MAKALAH
ETIKA PROFESI PENDIDIKAN
Kepemimpinan Pendidikan
Disusun
oleh:
Kelompok 9
1.
Ariska Nugraheni (A510120207)
2.
Zuli Isnawati (A510120209)
3.
Fitri Siska Sari (A510120218)
4.
Sarilia Fajarwati (A510120234)
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan
kepribadian manusia. Pendidikan sangat berperan bagi manusia dalam membentuk
baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Sekolah sebagai organisasi yang didalamnya terhimpun
berbagai macam unsur-unsur yang masing-masing unsur baik secara perseorangan atau
kelompok melakukan hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang
dimaksud adalah sumber daya manusia yang
terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, dan
orang tua siswa.
Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai seseorang yang
diberi tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan
inovator di sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah
adalah signifikan bagi keberhasilan sekolah.
Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar dengan tenang. Disamping itu, kepala
sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini
adalah guru.
Kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara
keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di
sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung
jawab penuh untuk mengelola dan
memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Keberhasilan
suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas
penampilan seorang kepala sekolah.
Oleh karena itu, setiap pemimpin
pendidikan baik sebagai individu atau sebagai bagian dari kelompok harus selalu
berusaha memperbaiki dan mengembangkan skill dan kepribadian dirinya
agar menjadi seorang pemimpin yang lebih baik serta pandai beradaptasi dengan
lingkungan. Sehingga dari dasar itulah manusia dapat memilah dan memilih mana
yang baik, mana yang kurang baik, dan mana yang perlu dikerjakan dan mana pula
yang tidak perlu dikerjakan. Hal ini akan mudah diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari manakala seorang pemimpin pendidikan sudah mengetahui dan
memahami konsep peran dan tugasnya serta tidak kalah penting harus mempunyai
kepribadian unggul sebagai landasan dalam berperilaku, yang memang terus
menerus dikembangkan. Terlepas dari hal ini, bahwa peran pemimpin pendidikan
menjadi sangat vital dalam kemajuan dan tercapainya tujuan pendidikan itu
sendiri. Pemimpin pendidikan sebagai top leader dalam sebuah institusi
pendidikan dituntut dapat merumuskan dan mengkomunikasikan visi dan misi yang
jelas dalam memajukan mutu pendidikan. Artinya bahwa pemimpin pendidikan sangat
mempengaruhi akan maju mundurnya mutu pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang diatas kami akan memaparkan
tentang kepemimpinan pendidikan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang berkaitan dengan Kepemimpinan
Pendidikan antara lain:
1. Apa
pengertian dari kepemimpinan pendidikan?
2. Apa saja
tugas dari kepemimpinan pendidikan?
3. Apa saja fungsi
dari kepemimpinan pendidikan?
4. Apa saja
tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
5. Apa saja
syarat-syarat untuk menjadi seorang kepemimpinan pendidikan?
6. Apa saja
keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam kepemimpinan
pendidikan?
7. Apa saja
pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan?
8. Bagaimana cara pelaksanaan pembinaan kepemimpinan pendidikan?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah Kepemimpinan Pendidikan
antara lain:
a.
Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan
pendidikan
b. Untuk
mengetahui tugas dari kepemimpinan pendidikan
c. Untuk
mengetahui fungsi dari kepemimpinan pendidikan
d. Untuk
mengetahui tipe-tipe kepemimpinan pendidikan
e. Untuk
mengetahui syarat-syarat untuk menjadi seorang kepemimpinan pendidikan
f. Untuk
mengetahui keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam
kepemimpinan pendidikan
g. Untuk
mengetahui pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan
h.
Untuk mengetahui cara pelaksanaan pembinaan kepemimpinan pendidikan
D. Manfaat
1. Untuk menambah
pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan
2. Untuk menambah
wawasan bagi para pembaca tentang kepemimpinan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan
secara umum didefinisiksn sebagai kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan memaksa orang atau kelompok agar dapat menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Pengertian
kepemimpinan pendidikan menurut beberapa para ahli, antara lain:
1. Menurut
Sauders, kepemimpinan pendidikan adalah beberapa tindakan untuk memfasilitasi
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Dengan demikian kepemimpinan pendidikan
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemimpin pendidikan (sebagai
leader) untuk mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan.
2. Menurut
Sadler, kepemimpinan pendidikan adalah adanya aktivitas atau proses
mempengaruhi, perilaku yang menjadi panutan, interaksi antar pemimpin dan
pengikut serta pencapaian tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam
mencapai tujuan dan perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju.
3.
Menurut Diriwat dkk (1976:22), kepemimpinan pendidikan adalah satu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing,
mengkoordinir dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungan dengan
pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar
supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di
dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
Jadi, Kepemimpinan
Pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan
efisien.
B. Tugas
Kepemimpinan Pendidikan
Tugas dari
kepemimpinan pendidikan, yaitu:
membantu orang-orang di dalam masyarakat sekolah merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan, memperlancar proses belajar-mengajar dan mengembangkan pengajaran
yang lebih efektif, membentuk atau membangun suatu unit organisasi yang
produktif, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
anak didik dari satu tahap ke tahap lainnya sampai meraih titik kemampuan yang optimal.
C. Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi utama
kepemimpinan pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja,
antara lain:
1. Pemimpin
membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa
kebebasan.
2. Pemimpin
membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan
rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
3. Pemimpin
membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok
dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling
efektif dan efisien.
4. Pemimpin
bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.
5. Pemimpin
bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
D. Tipe-tipe
Kepemimpinan Pendidikan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam
melaksanakan proses kepemimpinan terjadi adanya suatu perbedaan antara pemimpin
yang satu dengan pemimpin yang lainnya, menurut
George R. Terry yang dikutip dari Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi
tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu:
- Tipe
kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam
sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan
mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau
langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
- Tipe
kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala
sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media
non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
- Tipe
kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership).
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan
tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat
dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
- Tipe
kepemimpinan demokratis (democratis leadership).
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut
bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan,
perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota
dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang
diinginkan.
- Tipe
kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership).
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan
dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi
dan untuk memberi arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
- Tipe
kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership).
Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal yang mana mungkin mereka
berlatih dengan adanya sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan
persaingan dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul
pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelompok
tersebut menurut bidang keahliannya dimana ia ikut berkecimpung.
E. Syarat-syarat
Kepemimpinan Pendidikan
Syarat-syarat
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan, antara lain:
v Rendah hati
dan sederhana
v Bersifat
suka menolong
v Sabar dan
memiliki kestabilan emosi
v Percaya kepada
diri sendiri
v Jujur, adil,
dan dapat dipercaya
v Keahlian
dalam jabatan
F. Keterampilan
dalam Kepemimpinan Pendidikan
Keterampilan
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam kepemimpinan pendidikan menurut
Kinball Wiles,
(1961:18-25), antara lain:
1. Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara
kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai
seorang pemimpin yang baik. Untuk itu, harus memiliki kemampuan bagaimana
caranya untuk menyusun rencana bersama, mengajak anggotanya berpartisipasi,
memberi bantuan kepada anggota kelompok, memupuk moral kelompok, bersama-sama
membuat keputusan. Pemimpin tidak hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
2.
Keterampilan
dalam hubungan insani
Hubungan insani merupakan hubungan-hubungan
antar manusia (kemanusiaan). Ada dua jenis hubungan yaitu:
a.
Hubungan karena tugas resmi
b.
Hubungan kekeluargaan
3.
Keterampilan
dalam proses kelompok
Dalam meningkatkan partisipasi
anggota kelompok harus dapat mengefektifkan potensi. Pemimpin sebagai penengah,
pendamai, dan bukan menjadi hakim.
4.
Keterampilan
dalam proses administrasi personalia
Kegiatan ini mencangkup segala usaha
yang menggunakan keahlian yang dimiliki petugas secara efektif. Kegiatannya
meliputi seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan,
bimbingan, dan pengembangan, serta kesejahteraan.
5.
Keterampilan
dalam menilai
Merupakan usaha untuk mengetahui
sejauh mana tujuan sudah tercapai. Teknik dan prosedur evaluasi dapat
menentukan tujuan penilaian, menetapkan norma atau ukuran yang akan dinilai,
mengumpulkan data-data, pengolahan data, dan menyimpulkan hasil penilaian.
Ada tiga keterampilan atau skills yang harus dikuasai
oleh seorang pemimpin menurut Kazt, yaitu:
1. Human Relatian Skill
Kemampuan berhubungan dengan bawahan.
2. Technical Skill
Kemampuan menerapkan ilmunya ke dalam pelaksanaan
(operasional).
3. Conceptional Skill
Kemampuan dalam melihat sesuatu secara
keseluruhan yang kemudian dapat merumuskannya. Seperti dalam mengambil
keputusan, membentuk kebijakan, dll. Kemampuan ini juga disebut Managerial
Skill.
G. Pendekatan
dalam mempelajari Kepemimpinan Pendidikan
Pendekatan-pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan
pendidikan, antara lain:
1.
Pendekatan
Sifat (Traits Aproach)
Pendekatan
yang didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah
penting bagi kesuksesan pemimpin.
2.
Pendekatan Keperilakuan
(Behavioral Aproach)
Pendekatan
yang memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan
sifat-sifatnya. Pendekatan ini melihat dan mengidentifikasi perilaku yang khas
dari pemimpin dalam kegiatannya dalam mempengaruhi anggota-anggota kelompoknya.
Pendekatan ini menitikberatkan dalam pandangan pada dua aspek perilaku kepemimpinan,
yaitu:
Fungsi-fungsi kepemimpinan
Gaya-gaya kepemimpinan
Gaya-gaya kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai gaya yang berorientasi
pada tugas (task oriented) dan gaya yang berorientasi dengan bawahannya
(employee oriented).
- Pendekatan
Kontingensi/Situasi
Pendekatan ini banyak melahirkan beberapa model
kepemimpinan, diantaranya:
1.
Model Kepemimpinan Kontingensi
·
Dikembangkan oleh Fred.E. Fiedlr.
·
Seorang pemimpin akan sukses bila menerapkan gaya
kepemimpinan
yang berbeda.
2.
Model Kepemimpinan Situasional
·
Dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H.Blanchard.
M.
·
Pemimpin yang efektif tergantung pada taraf kematangan
pengikut dan
kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya, baik
orientasi tugas ataupun hubungan antar manusia.
H. Cara Pelaksanaan Pembinaan
Kepemimpinan Pendidikan
Menurut
Wahjosumidjo terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
kepemimpinan pendidikan (kepala sekolah), yaitu: memberikan perhatian secara
sistemik dan terus menerus terhadap siklus kegiatan: rekruitmen, seleksi,
pengangkatan, penempatan, pembinaan, evaluasi terhadap kepala sekolah, dan
komputerisasi di sekolah.
a.
Seleksi
kepala sekolah
Seleksi
adalah suatu proses pengambilan keputusan terhadap individu yang dipilih karena
kebaikan yang dimilikinya daripada yang lain, untuk mengisi satu jabatan yang
didasarkan pada karakter atau sifat-sifat baik daripada individu tersebut,
sesuai dengan persyaratan jabatan yang diinginkan. Tujuan seleksi adalah untuk
mengisi kekosongan jabatan yang ada dengan orang yang memenuhi kualifikasi yang
diharapkan. Salah satu usaha agar proses seleksi dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya, diperlukan standar kriteria seleksi yang didefinisikan lebih
sempurna dan spesifik.
b.
Pengangkatan
dan Penempatan Kepala Sekolah
Setelah seleksi
dilaksanakan mengusulan proses pengangkatan dan penempatan kepala sekolah.
Proses ini sangat ditentukan oleh hasil yang dicapai dalam proses seleksi
dimana di dalam proses seleksi telah dipilih, dan ditentukan calon-calon
terbaik melalui berbagai cara atau pendekatan baik melalui pemeriksaan dokumen,
tes dan interview.
c.
Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat)
Pelatihan
merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk memperbaiki kepemimpinan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia yang
sangat strategis. Sebab dalam program pendidikan dan pelatihan selalu berkaitan
dengan masalah nilai, norma, dan perilaku individu dan kelompok. Program
pendidikan dan pelatihan selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti
pengembangan pribadi, pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan
yang remidial, motivasi, meningkatkan mobilitas, dan keamanan anggota
organisasi. Tujuan utama pendidikan
dan pelatihan kepala sekolah adalah untuk memperoleh kecakapan khusus yang
diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
kepemimpinan sekolah.
d.
Evaluasi
Kepala Sekolah
Di samping
seleksi, program pendidikan dan pelatihan, ada cara lain yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, yaitu
melalui evaluasi kepala sekolah. Persoalan
penting yang berkaitan dengan evaluasi kepala sekolah adalah bagaimana
menentukan keberhasilan kepala sekolah sebagai jawaban atas pertanyaan:
Bagaimana kepala sekolah dapat bekerja dengan baik. Tujuan utama evaluasi
kepala sekolah adalah untuk mempengaruhi atau memotivasi tumbuhnya perubahan
efektif di dalam perilaku berikutnya dari seorang kepala sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan
pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan,
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Tugas kepemimpinan pendidikan adalah membantu orang-orang di dalam masyarakat sekolah
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan, memperlancar proses belajar-mengajar dan
mengembangkan pengajaran yang lebih efektif. Fungsi
kepemimpinan pendidikan adalah untuk membina persaudaraan dan bertanggung jawab
dalam mengambil keputusan, mengembangkan, dan mempertahankan eksistensi
organisasi. Tipe-tipe kepemimpinan dibagi menjadi enam, yaitu: tipe
kepemimpinan pribadi, tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan
otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, dan tipe
kepemimpinan menurut bakat. Syarat-syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan
yaitu rendah hati, suka menolong, percaya kepada diri sendiri, jujur, adil, dan
memiliki keahlian dalam jabatan. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin antara lain keterampilan dalam memimpin, dalam hubungan insani, dalam
proses kelompok, dalam proses administrasi personalia, dan dalam menilai.
Keterampilan atau skills yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin menurut
Kazt, yaitu human relatian skill, technical skill, dan conceptional skill. Pendekatan
dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan antara lain pendekatan sifat, pendekatan
keperilakuan, dan pendekatan kontingensi/situasi. Menurut
Wahjosumidjo terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
kepemimpinan pendidikan (kepala sekolah), yaitu: memberikan perhatian secara
sistemik dan terus menerus terhadap siklus kegiatan: rekruitmen, seleksi, pengangkatan,
penempatan, pembinaan, evaluasi terhadap kepala sekolah, dan komputerisasi di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Wirjana, Bernardine R. dan Supardo, Susilo. 2002. Kepemimpinan Sebagai
Dasar-Dasar dan Pengembangannya.Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sujak, Agi.1990. Kepemimpinan
Manajer:Eksistensinya Dalam Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali.
Suryana, Asep. 2010. Kepemimpinan Dalam Pendidikan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.