diikuti suara. Pemakaian dan penggunaan media
pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan seni musik khususnya, bisa
dilakukan dengan cara memanfaatkan media-media yang dekat dengan diri peserta
didik. Seperti, tepuk tangan, hentakan kaki, bernyanyi, gerakan tubuh, serta
memanfaatkan peralatan-peralatan bekas, seperti: gelas, botol dan lain
sebagainya. Media ini diorganisir sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat
memperolehnya dengan mudah dan sekaligus membuat mereka menyenangi, dan
menyukai kegiatan yang dilakukan dan pada akhirnya mereka mau menerima apa
materi yang diberikan oleh guru.
Pada
akhir pembelajaran bapak guru menanyakan apakah masih ada siswa yang belum
mengerti dan memahami pelajaran apa belum dan siswanya tidak ada yang bertanya.
Sebagian besar siswa yang ada didalam
kelas 3 sudah mempu membaca. Kelas 3
memiliki ukuran kelas yang sudah benar hanya saja siswa yang berada didalam
kelas 3 tersebut terlalu banyak yaitu 43 anak sehingga kelas terlalu ramai
selain itu fasilitas yang ada didalam kelas yang begitu banyak menyebabkan
kelas terlihat sempit, fasilitas yang ada didalam kelas 3 seperti : kipas
angin, sapu, jam dinding, almari, 2 papan tulis, bebrapa penggaris, televisi,
Lambang Pancasila, galon dispenser, kotak P3K, kalender, data administrasi
kelas, tabel keterangan siswa, gambar pahlawan, contoh bentuk tulisan tangga
yang baru jam kedatangan siswa, peta
kota Surakarta, gambar Presiden dan Wakil Presiden.
Fasilitas
sangat mendukung berjalannya proses pembelajaran karena fasilitas merupakan
salah satu komponen pembelajaran disamping guru, siswa, media, tujuan
pembelajaran, kurikulum, dan lain- lain. Apabila komponen yang ada sudah
lengkap dan pelajaran yang efektif dan efisien. Fasilitas yang ada tersebut
sangat berpengaruh dan dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran dan
saling berpengaruh satu dengan yang lainnya.
Pemecahan masalah adalah suatu
usaha yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan
pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah dimilikinya. Adapun pemacahan
masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Guru
menegur siswa.
2.
Guru
mengajak siswa bercerita sambil mengerjakan soal.
3.
Guru
menaikan suara agar siswa memperhatikan apa yang di bahas oleh guru.
4.
Guru menggunakan model pembelajaran
Contekstual Learning dan Cooperative Learning.
5.
Metode yang digunakan : Informasi,
diskusi, tanya jawab, demontrasi, dan pemberian tugas.
6.
Mengharapkan anak – anak dapat
menumbuhkan karakter disiplin, tekun, tanggungjawab, ketelitian, kerjasama,
toleransi, percaya diri, dan keberanian.
7.
Guru berusaha membuat kelas tersebut
aktif dan hidup.
8.
Guru
begitu sabar dan telaten dalam menyampaikan materi pelajaran.
9.
Volume
dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar
dengan baik oleh peserta didik.
10.
Guru
mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
11.
Guru
menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar
peserta didik.
12.
Guru
memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
PROSES
KBM
(KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR)
DI
KELAS PERTEMUAN KEDUA
Kelas : III
Mata Pelajaran : Matematika
Materi :
Hubungan antara satuan berat kg, hg, dan gram.
Jam Pelajaran : 3 – 4
Guru Mata Pelajaran : Sutardi, S.Pd.SD
Keadaan yang terjadi di kelas yang kelompok saya
observasi anak – anak masih banyak yang bermain sendiri di kelas dengan teman
sebangkunya.Saat pembelajaran dimulai yang di ampu oleh guru masih ada yang berbicara
sendiri dengan teman sebangkunya. guru masih kesulitan mengatur kelas agar anak
– anak konsentrasi. guru sudah tegas dalam mengajar namun siswa tetap ramai
sendiri dikelas. Pada saat memberikan soal dan anak yang bisa mengerjakan
disuruh maju ke depan. sewaktu memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Dan juga saat guru sudah bisa membuat
anak aktif dalam kelas walaupun hanya sebagian yang aktif.
Proses KBM di Kelas Pertemuan II
Pembelajaran
pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata dan
teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang
telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan
proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan
perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum.
Guru
merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peran penting
untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam kegiatan proses belajarnya. Berkenaan
dengan hal ini, pemerintah menetapkan anggaran 20% dari APBN untuk kemajuan
pendidikan. Sehingga negara berharap guru sebagai salah satu unsur penentu
keberhasilan belajar siswa bisa menjadi seorang profesional.
Kata
profesional di atas menuntut guru untuk melakukan perencanaan pembelajaran agar
dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis dan tepat,
sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Perencanaan
pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru malas, misalnya menganggap silabus
dan RPP terlalu konseptual, tidak terlalu relevan dengan kenyataan dalam
mengajar.
Observasi
yang saya lakukan pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 16 November 2013
sekitar pukul 10.00 WIB (jam ke 3-4) , saya tiba di SD Pajang 1 Surakarta untuk
melakukan kegiatan tersebut yaitu mengamati siswa siswi belajar di SD tersebut.
Pada waktu itu saya mengamati kelas III yang di ampu oleh Bapak Sutardi,
S.Pd.SD dengan mata pelajaran Matematika dan materi pelajaran yang diajarkan
kepada peserta didik yaitu mengenai Hubungan antara satuan berat kg, hg, dan
gram.
Analisis Situasi
Analisis
situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh peneliti sebelum
merancang dan merencanakan program. Analisis situasi bertujuan untuk
mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau publik
yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik, serta anggaran
biaya yang diperlukan dalam melaksanakan program.
Sebelum
pelajaran di mulai, kami mengamati ruangan kelas tersebut guna melihat – lihat
sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas . Meja, kursi , kipas angin, papan
tulis, tv, dan lain – lain merupakan
bagian dari sarana prasarana yang ada di dalam ruangan tersebut ditambah dengan
alat peraga guna menunjang proses pembelajaran agar tidak menjadi bosan serta
peserta didik begitu antusias dan semangat untuk melaksanakan pembelajaran
dalam kelas dikarenakan ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Proses
pembelajaran segera di mulai oleh bapakSutardi, semua peserta didik masuk dalam
kelas untuk mendapatkan pembelajaran. Selama proses pembelajaran guru berusaha
mengatur peserta didik agar tidak begitu ramai. Dengan rasa sabar dan teliti
guru tersebut mengajari anak – anak belajar matematika.
Keadaan yang terjadi di kelas yang kelompok saya
observasi antara lain sebagai berikut :
1.
Anak
– anak masih banyak yang bermain sendiri di kelas dengan teman sebangkunya.
2.
Anak
– anak yang di ampu oleh guru masih ada yang berbicara sendiri dengan teman
sebangkunya.
3.
Guru
masih kesulitan mengatur kelas agar anak – anak konsentrasi.
4.
Guru
sudah tegas dalam mengajar namun siswa tetap ramai sendiri dikelas.
5.
Guru
memberikan soal dan anak yang bisa mengerjakan disuruh maju ke depan.
6.
Guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengerjakan soal yang ada di papan
tulis.
7.
Guru
sudah bisa membuat anak aktif dalam kelas walaupun hanya sebagian yang aktif.
Pemecahan Masalah yang di
Observasi
Pemecahan
masalah adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah
dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah
dimilikinya. Adapun pemacahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Guru
menegur siswa.
2.
Guru
mengajak siswa bercerita sambil mengerjakan soal.
3.
Guru
menaikan suara agar siswa memperhatikan apa yang di bahas oleh guru.
4.
Guru menggunakan model pembelajaran
Contekstual Learning dan Cooperative Learning.
5.
Metode yang digunakan : Informasi,
diskusi, tanya jawab, demontrasi, dan pemberian tugas.
6.
Mengharapkan anak – anak dapat
menumbuhkan karakter disiplin, tekun, tanggungjawab, ketelitian, kerjasama,
toleransi, percaya diri, dan keberanian.
7.
Guru berusaha membuat kelas tersebut
aktif dan hidup.
8.
Guru
begitu sabar dan telaten dalam menyampaikan materi pelajaran.
9.
Volume
dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
10.
Guru
mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
11.
Guru
menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.
12.
Guru
memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
PROSES
KBM
(KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR)
DI
KELAS PERTEMUAN KETIGA
Kelas : IV
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Materi : Sejarah
Jam Pelajaran : 4-5
Guru Mata Pelajaran : Bp. Warno S.Pd.
Observasi
di kelas 5 SD N 1 Pajang pada tanggal 21 November 2013 pada pukul 09.30 WIB. Pertemuan ke 3
kali ini memasuki kelas 5, yang jumlah siswa didalam kelas berjumlah 46 siswa
dan dari 46 siswa tersebut 2 diantaranya anak inklusi yang ada guru pendamping
didekatnya. Observasi kali ini
mengamati proses pembelajaran di
kelas 5. Wali kelas 5 adalah Bp. Warno S.Pd, Bapak Warno saat memasuki
kelas memberikan suatu icebreaking
kepada siswa-siswinya untuk memfokuskan pikiran anak setelah bermain
atau istirahat di luar jam pembelajaran
anak. Bapak Warno mempraktekan
atau mencontohkan gerakan
terlebih dahulu lalu ditirukan
oleh anak anak ,yang pertama tepuk semangat berkali-kali agar anak tidak gaduh kedua Bapak Warno memberikan gerakan atau ice
breaking dengan gerakan tangan. Dan anak-anak menirukan, saat ditirukan Bapak Warno
menyebut salah satu anak yang
dapat menirukan gerakan nya untuk maju
kedepan dan siswa yang ditunjuk tersebut melakukan hal yang sama seperti yang di
contohkan oleh gurunya dan siswa-siswa yang lain ikut menyimak kalau tidak
mengikuti gerakanya tersebut. Dan Bapak Warno tidak hanya menunjuk satu anak
saja akan tetapi beberapa anak agar anak bisa fokus dengan Bapak Warno dengan
adanya ditunjuk secara acak. Bapak Warno tidak hanya memberikan dua ice breaking saja akan
tetapi ada satu lagi untuk memberikan semangat atau tes kefokusan atau
konsentarsi anak dan memberikan kesenangan agar saat membahas soal-soal agar
menjadi nyaman dan tidak jenuh dikelas atau juga mengantuk ice breakingnya
yaitu setiap beberapa bangku dalam 1 barisan memanjang menyebutkan bunyi yang
berbeda dan saat Bapak Warno menunjuk
bangku itu anak-anak harus menjawab dengan benar dan dilakukan secara
berulang-ulang. Disaat dilakukan pengamatan pada awal-awal sebelum ke hal
pokok anak-anak begitu senang dan mulai
focus dengan apa yang dibicarakan oleh gurunya, Bapak warno sedikit
berbincang-bincang dengan anak-anak atau siswa-siswinya agar terlihat nyaman dengan gurunya atau sebaliknya murid
terhadap gurunya. Saat memulai suatu hal pokok anak-anak sudah siap dengan apa
yang akan dibahas oleh gurunya yaitu membahas LKS (Lembar Kerja Siswa) yang
telah menjadi pekerjaan rumah murid-murid. Anak-anak mulai menyimak.
Bapak
Warno menanyakan pekerjaan siswa yang telah menjadi pekerjaan rumah. Dan saat
memulai suatu pembahasan siswa-siswi tersebut ada yang berbincang dengan
temannya dengan kapasitas kelas yang banyak dan hanya memiliki 1 kelas tiap
angkatan. Hal itu juga tidak kondusif dalam pembelajaran meski siswa-siswi
mengerti akan tugasnya dalam menyimak
dengan kondisi yang bisa terbilang sedikit ramai dengan kapasitas yang
banyak tetapi siswa-siswi tersebut tetap bisa kembali fokus dengan apa yang di
bahas oleh gurunya. Bapak Warno memulai suatu kegiatan pembahasan soal-soal
dalam mata pelajaran IPS yang akan dibuat untuk ujian 2 minggu yang akan
datang. Bapak Warno memulai dari no 1 perlahan-lahan disampaikan juga ada siswa
yang salah harus diganti atau dibetulkan jika jawaban siswa tersebut ada yang salah,
tak hanya membahas satu satu soal tersebut akan tetapi menunjuk salah satu siswa-siswinya untuk menjawab jawabanya atau membacakan soal
yang ada di LKS tersebut, tidak hanya begitu saja Bapak Warno menanyakan kepada siswa-siswinya
jika ada yang dapat menjawab acungkan jari ternyata banyak diantara
siswa-siswinya dalam berperan aktif
terhadap pembahasa soal-soal tersebut, tiap anak menjawab jawabnya dan
saat pergantian soal anak-anak tetap berperan aktif dalam menjawab suatu jawab
tersebut. Bapak Warno tak hanya menjawab benar atau salah dalam jawaban siswa
yang telah dikerjakan oleh siswa akan tetapi menerangkan apa yang dibahas dalam
soal dan jawaban tersebut sehingga anak dapat mengetahui secara luas apa maksud dari jawaban tersebut
sehingga pengetahuan siswa-siswinya bertambah. Bapak Warno tidak hanya
menunjukan salah satu siswa saja akan tetapi siswa yang belum menyalurkan
jawabannya atau siswa yang belum sempat membacakan jawabaya agar tiap siswa
terbagi rata dan sama-sama merasakan. Suasana perlahan-lahan sedikit ramai
kembali ada yang berbicara dengan temannya dan ada juga yang sibuk sendiri
dengan mainannya, dimungkinkan ada kejenuhan di suatu sisi dari siswa-siswi
tersebut akan tetapi murid-murid tersebut kembali memperhatikan gurunya.
Pergantian
cara membahas soal-soal pada mata pelajaran IPS, Bapak Warno memberikan
soal-soal sendiri untuk dibahas atau dijawab oleh siswa-siwinya sendiri dengan
begitu siswa-siswinya dapat fokus dan berfikir lebih dalam lagi tentang apa
yang dituliskan oleh gurunya di papan tulis, dari beberapa soal tersebut
murid-murid langsung focus mengeluarka alat tulis mengeluarkan buku atau
buku-buku paket atau LKS yang akan membantu dalam menjawab. Suasana mulai tenang dan siswa memperhatikan
tiap- tiap soal . sejenak para siswa menjawab pertanyaan-petanyaan dan membaca
kembali apa maksud dari soal yang diberikan oleh Bapak Warno. Di kelas tersebut
terdapat dua siswa inklusi dan di bimbing oleh pendamping yang membimbing saat
guru menyampaikan tugas atau materi perlahan-lahan dua siswa inklusi tersebut menjawab
dengan serius . dan siswayang lain pun demikian meski terlihat ada yang sibuk
sendiri dan ruangan yang terlalu menampung siswa yang banyak sedikit kesulitan
dalam memberikan suasana yang amat tenang , siswa-siswi tersebut mencari
kenyamanan dalam menjawab soal yang diberikan oleh gurunya. Bapak Warno mulai memperhatikan siswanya dengan menegur
kalau tidak memberi suatu perbincangan sedikit agar siswa tidak jenuh dalam
