Rabu, 26 Maret 2014

kado pernikahan



    Kado pernikahan   
deg-degan  memang kalau berbicara yang satu ini. Kita yang sudah dewasa pasti sudah memikirkan salah satu program masa depan ini.
Ada yang ngebet ingin segera menikah, adajuga yang malah takutnya amit-amit, ada yang yang ingin menundanya dengan alasan masih ingin meneruskan menggapai cita-cita, ada yang takut karena belum punya kerjaan, atau malah ada yang khawatir tidak bisa jadi pasangan yang baek. Pokoknya ada aja seabrek alasannya.
Tapi memang  menikah itu bukan masalah yang sederhana, karena erat sekali hubungannya dengan perjalanan kita didunia ini, dan juga salah satu sarana amal akhirat kita.
Ingat pesan rosul:”sebaik-baik kamu adalah yang berlaku baik pada istrinya”.
So, bagi kita yang sudah waktunya melaksanakan separuh agama ini, ada baiknya memperhatikan cerita dibawah ini buat bekal mengarungi bahtera kehidupan dengan pasangan kamu.
Dikisahkan, amr bin  hujr, raja kindah melamar ummu iyas binti auf ibnu muhallim as-syaibaaniy.
Nah, waktu hari resepsi pernikahan telah dekat, sang ibu, umamah binti al-harits mengajak ummu iyas ke kamar.
Sang ibu ingin memberi nasehat akhir pada putri tercintanya, dan hendak menjelaskan apa saja dasar-dasar hidup berumah tangga biar jadi keluarga sakinah, mawaddah warohmah, dan juga mau memberi tau apa saja hak-hak suami yang wajib dia penuhi.
          “putriku, bila meninggalkan nasehat itu merupakan  keutamaan adap  dan suatu kehormatan dalam jalur keturunan, maka aku tak akan menasehatimu. Tapi nasehat adalah pengingat bagi orang yang berakal dan penegur bagi orang yang lupa"
          “putriku, bila seorang perempuan sudah merasa cukup dengan mempunyai ayah dan ibu, begitu pun keduanya yang sangat butuh kepada putrinya, maka engkaulah orang yang paling tidak butuh kepada sang suami. Tapi, untuk lelakilah perempuan”.
          “putriku, sungguh engkau akan keluar dari perlindungan keluarga yang melahirkanmu, dan sangkar yang selama ini kamu tinggal, menuju sangkar lain yang belum pernah engkau kenal dan suami yang engkau belum terbiasa dengannya, sehingga dia dengan kekuasaannya akan menjadi raja atas dirimu. Maka tunduklah kepadanya dan dia akan menjadi budakmu”.    
    dan jagalah sepuluh pekerti yang akan menjadi simpanan dan mengangkat derajatmu”.
          Yang pertama selalu keduanya: selalu menerima apa adanya (qona’ah) dalam bergaul dengan suami serta tunduk dan taat sama dia. Ada rahasianya disini, jika kamu selalu menerima, maka bakal tentram hatimu.
          Tetapi jika kamu menuntut yang macam-macam sama suamimu, sang suami bakal tersinggung dan bila selalu uring-uringan sama kamu, kamu sendiri pun juga akan makan hati saat apa yang kamu minta itu tidak keturutan,
          Dan jika kamu tunduk dan taat pada suami, secara otomatis akan tumbuh rasa kasih sayang dari hatinya pada kamu, dan tentunya dari allah, romantis sekali.
          Ketiga-keempatnya: jangan sampai dia melihatmu berpenampilan amburadul,bau. Kamu juga kudu selalu wangi,segar, jangan sampai bau tubuhmu tidak sedap.
          Dan ketahui, sebenarnya air adalah parfum yang paling wangi, tapi banyak wanita yang lupa, dan celak adalah kosmetik teristimewa yang ada didunia ini.
          Kelima dan keenam: kamu harus perhatian dengan jadwal makannya, juga tenang saat lagi tidur dengannya. Karena perut yang lapar dan ketidak nyenyakan dalam tidur, itu bisa dengan mudah mengobarkan kemarahan.
          Ketujuh dan kedelapan: menjaga hartanya, keluarga dan kerabatnya. Karena kalau kamu bisa menjaga hartanya berarti kamu sukses mengatur rumah tanggamu. Lalu kalau kamu bisa menjaga keluarga dan kerabatnya berarti kamu memang bisa mengurus rumah tangga.
          Yang terakhir, kesembilan dan kesepuluh: jangan sampai kamu membocorkan rahasia suami kamu dan jangan mendurhakai perintahnya. Karena jika kamu membocorkan rahasianya, kamu pun tidak aman dari kecurangan dan penyelewengan. Dan jika kamu durhaka atas perintahnya, maka kamu telah membuatnya sakit hati dan dongkol.
          Kamu juga harus hati-hati putriku, jika dia lagi capek,penat, kamu tidak boleh tampak bergembira ria. Dan kalau dia lagi bersedih, kamu jangan terlihat bahagia dihadapannya. Karena kalau kamu melakukan keduanya berarti masih banyak kekurangan dan kekeruhan dalam diri kamu.
          Bagaimana? Sudah tahu kan sepuluh pekerti yang harus dimiliki seorang istri?
          Coba terapkan, insya allah cita-cita kamu untuk menggapai sakinah, mawaddah wa rahmah dalam perjalanan mengarungi rumah tangga bakal tercapai. Wallahu a’lam.

kepemimpinan pendidikan



MAKALAH
ETIKA PROFESI PENDIDIKAN
Kepemimpinan Pendidikan


Disusun oleh:
Kelompok 9
1. Ariska Nugraheni      (A510120207)
2. Zuli Isnawati              (A510120209)
3. Fitri Siska Sari           (A510120218)
4. Sarilia Fajarwati          (A510120234)


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan sangat berperan bagi manusia dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. 
Sekolah sebagai organisasi yang didalamnya terhimpun berbagai macam unsur-unsur yang masing-masing unsur baik secara perseorangan atau kelompok melakukan hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud adalah  sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa. 
Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan bagi keberhasilan sekolah.
Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu  situasi belajar mengajar yang kondusif,  sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat  belajar dengan tenang. Disamping itu, kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini adalah guru.
Kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan  memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah.
Oleh karena itu, setiap pemimpin pendidikan baik sebagai individu atau sebagai bagian dari kelompok harus selalu berusaha memperbaiki dan mengembangkan skill dan kepribadian dirinya agar menjadi seorang pemimpin yang lebih baik serta pandai beradaptasi dengan lingkungan. Sehingga dari dasar itulah manusia dapat memilah dan memilih mana yang baik, mana yang kurang baik, dan mana yang perlu dikerjakan dan mana pula yang tidak perlu dikerjakan. Hal ini akan mudah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari manakala seorang pemimpin pendidikan sudah mengetahui dan memahami konsep peran dan tugasnya serta tidak kalah penting harus mempunyai kepribadian unggul sebagai landasan dalam berperilaku, yang memang terus menerus dikembangkan. Terlepas dari hal ini, bahwa peran pemimpin pendidikan menjadi sangat vital dalam kemajuan dan tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Pemimpin pendidikan sebagai top leader dalam sebuah institusi pendidikan dituntut dapat merumuskan dan mengkomunikasikan visi dan misi yang jelas dalam memajukan mutu pendidikan. Artinya bahwa pemimpin pendidikan sangat mempengaruhi akan maju mundurnya mutu pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang diatas kami akan memaparkan tentang kepemimpinan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang berkaitan dengan Kepemimpinan Pendidikan antara lain:
1.      Apa pengertian dari kepemimpinan pendidikan?
2.      Apa saja tugas dari kepemimpinan pendidikan?
3.      Apa saja fungsi dari kepemimpinan pendidikan?
4.      Apa saja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
5.      Apa saja syarat-syarat untuk menjadi seorang kepemimpinan pendidikan?
6.      Apa saja keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam kepemimpinan pendidikan?
7.      Apa saja pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan?
8.      Bagaimana cara pelaksanaan pembinaan kepemimpinan pendidikan?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah Kepemimpinan Pendidikan antara lain:
a.       Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan pendidikan
b.      Untuk mengetahui tugas dari kepemimpinan pendidikan
c.       Untuk mengetahui fungsi dari kepemimpinan pendidikan
d.      Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan pendidikan
e.       Untuk mengetahui syarat-syarat untuk menjadi seorang kepemimpinan pendidikan
f.       Untuk mengetahui keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam kepemimpinan pendidikan
g.      Untuk mengetahui pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan
h.      Untuk mengetahui cara pelaksanaan pembinaan kepemimpinan pendidikan

D. Manfaat
1.      Untuk menambah pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan
2.      Untuk menambah wawasan bagi para pembaca tentang kepemimpinan pendidikan















BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan secara umum didefinisiksn sebagai kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan memaksa orang atau kelompok agar dapat menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Pengertian kepemimpinan pendidikan menurut beberapa para ahli, antara lain:
1.      Menurut Sauders, kepemimpinan pendidikan adalah beberapa tindakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Dengan demikian kepemimpinan pendidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemimpin pendidikan (sebagai leader) untuk mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan.
2.      Menurut Sadler, kepemimpinan pendidikan adalah adanya aktivitas atau proses mempengaruhi, perilaku yang menjadi panutan, interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam mencapai tujuan dan perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju.
3.      Menurut Diriwat dkk (1976:22), kepemimpinan pendidikan adalah satu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
Jadi, Kepemimpinan Pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

B. Tugas Kepemimpinan Pendidikan
Tugas dari kepemimpinan pendidikan, yaitu: membantu orang-orang di dalam masyarakat sekolah merumuskan tujuan-tujuan pendidikan, memperlancar proses belajar-mengajar dan mengembangkan pengajaran yang lebih efektif, membentuk atau membangun suatu unit organisasi yang produktif, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak didik dari satu tahap ke tahap lainnya sampai meraih titik kemampuan yang optimal.

C. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi utama kepemimpinan pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain:
1.      Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan.
2.      Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
3.      Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling efektif dan efisien.
4.      Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.
5.      Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.

D. Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinan terjadi adanya suatu perbedaan antara pemimpin yang satu dengan  pemimpin yang lainnya, menurut George R. Terry yang dikutip dari Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu:
  1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
  2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
  3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
  4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
  5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberi arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
  6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal yang mana mungkin mereka berlatih dengan adanya sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan persaingan dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelompok tersebut menurut bidang keahliannya dimana ia ikut berkecimpung.

E. Syarat-syarat Kepemimpinan Pendidikan
            Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan, antara lain:
v  Rendah hati dan sederhana
v  Bersifat suka menolong
v  Sabar dan memiliki kestabilan emosi
v  Percaya kepada diri sendiri
v  Jujur, adil, dan dapat dipercaya
v  Keahlian dalam jabatan

F. Keterampilan dalam Kepemimpinan Pendidikan
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam kepemimpinan pendidikan menurut Kinball Wiles, (1961:18-25), antara lain:
1.      Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk itu, harus memiliki kemampuan bagaimana caranya untuk menyusun rencana bersama, mengajak anggotanya berpartisipasi, memberi bantuan kepada anggota kelompok, memupuk moral kelompok, bersama-sama membuat keputusan. Pemimpin tidak hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
2.      Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan insani merupakan hubungan-hubungan antar manusia (kemanusiaan). Ada dua jenis hubungan yaitu:
a.       Hubungan karena tugas resmi
b.      Hubungan kekeluargaan
3.      Keterampilan dalam proses kelompok
Dalam meningkatkan partisipasi anggota kelompok harus dapat mengefektifkan potensi. Pemimpin sebagai penengah, pendamai, dan bukan menjadi hakim.
4.      Keterampilan dalam proses administrasi personalia
Kegiatan ini mencangkup segala usaha yang menggunakan keahlian yang dimiliki petugas secara efektif. Kegiatannya meliputi seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan, dan pengembangan, serta kesejahteraan.
5.      Keterampilan dalam menilai
Merupakan usaha untuk mengetahui sejauh mana tujuan sudah tercapai. Teknik dan prosedur evaluasi dapat menentukan tujuan penilaian, menetapkan norma atau ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-data, pengolahan data, dan menyimpulkan hasil penilaian.

Ada tiga keterampilan atau skills yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin menurut Kazt, yaitu:
1.      Human Relatian Skill
Kemampuan berhubungan dengan bawahan.
2.      Technical Skill
Kemampuan menerapkan ilmunya ke dalam pelaksanaan (operasional).
3.      Conceptional Skill
Kemampuan dalam melihat sesuatu secara keseluruhan yang kemudian dapat merumuskannya. Seperti dalam mengambil keputusan, membentuk kebijakan, dll. Kemampuan ini juga disebut Managerial Skill.

G. Pendekatan dalam mempelajari Kepemimpinan Pendidikan
Pendekatan-pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan, antara lain:
1.      Pendekatan Sifat (Traits Aproach)
Pendekatan yang didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah penting bagi kesuksesan pemimpin.
2.      Pendekatan Keperilakuan (Behavioral Aproach)
Pendekatan yang memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan sifat-sifatnya. Pendekatan ini melihat dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya dalam mempengaruhi anggota-anggota kelompoknya. Pendekatan ini menitikberatkan dalam pandangan pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu:
*      Fungsi-fungsi kepemimpinan
*      Gaya-gaya kepemimpinan
Gaya-gaya kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai gaya yang berorientasi pada tugas (task oriented) dan gaya yang berorientasi dengan bawahannya (employee oriented).
  1. Pendekatan Kontingensi/Situasi
Pendekatan ini banyak melahirkan beberapa model kepemimpinan, diantaranya:
1.                   Model Kepemimpinan Kontingensi
·           Dikembangkan oleh Fred.E. Fiedlr.
·           Seorang pemimpin akan sukses bila menerapkan gaya kepemimpinan
yang berbeda.
2.                   Model Kepemimpinan Situasional
·           Dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H.Blanchard. M.
·           Pemimpin yang efektif tergantung pada taraf kematangan pengikut dan
kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya, baik
orientasi tugas ataupun hubungan antar manusia.
H. Cara Pelaksanaan Pembinaan Kepemimpinan Pendidikan
Menurut Wahjosumidjo terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepemimpinan pendidikan (kepala sekolah), yaitu: memberikan perhatian secara sistemik dan terus menerus terhadap siklus kegiatan: rekruitmen, seleksi, pengangkatan, penempatan, pembinaan, evaluasi terhadap kepala sekolah, dan komputerisasi di sekolah.
a.      Seleksi kepala sekolah
Seleksi adalah suatu proses pengambilan keputusan terhadap individu yang dipilih karena kebaikan yang dimilikinya daripada yang lain, untuk mengisi satu jabatan yang didasarkan pada karakter atau sifat-sifat baik daripada individu tersebut, sesuai dengan persyaratan jabatan yang diinginkan. Tujuan seleksi adalah untuk mengisi kekosongan jabatan yang ada dengan orang yang memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Salah satu usaha agar proses seleksi dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, diperlukan standar kriteria seleksi yang didefinisikan lebih sempurna dan spesifik.
b.      Pengangkatan dan Penempatan Kepala Sekolah
Setelah seleksi dilaksanakan mengusulan proses pengangkatan dan penempatan kepala sekolah. Proses ini sangat ditentukan oleh hasil yang dicapai dalam proses seleksi dimana di dalam proses seleksi telah dipilih, dan ditentukan calon-calon terbaik melalui berbagai cara atau pendekatan baik melalui pemeriksaan dokumen, tes dan interview.
c.       Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pelatihan merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk memperbaiki kepemimpinan. Pendidikan dan pelatihan merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia yang sangat strategis. Sebab dalam program pendidikan dan pelatihan selalu berkaitan dengan masalah nilai, norma, dan perilaku individu dan kelompok. Program pendidikan dan pelatihan selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti pengembangan pribadi, pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan yang remidial, motivasi, meningkatkan mobilitas, dan keamanan anggota organisasi. Tujuan utama pendidikan dan pelatihan kepala sekolah adalah untuk memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan sekolah.
d.      Evaluasi Kepala Sekolah
Di samping seleksi, program pendidikan dan pelatihan, ada cara lain yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, yaitu melalui evaluasi kepala sekolah. Persoalan penting yang berkaitan dengan evaluasi kepala sekolah adalah bagaimana menentukan keberhasilan kepala sekolah sebagai jawaban atas pertanyaan: Bagaimana kepala sekolah dapat bekerja dengan baik. Tujuan utama evaluasi kepala sekolah adalah untuk mempengaruhi atau memotivasi tumbuhnya perubahan efektif di dalam perilaku berikutnya dari seorang kepala sekolah.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Tugas kepemimpinan pendidikan adalah membantu orang-orang di dalam masyarakat sekolah merumuskan tujuan-tujuan pendidikan, memperlancar proses belajar-mengajar dan mengembangkan pengajaran yang lebih efektif. Fungsi kepemimpinan pendidikan adalah untuk membina persaudaraan dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, mengembangkan, dan mempertahankan eksistensi organisasi. Tipe-tipe kepemimpinan dibagi menjadi enam, yaitu: tipe kepemimpinan pribadi, tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, dan tipe kepemimpinan menurut bakat. Syarat-syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan yaitu rendah hati, suka menolong, percaya kepada diri sendiri, jujur, adil, dan memiliki keahlian dalam jabatan. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain keterampilan dalam memimpin, dalam hubungan insani, dalam proses kelompok, dalam proses administrasi personalia, dan dalam menilai. Keterampilan atau skills yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin menurut Kazt, yaitu human relatian skill, technical skill, dan conceptional skill. Pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan antara lain pendekatan sifat, pendekatan keperilakuan, dan pendekatan kontingensi/situasi. Menurut Wahjosumidjo terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepemimpinan pendidikan (kepala sekolah), yaitu: memberikan perhatian secara sistemik dan terus menerus terhadap siklus kegiatan: rekruitmen, seleksi, pengangkatan, penempatan, pembinaan, evaluasi terhadap kepala sekolah, dan komputerisasi di sekolah.
















DAFTAR PUSTAKA

Wirjana, Bernardine R. dan Supardo, Susilo. 2002. Kepemimpinan Sebagai Dasar-Dasar dan Pengembangannya.Yogyakarta: Rineka Cipta.
Hima Mpi. 2013. “Makalah Kepemimpinan Pendidikan”. http://mpi-online.blogspot.com/2013/03/makalah-kepemimpinan-pendidikan.html., diakses pada tanggal 8 November 2013.
Sujak, Agi.1990. Kepemimpinan Manajer:Eksistensinya Dalam Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali.
Suryana, Asep. 2010. Kepemimpinan Dalam Pendidikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Abiechuenk. 2012. “Pengembangan Kepemimpinan Pendidikan”. http://abiechuenk.wordpress.com/2012/04/15/pengembangan-kepemimpinan-pendidikan/., diakses pada tanggal 1 Desember 2013.

Erlina, Merlin. 2012. “Pengertian, Fungsi dan Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan”. http://buatmakala.blogspot.com/2012/12/pengertian-fungsi-dan-keterampilan.html., diakses pada tanggal 6 Desember 2013.