Rabu, 28 Mei 2014

celotehanku minggu ini mengenai mata kuliah


Pada minggu ini, pertemuan kali ini yaitu mata kuliah Media Pembelajaran dan ICT membahas mengenai hiperlink dan yang lainnya, tentunya dijelaskan mengenai sedikit materi tentang kompetensi dasar dan indikator yang ada kaitannya dengan teknologi.  Diajari bagaimana cara membuat hiperlink yang bagus dan menyingkronkan antara background dengan tulisan. Sebagian dari kelompok yang sudah di tunjuk oleh ibu dosen pada pertemuan yang lalu, yaitu di suruh membuat media pembelajaran untuk anak SD dengan power point hiperlink tersebut. Dari kelompok yang ada sudah bagus media yang digunakan, tetapi hanya backgroundnya yang terkadang tidak singkron dengan tulisan. Kadang tulisannya kalah dengan background yang diterapkan. Jadi butuh ketelitian dalam memilih background dan menyingkronkan dengan tulisan, agar power point yang disajikan dapat terlihat bagus dan menyita perhatian audien.
Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dan di pelajari pada minggu ini. Karena kita seringkali melakukan presentasi menggunakan power point , sehingga ilmu tersebut dapat diterapkan saat kita presentasi di depan kelas.
Selain itu, diajari pula untuk membuat storybird. Yang pada dasarnya saya tidak mengetahui apa-apa mengenai storybird tersebut. Melalui mata kuliah ini dapat mengetahui storybird itu apa, mendapatkan ilmu baru lagi tentang storybird itu sendiri. Walaupun pada akhirnya juga meminta bantuan kepada teman untuk membantu dan mengarahkan mengenai pembuatan storybird tersebut.
Jadi sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas yang ada kaitannya dengan teknologi. Bahkan bermanfaat pula bagi kami calon pendidik mengenai ilmu tersebut, sehingga dapat kita amalkan kepada peserta didik nantinya.


Selasa, 27 Mei 2014

Asyik jika selalu belajar bersama-sama kawand...



Pada semster ini yang membuat saya tertarik yaitu mata kuliah karawitan. Karena karawitan merupakan seni yang harus dilestarikan oleh budaya Indonesia, selain itu karawitan merupakan peninggalan sejarah yang sangat indah. Dengan mempelajari seni karawitan, saya menjadi tau seluk beluk alat gamelan, yang awalnya belum saya ketahui itu nama alat apa sekarang menjadi tau. Bukannya mata kuliah yang lain menjadi tidak di senangi, pada dasarnya semua mata kuliah memiliki daya pikat tersendiri. Tetapi yang sangat menyita perhatian yaitu mata kuliah karawitan.
Setelah beberapa pertemuan ini, kami semua anak PGSD diajari mengenai musik gamelan, jenis-jenisnya dan tembang macapat juga. Selain itu, diajari pula untuk memainkan alat musik gamelan. Alat musik yang digunakan para wali untuk jihad menyebarkan agama islam di Indonesia. Dengan berbagai metode dan cara alat musik gamelan tersebut di mainkan sehingga menjadi sangat indah jika di dengarkan. Selalu terngiang di daun telinga.
Apa lagi semenjak diberi tugas oleh pak dosen untuk mengunjungi ISI institut Seni Indonesia di Surakarta. Di sana kami ditugaskan untuk mengamati pagelaran yang disajikan pihak ISI Surakarta. Pada tanggal 11 April pagelaran di ISI menyajikan alat musik tradisional sedangkan pada tanggal 16 April menyajikan alat musik modern. Setelah proses pengamatan yang saya lakukan selesai, sungguh begitu indah pagelaran yang disajikan oleh ISI Surakarta. Apalagi yang alat musik modern sangat begitu bervariasi dan menyita pandanganku untuk tetap selalu mengarahkan pandanganku kepada para pemain, karena begitu indah dan memukau sehingga membutuhkan energi mata yang selalu terbuka untuk terus melihat pagelaran yang disajikan.
Yang selanjutnya yaitu mata kuliah Media Pembelajaran dan ICT. Tentunya mata kulaih ini berkaitan pula dengan teknologi yang ada pada zaman sekarang. Yang pada dasarnya calon pendidik sekarang diwajibkan untuk dapat mengoperasikan teknologi yang ada sehingga dapat mempermudah saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.


Senin, 19 Mei 2014

Laporan seni karawitan di ISI Surakarta



LAPORAN OBSERVASI SENI KARAWITAN
DI ISI SURAKARTA
Laporan  ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah  Pendidikan Apresiasi
Seni Karawitan
Dosen Pengampu: Waluyo Sastro Sukarno

Disusun oleh:
Nama               : Zuli Isnawati
Kelas               : IV G
NIM                : A 510120209

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014




Kata Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti halus, indah ataupun rumit. Awalnya kata Karawitan digunakan untuk menyebut setiap kesenian jawa yang kini disebut tradisional. Namun dalam bahasa Jawa 'Karawitan' dipakai untuk mengacu pada musik gamelan. Karawitan ditinjau dari fungsinya mempunyai 2 arti yaitu arti secara luas dan arti secara sempit / khusus. Arti luas berarti seni suara, sedangkan arti sempit berarti seni suara yang beristem Slendro dan Pelog. Jadi Karawitan adalah seni uara yang bersistem Slendro dan Pelog baik vokal maupun instrumental.

Karawitan disebut juga musik pentatonis yang berasal dari kata penta dan tonis. Penta artinya lima sedangkan tonis dari kata toone yang berarti nada. Jadi karawitan adalah seni musik yang hanya menggunakan lima nada pokok saja.beikut adalah hasil observasi yang saya lakukan bersama teman-teman di ISI Surakarta pada tanggal 11 dan 16 April 2014 pukul 20.00 – 22.00 WIB.
  
A.    Seni Karawitan Tradisional
Dalam pagelaran seni karawitan tradisional di ISI Surakarta yang saya observasi pada tanggal 11 April 2014, di sana kami FKIP PGSD UMS semester IV  menjadi sebagai salah satu tamu atau audien yang menyaksikan begitu megahnya pagelaran yang di disajikan pihak ISI Surakarta. Seni karawitan tradisional merupakan seni musik karawitan yang menggunakan alat-alat gamelan keseluruhan tanpa kecampuran alat-alat musik modern, serta panembangan (sinden) yang sangat menarik dan begitu memikat audien dengan suara yang sangat merdu dan indah. Berikut ini adalah pagelaran yang disajikan ISI Surakarta pada seni karawitan tradisional yaitu, sebagai berikut:
1.      Sajian pertama
Pada sajian pertama yang disajikan pengrawit satu terdapat pemain kurang lebih 28 orang yang menggunakan semua alat-alat gamelan ditambah dengan rebab dan siter. Terdapat panembang (sinden) 5 orang yang menyayikan atau melagukan tembang macapat tetapi dengan bantuan buku yang ada disampingnya. Sajian yang disajikan cukup menarik perhatian para audien, sehingga membuat para audien pada akhir pertunjukan sajian pertama memberikan apresiasi berupa applause. Para pemain khususnya panembang (sinden) memakai pakaian kebaya yang berwarna merah kekuning-kuningan dan sanggul, untuk pemain pengrawit laki-laki memakai baju berwarna hitam kecoklatan dan memakai blangkon. Untuk instrumen musik yang di mainkan cukup baik dan menyita perhatian audien.


Gambar 1. Pengrawit pertama seni karawitan tradisional



B.  Seni Karawitan Modern
Dalam pagelaran musik karawitan di ISI Surakarta pada tanggal 16 April 2014, di sana menyajikan pagelaran yang sangat menarik dan indah untuk dilihat mata telanjang. Sajian yang begitu memukau para audien sehingga membuat audien memasangkan pandangan pada sajian yang ada. Pada kali ini pagelaran yang disajikan yaitu karawitan atau musik modern, yang sudah kita ketahui semua musik modern selalu mengalami inovasi dari tahun ke tahun. Berikut sajian yang ada pada pagelaran ISI Surakarta yaitu, sebagai berikut:


1.      Kluthekan
a)         Komposisi                        : Kluthekan
b)        Komposer                         : Arna Saputra
c)         Alat yang digunakan        : Sepenuhnya menggunakan botol dan  gelas yang berisi air yang nantinya dimainkan dengan cara tangan digeser-geserkan atau di pukul dengan menggunakan alat yang berbahan karet. Selain itu ada gerobak untuk alat memasak dan perabotan, seperti orang-orang yang menjual makanan di warung-warung.
d)        Deskripsi                          : Kluthekan pada sajian karawitan modern ISI Surakarta instrumen yang digunakan atau disajikan cukup menarik dan menyita para audien. Sebagian pemaian laki-laki memainkan alat-alat karawitan modern seperti botol dan gelas yang berisi air tadi sehingga instrumen yang dihasilkan memiliki suara-suara yang berbeda dari alat musik yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, para pemain perempuan sibuk dengan masakan atau hidangan makanan yang akan dihidangkan kepada para pembeli, sambil mengucapkan kata-kata “kluthak kluthek” secara terus menerus tetapi juga ada jedanya. Para pemaian perempuan juga berdialog seperti acting yang berada di televisi-televisi dengan ekspresi yang bagus dan pas, hal itu membuat para audien memusatkan pandangan matanya kepada para sajian “kluthekan”

 


Gambar 4. Sajian kluthekan seni karawitan modern.