suasana. Siswa mulai menyelesaikan tugas-tugasnya dan juga masih ad yang belum
selesai dari pengarajaran mata pelajaran IPS tersebut sangat membantu
pengetahuan siswa dengan melakukan pembahasan atau memperluas suatu jawaban
soal sebelumnya tersebut. Dan dilanjutkan dengan memberi soal kembali yang dituliskan
di papan atau soal-soal yang diberikan yaitu soal-soal yang sebelum-sebelumnya
telah dibahas dan hal itu dapat membatu siswa akan mengingat suatu mata
pelajaran dengan mudah sehingga dalam mengerjakan ujian siswa-siswi dapat
menjawab dengan mudah. Apa lagi tugas yang diberikan oleh guru setiap hari
memberikan tugas pekerjaan rumah. Demikian Observasi pada Pertemuan 3 dalam
membahas soal-soal ujian yang akan dilakulkan 2 minggu yang akan datang. Dan
juga system mencairkan suasana menjadi lebih menyenangkan dengan adanya ice
breaking dan kecakapan guru dalam berkomunikasi dengan baik dengan
siswa-siswinya ,sehingga dapat menimbulkan suasana nyaman dan juga dapat
mempengaruhi mata pelajaran tersebut menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Pemecahan
masalah adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah
dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah
dimilikinya. Adapun pemacahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Guru
menegur siswa.
2.
Guru
mengajak siswa bercerita sambil mengerjakan soal.
3.
Guru
menaikan suara agar siswa memperhatikan apa yang di bahas oleh guru.
4.
Guru menggunakan model pembelajaran
Contekstual Learning dan Cooperative Learning.
5.
Metode yang digunakan : Informasi,
diskusi, tanya jawab, demontrasi, dan pemberian tugas.
6.
Mengharapkan anak – anak dapat
menumbuhkan karakter disiplin, tekun, tanggungjawab, ketelitian, kerjasama,
toleransi, percaya diri, dan keberanian.
7.
Guru berusaha membuat kelas tersebut
aktif dan hidup.
8.
Guru
begitu sabar dan telaten dalam menyampaikan materi pelajaran.
9.
Volume
dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
10.
Guru
mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
11.
Guru
menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.
12.
Guru
memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Proses KBM di SD N Pajang 1 sudah baik karena siswa-siswa
mampu berperan aktif mengikuti proses pembelajaran, akan tetapi masih ada
beberapa siswa yang masih ramai sendiri tetapi hanya sedikit dan setelah
dilerai atau diberi teguran siswa- siswa sudah diam dan memperhatikan pelajaran
lagi, siswa yang ada di SD N Pajang 1 memiliki sikap yang berani, hal itu
terlihat saat beberapa siswa mengajak kenalan menjabat tangan kami.
SDN Pajang 1 merupakan sekolah dasar Inklusi,dimana
ada siswa yang memerlukan guru pendamping
B.
Saran
1.
Membagi menjadi 2 kelas, siswa terlalu banyak dalam
1 kelas
2.
Pengaturan tempat duduk dikondusifkan agar pembelajaran berjalan
dengan baik dan kondusif
3.
Melakukan latihan Drum Band di tempat yang suara
yang ditimbulkan dari latihan Drum Band tersebut tidak menganggu proses KBM di
kelas lain
4.
Didalam ruangan karawitan di beri kedap suara agar
suara yang ditimbulkan tidak terdengan sampai luar
5.
Menggunakan metode yang variatif agar suasana
didalam kelas tidak membosankan
6.
Memperhatikan siswa yang belum dapat berkonsentrasi
agar berkonsentrasi dan tidak menganggu teman yang lainya.
7.
Penataan sarana dan prasarana lebih dirapikan agar
kelas tedak terlalu sempit
LAMPIRAN -
LAMPIRAN
Lampiran
1. Biodata Anggota Kelompok
Identitas Diri
1
|
Nama
Lengkap
|
Selvameidha Qonita’ah P.
|
2
|
Jenis
Kelamin
|
Perempuan
|
3
|
Program
Studi
|
PGSD
|
4
|
NIM
|
A510120204
|
5
|
Tempat
dan Tanggal Lahir
|
Surakarta, 19 Mei 1994
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
Nomor
Telepon/HP
|
087719035988
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam penyusunan
laporan observasi diatas.
Surakarta, 26 Desember
2013
Pengusul,
(Selvameidha Qonita’ah
P)
Identitas Diri
1
|
Nama
Lengkap
|
Zuli Isnawati
|
2
|
Jenis
Kelamin
|
Perempuan
|
3
|
Program
Studi
|
PGSD
|
4
|
NIM
|
A510120209
|
5
|
Tempat
dan Tanggal Lahir
|
Grobogan, 12 Juli 1994
|
6
|
E-mail
|
Ishna_cutez@yahoo.com
|
7
|
Nomor
Telepon/HP
|
085740648756
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan penyusunan
laporan observasi diatas.
Surakarta, 26 Desember
2013
Pengusul,
(Zuli Isnawati)
Identitas Diri
1
|
Nama
Lengkap
|
Wiwik Ekowati
|
2
|
Jenis
Kelamin
|
Perempuan
|
3
|
Program
Studi
|
PGSD
|
4
|
NIM
|
A510120215
|
5
|
Tempat
dan Tanggal Lahir
|
Sragen, 30 November 1994
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
Nomor
Telepon/HP
|
085702074556
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan penyusunan
laporan observasi diatas.
Surakarta, 26 Desember
2013
Pengusul,
(Wiwik Ekowati)
Identitas Diri
1
|
Nama
Lengkap
|
Novita Diah Ratnasari
|
2
|
Jenis
Kelamin
|
Perempuan
|
3
|
Program
Studi
|
PGSD
|
4
|
NIM
|
A510120216
|
5
|
Tempat
dan Tanggal Lahir
|
Klaten, 15 November 1993
|
6
|
E-mail
|
|
7
|
Nomor
Telepon/HP
|
087734890871
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan penyusunan
laporan observasi diatas.
Surakarta, 26 Desember
2013
Pengusul,
(Novita Diah Ratnasari)
Lampiran
2
Kesan
dan Pesan Anggota Kelompok
Observasi
yang kami lakukan di SD N 1 Pajang memberikan pengalaman yang baru untuk kami.
Kami mendapatkan ilmu baru mengenai proses pembelajaran, SD N 1 Pajang merupankan
sekolah inklusi dan memiliki siswa- siswa yang aktif saat mengikuti proses
pembelajaran, saat kami datang kami disambut siswa dengan mencium tangan kami
dan kami diajak berkenalan. saat melakukan observasi kita bisa mendapatkan
pengalaman dan pandangan tentang bagaimana cara menangani murid saat melakukan
pembelajaran. saat proses
pembelajaran pandangn tentang situasi
yang terdapat di kelas kurang kondusif akan tetapi kita bisa mengerti situasi
di kelas atau saat pembelajaran dan juga bagaimana cara menangani keadaan siswa
yang begitu banyak dan kita juga mendapatkan pembelajaran untuk membuat
semangat anak menjadi tumbuh pada guru wali kelas 5. Dan juga memberi pandangan
guru perlu ke kekreatifitasan yang mumpuni atau lebih untuk membantu peserta
didik itu menjadi aktif.
Pesan
yang kami berikan untuk SD N 1 Pajang adalah alangkah lebih baiknya apabila 1
kelas diisi untuk 25 anak agar pembelajaran lebih efektif, susunan tempat duduk
akan lebih baik apabila hanya 2 siswa saja yang duduk berdampingan, ruang
karawitan diberi kedap suara agar suara
yang ditimbulkan tidak menganggu konsentrasi siswa yang sedang melakukan
kegiatan belajar didalam kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar