Senin, 19 Mei 2014

Laporan seni karawitan di ISI Surakarta



LAPORAN OBSERVASI SENI KARAWITAN
DI ISI SURAKARTA
Laporan  ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah  Pendidikan Apresiasi
Seni Karawitan
Dosen Pengampu: Waluyo Sastro Sukarno

Disusun oleh:
Nama               : Zuli Isnawati
Kelas               : IV G
NIM                : A 510120209

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014




Kata Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti halus, indah ataupun rumit. Awalnya kata Karawitan digunakan untuk menyebut setiap kesenian jawa yang kini disebut tradisional. Namun dalam bahasa Jawa 'Karawitan' dipakai untuk mengacu pada musik gamelan. Karawitan ditinjau dari fungsinya mempunyai 2 arti yaitu arti secara luas dan arti secara sempit / khusus. Arti luas berarti seni suara, sedangkan arti sempit berarti seni suara yang beristem Slendro dan Pelog. Jadi Karawitan adalah seni uara yang bersistem Slendro dan Pelog baik vokal maupun instrumental.

Karawitan disebut juga musik pentatonis yang berasal dari kata penta dan tonis. Penta artinya lima sedangkan tonis dari kata toone yang berarti nada. Jadi karawitan adalah seni musik yang hanya menggunakan lima nada pokok saja.beikut adalah hasil observasi yang saya lakukan bersama teman-teman di ISI Surakarta pada tanggal 11 dan 16 April 2014 pukul 20.00 – 22.00 WIB.
  
A.    Seni Karawitan Tradisional
Dalam pagelaran seni karawitan tradisional di ISI Surakarta yang saya observasi pada tanggal 11 April 2014, di sana kami FKIP PGSD UMS semester IV  menjadi sebagai salah satu tamu atau audien yang menyaksikan begitu megahnya pagelaran yang di disajikan pihak ISI Surakarta. Seni karawitan tradisional merupakan seni musik karawitan yang menggunakan alat-alat gamelan keseluruhan tanpa kecampuran alat-alat musik modern, serta panembangan (sinden) yang sangat menarik dan begitu memikat audien dengan suara yang sangat merdu dan indah. Berikut ini adalah pagelaran yang disajikan ISI Surakarta pada seni karawitan tradisional yaitu, sebagai berikut:
1.      Sajian pertama
Pada sajian pertama yang disajikan pengrawit satu terdapat pemain kurang lebih 28 orang yang menggunakan semua alat-alat gamelan ditambah dengan rebab dan siter. Terdapat panembang (sinden) 5 orang yang menyayikan atau melagukan tembang macapat tetapi dengan bantuan buku yang ada disampingnya. Sajian yang disajikan cukup menarik perhatian para audien, sehingga membuat para audien pada akhir pertunjukan sajian pertama memberikan apresiasi berupa applause. Para pemain khususnya panembang (sinden) memakai pakaian kebaya yang berwarna merah kekuning-kuningan dan sanggul, untuk pemain pengrawit laki-laki memakai baju berwarna hitam kecoklatan dan memakai blangkon. Untuk instrumen musik yang di mainkan cukup baik dan menyita perhatian audien.


Gambar 1. Pengrawit pertama seni karawitan tradisional



B.  Seni Karawitan Modern
Dalam pagelaran musik karawitan di ISI Surakarta pada tanggal 16 April 2014, di sana menyajikan pagelaran yang sangat menarik dan indah untuk dilihat mata telanjang. Sajian yang begitu memukau para audien sehingga membuat audien memasangkan pandangan pada sajian yang ada. Pada kali ini pagelaran yang disajikan yaitu karawitan atau musik modern, yang sudah kita ketahui semua musik modern selalu mengalami inovasi dari tahun ke tahun. Berikut sajian yang ada pada pagelaran ISI Surakarta yaitu, sebagai berikut:


1.      Kluthekan
a)         Komposisi                        : Kluthekan
b)        Komposer                         : Arna Saputra
c)         Alat yang digunakan        : Sepenuhnya menggunakan botol dan  gelas yang berisi air yang nantinya dimainkan dengan cara tangan digeser-geserkan atau di pukul dengan menggunakan alat yang berbahan karet. Selain itu ada gerobak untuk alat memasak dan perabotan, seperti orang-orang yang menjual makanan di warung-warung.
d)        Deskripsi                          : Kluthekan pada sajian karawitan modern ISI Surakarta instrumen yang digunakan atau disajikan cukup menarik dan menyita para audien. Sebagian pemaian laki-laki memainkan alat-alat karawitan modern seperti botol dan gelas yang berisi air tadi sehingga instrumen yang dihasilkan memiliki suara-suara yang berbeda dari alat musik yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, para pemain perempuan sibuk dengan masakan atau hidangan makanan yang akan dihidangkan kepada para pembeli, sambil mengucapkan kata-kata “kluthak kluthek” secara terus menerus tetapi juga ada jedanya. Para pemaian perempuan juga berdialog seperti acting yang berada di televisi-televisi dengan ekspresi yang bagus dan pas, hal itu membuat para audien memusatkan pandangan matanya kepada para sajian “kluthekan”

 


Gambar 4. Sajian kluthekan seni karawitan modern.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar