Cinta....
Sesungguhnya
aku belum mampu menguraikan apa itu arti cinta yang sesungguhnya.
Kata orang, cinta itu indah
Cinta
itu bahagia
Cinta
itu sedih kala sang pujangga cinta jauh dari sang permata hati
Cinta
itu ketulusan, dan lain sebagainya
Entahlah,
rasa cinta mana yang hakiki yang benar-benar dari hati.
Aku
belum mampu membedakan mana itu ketulusan dan mana itu hawa nafsu.
Saya
rasa itu tak ada bedanya, antara ketulusan dan hawa nafsu.
Sejujurnya
aku tak ingin mengingat-ingat hal tersebut. Jujur aku tak suka dengan laki-laki
yang tak mampu menghargai seorang wanita. Kalau nantinya akan berjodoh dalam
keadaan apapun dan dengan cara apapun Alloh akan menyatukannya. Aku juga bukan
wanita yang baik-baik. Tetapi aku berusaha menjadi yang lebih baik.
Sejujurnya
aku masih terus mengingat wajahnya.
Wajah
yang tak pernah hilang dari pandangan mata ini.
Ketika
aku merasa sendiri, tiba-tiba wajahnya menari-nari dalam lamunanku.
Ach.....
Aku
mencoba menepisnya, tetapi semakin aku mencoba tuk menepisnya akan semakin
bertambah rasa ini kepadanya.
Dia
berasalah dari sebuah pesantren, dan aku yakin dia akan jauh bisa memuliakan
seorang wanita, karena di pesantren diajarkan bagaimana memuliakan wanita, di
sana berbagai pendidikan agama diajarkan, itu yang membuat aku menjadi
terpesona akan dirinya.
Nada
suaranya, wajahnya, lesung pipinya.. begitu tergambar penuh di memory otakku.
Dia
juga suka baca novel sepertiku.. dia juga suka film India sepertiku akan tetapi
dia tidak semaniak aku ahehehe..
Aku
hanya bisa diam.
Menyembunyikan
rapat-ratap perasaan ini.
Aku
takut jika ia tidak memiliki perasaan yang sama seperti apa yang aku rasakan. Walalupun
terkadang ia mengucapkan hal-hal yang tidak aku duga.
Jika
kehadirannya hanya bagaikan desiran ombak,
Yang
sejenak datang lalu pergi.
Maka
hilangkanlah hapuskanlah ia dari pandangan mata ku.
Jika
kedatangannya bagaikan rembulan yang mampu menghiasi dunia.
Biarkan
ia terus berada dalam hati ini.
Sampai
Engkau memberikan aku yang terbaik.
Aku
cinta dengan dia layaknya seorang lawan jenis.
Tetapi
aku sadar, aku tidak sepadan pemahaman dengannya.
Dia
seorang santi, sedangkan aku seorang mahasiswi biasa. Yang sangat jelas berbeda
bidang. Jujur aku masih ingin menatap wajah lembutnya. Melihat seulas senyuman
di wajahnya. Melihat betapa manisnya ia ketika tersenyum.
Tuhan,
hadirkan ia dalam hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar